Di Arena Final Wushu, Ketua Harian KONI Kota Bima Bersiteru Dengan Walikota Mataram

Sudirman DJ Bersama Echa Atlet Wushu Kota Bima Peraih Medali Emas di Ajang Poprov NTB 2023

Visioner Berita Mataram NTB-Pertarungan Final Cabang Olah Raga (Cabor) Wushu yang berlangsung di rumah dinas Walikota Mataram, H. Mohan Rosalika pada Selasa (21/2/2023) berlangsung ricuh. Kericuhan itu terjadi pasca wasit dan juri yang diduga curang memenangkan atlet Wushu Kota Mataram Vs atlet Wushu Kota Bima, Habib Muhtar.

Liputan langsung sejumlah Awak Media pada moment tersebut melaporkan, kericuhan tersebut bukan saja diwarnai oleh adanya aksi protes oleh Pengurus KONI Kota Bima, para pelatih, atlet dan suporter asal Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Tetapi juga diwarnai dengan ketegangan yang nyaris memicu terjadinya bentrokan fisik.

Walikota Mataram yang juga Ketua Wushu NTB, H. Mohan Rosalika pun terlihat praktis "meladeni" Ketua Harian KONI Kota Bima, Sudirman DJ, SH yang saat itu terlihat marah besar akibat kecurangan wasit, juri dan dugaan intervensi Mohan Rosalika atas kekalahan Habib Muhtar dimaksud.

"Jangan ribut-ribut. Saya ini Walikota Mataram. Dan saya adalah Ketua Wushu NTB," kata Mohan yang sempat didengar oleh Ketua Harian KONI Kota Bima tersebut saat kericuhan terjadi.

Hal tersebut terlihat kian mengusung tingginya tensi ketegangan. Kendati demikian kondisinya, namun tak sempat terjadi benturan fisik antara keduanya.

"Memang saya takut karena kamu Walikota Mataram dan Ketua Wushu NTB. Keputusan mengalahkan Habib Muhtar adalah bukti kecurangan wasit dan juri serta dugaan intervensi Mohan baik selaku Walikota Mataram maupun Ketua Wushu NTB," teriak Sudirman DJ hingga membuat Mohan mundur beberapa langkah dan kembali ke tempat semula.

Walau demikian, nampaknya ketegangan masih terus berlangsung. Sejumlah ornamen yang ada diluar pintu arena juga ditendang oleh sejumlah Suporter, pengurus KONI Kota Bima dan para suporter. Tak hanya itu, sebelumnya sejumlah suporter juga sempat menendang kursi yang ada di sebelah kanan ring pertarungan.

"Protes saja tidak bisa. Sementara protes itu juga ada biayanya. Namun, sama sekali kita tidak diberikan kesempatan untuk memprotes. Tetapi mereka langsung mengumumkan pemenang pertandingan. Ini benar-benar merugikan Kota Bima serta masa depan atlet Wushu NTB," timpal politis Partai Gerindra yang juga Anggota DPRD Kota Bima yang akrab disapa DJ ini.

Masih dalam liputan sejumlah Awak Media pada moment ketegangan tersebut, ketegangan terjadi sekitar 1 jam lamanya. Disaat ketegangan masih berlangsung, pintu depan arena pertandingan Wushu langsung ditutup oleh Aparat Kemanan baik Polri maupun Sat Pol PP setempat. Dan di dalam ruangan tertutup itu, dilangsungkan kegiatan pengalungan medali kepada para juara Wushu di berbagai kelas.

"Salam olah raga kini nampaknya telah berubah menjadi maling olah raga. Sportivitas yang mestinya dijunjung tinggi khususnya di arena Wushu ini pun hanya dijadikan sebagai simbol semata. Sebab, mereka telah membuktikan kecurangannya. Ini jadi ancaman berat bagi SDM atlet NTB di ajang Pra PON mendatang. Dugaan kecurangan yang terjadi di pentas Porprov NTB tahun 2023 ini dimulai dari pihak KONI NTB. Dan dugaan kecurangan tersebut, sesungguhnya bukan rahasia umum lagi. Dan nanti kita akan buktikan soal seberapa hebatnya pihak yang dijuarakan oleh mereka di ajang Pra PON nanti," tegas DJ lagi.

Lagi-lagi dalam liputan sejumlah Awak Media, sekitar setengah jam pengalungan medali kepada juara akhirnya Mohan keluar untuk tujuan ke Rumah Dinasnya. Saat itu Mohan dikawal oleh sejumlah orang dan Ajudannya. Namun sebelumnya beranjak ke rumah Dinasnya, Mohan sempat hendak ingin bersalaman dengan Ketua Harian KONI Kota Bima dan sejumlah atlet Wushu Kota Bima serta pengurus KONI Kota Bima yang sedang duduk di teras.

"Ayo masuk ke dalam. Mari kita ngopi-ngopi di dalam ruangan sana," ajak Mohan saat itu.

Sayangnya, pada moment itu Ketua Harian KONI Kota Bima, atlet, pelatih, sejumlah Pengurus KONI Kota Bima terlihat bersikap "acuh" alias mengabaikan ajakan Mohan itu. Dan atas penolakan tersebut, mimik wajah Mohan terlihat praktis saja "berbeda".

"Ayo kita pulang. Kita sudah menyaksikan bersama-sama tentang kecurangan yang terjadi di pentas final Cabor Wushu ini," ujar Ketua Harian KONI Kota Bima serta rombongannya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.