Ini Penjelasan Rasional dan Detail Walikota Bima Soal WiFi di 212 Titik di Kota Bima

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE

Visioner Berita Kota Bima-Jum’at sore (10/2/2023), lebih dari 20 menit lamanya Media Online www.visionerbima.com bersma Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE. Moment itu dimanfaatkan oleh Media ini untuk lebih banyak bertanya tentang esensi utama Walikota Bima mewujudkan sebua terobosan baru yakni memasang WiFi di 212 titik di Kota Bima itu.

“Kita bicara lebih santai disini. Masih membicarakan soal WiFi untuk kebutuhan masyarakat Kota Bima yang dipasang di 212 titik itu ya?. Sejauh ini, apresiasi dari masyarakat terutama para penerima manfaat yang saya terima baik secara langsung maupun secara tidak langsung masih sangat baik,” sahutnya mengawali perbicangan santai dimaksud.

Manfaat dari WiFi untuk rakyat Kota Bima yang dibiayai dari dana APBD 2 Kota Bima sebesar Rp1,3 miliar tersebut, menurtnya masih ada pihak tertentu yang belum mengerti. Jika sebelumnya seorang warga menghabiskan uang sebesar Rp150 ribu per bulan hanya untuk membeli paket internet, maka dengan kehadiran WiFi gratis yang dibiayai oleh Pemerintah tersebut bisa menghemat uang sebesar Rp150 ribu pula.

“Itu baru satu warga ya. Kalau dihitung secara keseluruhan tentang efisiensi keuangan warga yang menggunakan WiFi secara gratis tersebut, maka silahkan kalkulasi sendiri. Uang yang biasanya mereka gunakan untuk membeli paket internet, tentu saja bisa digunakan untuk hal penting lainnya oleh mereka setelah menikmati WiFi gratis yang disediakan oleh Pemerintah tersebut. Cara menghitungnya tentu sangat sederhanakan,” tanyanya.

Politisi Partai Golkar yang juga mantan Anggota DPR RI dua periode ini memaparkan, kehadiran WiFi gratis tersebut, bukan saja berimbaskan kepada efisiensi keuangan warga miskin. Tetapi juga menjadi hal penting bagi anak-anak sekolah untuk mendukung kegiatan belajarnya.

“Dengan adanya WiFi gratis ini, anak-anak sekolah bisa belajar tentang IPTEK, menyelesaikan Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan oleh guru-gurunya di sekolah. Dunia pendidikan saat ini, lebih dominan menggunakan dunia digital untuk mengakses berbagai kebutuhannya. Oleh sebab itu, anak-anak sekolah tentu sangat diuntungkan dengan kehadiran WiFi gatis ini. Jika anda orang kaya, tentu bisa membeli paket sendiri. Namun bagi warga miskin, tentu saja sangat bersyukur dengan adanya WiFi gratis ini. Hal itu tentu saja tidak bisa dibantah oleh siapapun. Tanyakan kepada penerima manfaatnya jika anda masih tidak percaya dengan penjelasan saya ini,” imbuhnya.

Jika selama ini ungkapnya, anggaran negara khususnya di Kota hanya bisa dinikmati oleh para pengusaha (kontraktor) melalui pekerjaan proyek pembangunan fisik dan Aparat Sipil Negara (ASN) melalui gaji bulanan, intensif, TPP dan lainnya diakuinya tak banyak orang yang berfikir tentang porsi penting bagi warga miskin di Kota Bima. Oleh karenanya, menghadirkan WiFi gratis yang dbiayai oleh APBD 2 Kota Bima tersebut, diakuinya sebagai bagian terbesar dari kecintaan pemimpin di Kota Bima untuk warga miskin.

“Dengan WiFi gratis ini, rakyat bisa berjualan secara online. Ekonomi warga menjadi tumbuh dan berkembang. Pun demikian halnya dengan para pelaku UMKM yang ada di Kota Bima ini. Selain belajar untuk mengembangkan hari ini dan masa depannya melalui internet gratis tersebut, mereka bisa menggunakan dunia digital untuk menumbuh kembangkan usahanya. WiFi yang dipasang di 212 titik di Kota Bima itu, esensinya adalah sebagai wujud nyata Pemerintah Kota (Pemkot) Bima kepada masyarakatnya, terutama warga miskin. Anda masih belum bisa memahaminya kah,” tanyanya dengan nada serius.

Nyaris tak ada bedanya antara WiFi gratis dan BPJS gratis untuk puluhan ribu warga miskin di Kota Bima yang dibiayai dengan dana APBD 2 Kota Bima. Program BPJS gratis tersebut, diakuinya telah membantu puluhan ribu warga miskin yang ada di Kota Bima.

“Kemiskinan warga Kota Bima tersebut, tentu saja membutuhkan kehadiran Pemerintah dengan kegiatan pro rakyat. Dengan BPJS gratis tersebut, masyarakat miskin Kota Bima jelas tertolong. Namun sebelumnya, beban kehidupan yang dipikul warga miskin di Kota Bima Bima sangatlah berat, belum lagi soal untuk biaya hidupnya sehari-hari dan kebutuhan anak-anaknya yang sekolah. Tetapi dengan BPJS gratis yang telah diberlakukan di Kota Bima ini, warga miskin menjadi tertolong. Mereka tak lagi ditimpa oleh beban yang berat lagi,” ulas orang nomor 1 di Kota Bima tersebut.

Menghadirkan WiFi gratis di 212 titik di Kota Bima, ditegaskanya disamping mendukung Kota Bima sebagai Smart City juga mendukung pelayanan langsung kepada masyarakat berbasis di RT se Kota Bima pula. Lutfi kemudian menjelaskan tentang alasan menempatkan titik WiFi pada RW. Yakni sebagai ruang koordinasi antara RT.

“Tidak selamanya RT-RT ini isi pulsa dan lainnya. Sebab, mereka bisa menggunakan WiFi. Sebab, pelaporan kita di Kota Bima ini berbasis pendekatan Aplikasi bernama SANINU. Semua RT di Kota Bima memiliki aplikasi itu. Hal itu tentu saja secara otomatis harus ditunjang oleh adanya WiFi. Itu, sesungguhnya tak ada lagi bagi RT-RT se Kota Bima untuk tidak memberikan laporan. Dan laporan tersebut, tentu terkoneksi langsung dengan Comman Centre sebagai pusat kendalinya,” terang Lutfi.

Kehadiran WiFi tersebut, dijelaskannya juga bertujuan untuk menekan laju inflasi. Inflasi tertinggi di Kota Bima karena instrumen, dijelaskannya bahwa yang pertama karena tiket pesawat dan penggunaan pulsa.   

“Nah, ini kita gelontorkan WiFi di 212 titik. Disamping itu juga ada WiFi yang bersumber dari CSR yakni di taman-taman. CSR tersebut bersumber dari sejumlah Perusahaan Negara (BUMN, BUMD dan lainya) nanti. Harapannya, pertama akan mempermudah akses masyarakat di dalam pendidikan anak-anaknya. Seandainya saja di dalam 1 rumah tangga ada 3 orang anaknya. Nah dengan adanya WiFi gratis tersebut maka sudah menekan biaya yang sedemikian rupa. Jika dikalikan dengan ribuan orang misalnya, berapa Miliar kira-kira uang warga Kota Bima yang ditekan melalui WiFi gratis,” tutur Lutfi.

Tututan dan kebuthan dunia pendidikan hari ini, diakuinya sangat tidak bisa dielakan. Semuanya sangat membutuhkan internet, baik kebutuhan penyelesaian tugas-tugas anak-anak sekolah di Kota Bima bisa dituntaskan.

“Itu manfaat dari sisi pendidikan. Kalau disisi ekonomi, itu bisa mempermudah untuk mengakses kebutuhannya melalui dunia digital. Salah satunya, warga bisa mempromosikan usahanya melalui saluran online,” jelas Lutfi.

Kehadiran WiFi gratis di 212 titik tersebut, dijelaskannya bisa mempermudah koordinasi antara warga dengan ketua RT setempat. Dengan hal itu, bisa memberikan laporan secepat mungkin bila ada keilangan sesuatu. Dan laporan tersebut kemudian terkoneksi langsung dengan Command Centre, selanjutnya dari Command Centre akan menghubungkannya secara langsung dengan seluruh CCTV yang ada di Kota Bima. Dan CCTV di Kota Bima ini, diakuinya terbuka.

“Misalnya jika ada kehilangan sepeda motor, dari laporan itu bisa terkoordinasi oleh Comand Centre melalui CCTV sehingga kita akan menjadi tahu bahwa sepeda motor menuju ke arah mana saja. Soal WiFi gratis di 212 titik tersebut tentu memberikan dampak positif berbagai sisi. Antara lain sisi ekonomi, keamanan, pendidikan dan lainya,” ulas Lutfi.

WiFi di 212 titik tersebut, diakui ada 10 titik yang merupakan kontribusi dari PT Telekom Indonesia Cabang Bima melalui CSRnya. Sementara untuk pihak Perbankan di Kota Bima, dijelaskanya akan dikoordinasikan untuk di beberapa titik di Kota Bima sehingga terpenuhi jangkauannya.

“Sebab luas cakupan jangkaunya di 1 titik saja yakni 50 meter ke kiri, 50 meter ke kanan dan lainnya. Dari 212 WiFi tersebut, baru 150 titik yang terpasang. Dan sisanya, Insya Allah akan kita tekan untuk dituntaskan tahun 2023 ini. Sementara untuk di destinasi wisata pantai Kolo, Insya Allah kita juga akan pasang di sana,” jelasnya lagi.

Sedangkan kapasitas kekuatan pada masing-masing titik yang sudah terpasang itu, diakuinya dirasakan cukup. Sebab, Pemkot Bima membayarnya cukup mahal jika dibandingkan dengan kebutuhan rumah tangga yang hanya Rp300 ribu per hari. Sementara biaya bulanan WiFi di 1 titik tersebut, diakuinya sebesar Rp400 ribu lebih per bulan.

Menurutnya, di NTB ini baru Kota Bima yang melaksanakan kegiatan WiFi gratis untuk masyarakatnya. Tetapi di Kota-Kota lainya di Indonesia, dijelaskannya sudah ada sebelum hal penting itu dilaksanakan di Kota Bima.

“Soal pemasangan WiFi gratis untuk masyarakat tersebut, sesungguhnya sebelumnya sudah ada di Kota-Kota lain di Indonesia. Artinya, ini bukan hal yang baru. Tetapi ada juga sedikit orang yang terkesan kaget dengan hal itu,” duganya.

Mengingat Kota Bima sebagai Kota pendidikan, Kota transit perdagangan dan jasa serta Pariwisata maka semua akses harus dibuka. Untuk itu, kehadiran WiFi gratis untuk masyarakat Kota Bima yang dibiayai melalui dana APBD teresebut tentu sangat dibutuhkan.

“Bicara soal efektivitas, tentu saja sangat efektif. Sementara soal efisiensi keuangan masyarakat atas kehadiran WiFi gratis tersebut, angkanya tentu saja bisa mencapai Puluhan Miliar Rupiah. Dengan cakupan 30 ribu saja, asumsinya Rp100 ribu maka itu sudah mencapai Rp30 Miliar per tahunya. Jika dihitung dengan anggaran Rp1,3 Miliar yang kita keluarkan untuk membayar WiFi ini seama 1 tahun, maka tentu saja Puluhan Miliar uang masyarakat Kota Bima yang kita selamatkan dalam 1 tahun yang dibawa keluar dari daerah ini. Tetapi sekelas orang kaya misalnya, tidak mungkinlah menggunakan WiFi gratis karena alasan mampu beli paket internet. Tetapi bagi masyarakat Kota Bima yang ekonominya lemah, tentu saja sangat membutuhkannya, dan itu sangat terasa masnfaatnya,” urainya lagi.

Atas kegiatan yang dinilai pro rakyat melalui WiFi gratis tersebut, sejauh ini respon masyakat Kota Bima sangat baik. Dan menurut pengakuan masyarakat Kota Bima yang diterimanya, dijelaskan bahwa itu sangat membantu di segala bidang. Soal WiFi tersebut, ditegaskanya bukan sekedar untuk gagah-gagahan semata.

“Tetapi itu harus terkoneksi ke dalam sistem Pemerintahan kita sebagai pelayanan publik. Saya tidak bisa mengatakan ini adalah program kerakyatan, tetapi bagaimana rangkaian dari Kota Bima sebagai Smart City. Namun melalui WiFi gratis ini, tentu saja sangat terasa dampak positifnya bagi masyarakat Kota Bima, terutama yang berekonomi lemah. Dampak positif lainya bisa memberikan stimulan bagi masyarakat kita sehingga uangnya bisa digunakan untukhal lain,” tuturnya lagi.

Pertanyaan soal alasan WiFi di 212 titikterebut dipasang di ujung ke Pemimpinanya, pun akhirnya terjawab. Luffi mengatakan bahwa sistemnya memang harus begitu adanya. Hal tersebut kemudian dibahas secara tuntas oleh Eksekutif maupun Legislatif Kota Bima. Atas dasar itulah soal WiFi tersebut didukung oleh pihak DPRD Kota Bima melali dana APBD 2 Kota Bima pula.  

“Kita bangun dulu softwarenya, jaringanya, aplikasinya dan ujungnya adalah memasang WiFi untuk melengkapinya. Dengan WiFi dan dengan CCTV, itulah ujungnya sebagai satu Kota Smart City. Sedangkan gagasan soal WiFi ini, yakni sejak saya mencalonkan diri sebagai Walikota Bima. Ini merupakan rangkaian dari visi-misi PERUBAHAN untuk Kota Bima. WiFi ini merupakan salahsatu indikator dari PERUBAHAN itu sendiri. Soal akan berumur berapa lama (sampai kapan) umur program soal WiFi ini, itu nantinya sangat tergantung kepada Kepala Daerahnya. Kalau Kepala Daerahnya komitmen terhadap pendidikan, UMKM,menekan angka kemiskinan dan  lainya tentu saja progam ini akan didukung secara terus-menerus. Legislatif tentu mendukung hal tersebut karena mereka dipilih oleh rakyat,” pungkas Lutfi. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.