Lagi-Lagi Dugaan Kecurangan di Porprov NTB, Kali Ini di Cabor Panahan

Moment Pihak KONI Bima Sedang Melakukan Protes di Arena Pemanahan

Visioner Berita Mataram NTB-Pelaksanaan kegiatan Porprov NTB tahun 2023 yang dilaksanakan di Lombok, diduga diwarnai oleh sejumlah kecurangan di sejumlah Cabang Olah Raga (Cabor). Setelah dugaan kecurangan pada moment final Cabor Wushu yang dilangsungkan di Rumah Dinas Ketua Wushu NTB yang juga Walikota Mataram, H. Mohan Rosalika, (21/2/2023) karena memenangkan atlet Wushu asal Kota Mataram dengan cara tak fear, kini muncul dugaan kecurangan pada Cabor Panahan yang dilangsungkan di Lapangan Trisula Yonif 742/Satya Wira Yudha.

Dugaan kecurangan tersebut yakni pada nomor Standar Nasional Putra, Total Standar Perorangan Putra dan Total Standar Nasional Beregu Putra, Standar Nasional Beregu Campuran dan Standar Beregu Putra. Dari 5 nomor tersebut, yang dimenangkan oleh Wasit dan Juri adalah Alwan Rozy (Atlet asal Kabupaten Sumbawa).

Dan dijelaskan pula bahwa yang bersangkutan telah diumumkan dan disebut-sebut mendapat 5 medali emas. Sementara dugaan kecurangannya, dijelaskan terletak pada THB yang dikeluarkan secara resmi oleh pihak KONI NTB. Dan THB tersebut ditegaskan wajib untuk ditaati oleh Wasit, Juri, Official dan para atlet itu sendiri.

Dalam THB tersebut bahwa seorang atlet dijelaskan hanya bisa bertarung pada 3 nomor pada devisit yang sama. Meski Peraturan Organisasi (PO) KONI NTB tersebut sudah diberlakukan, namun Wasit dan Juri justeru memberikan peluang bagi Alwan Rozy untuk bertarung di 5 nomor pada devisi yang sama.

Yang tak kalah ironisnya, pertandingan pada Cabor pemanahan ini diduga tidak menggunakan skema. Padahal, skema dijelaskan sangat dibutuhkan agar Cabor asal daerah lainya di NTB bisa mengetahui nama-nama atlet yang bertarung di berbagai nomor. Dan skema itu ditegaskan harus diumumkan melalui situs resmi (Online) dan bisa pula diumumkan secara offline.

Tetapi soal itu, dijelaskan tidak dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara. Kecuali, nama-nama atlet diumumkan saat pertandingan berlangsung. Dugaan Kecurangan tersebut, diungkap oleh Ketua Persatuan Panah Indonesia (PERPANI) Kita Bima, Firdaus, St, MM.

"Dugaan-dugaan kecurangan tersebut jelas merugikan sejumlah daerah di NTB, tak terkecuali Kota Bima. THB sebagai aturan yang mengatur pelaksanaan Cabor Panah ini tidak dilaksanakan. Sementara skema yang wajib diumumkan baik secara Online maupun Offline untuk tujuan transparansi pelaksanaan Lomba ini juga tidak laksanakan. Tetapi, mereka beralasan bahwa skema tidak diumumkan karena alasan gangguan jaringan. Sedangkan skema diumukannsecara offline pun tidak dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara," beber Firdaus.

Liputan langsung sejumlah Awak Media di arena kegiatan Lomba panahan pada Rabu (22/2/2023) melaporkan, hingga saat ini aksi protes terkait dugaan kecurangan tersebut masih berlangsung sampai dengan saat ini.  Di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut, Ketua Harian KONI Kota Bima serta sejuah pengurusnya pun menegaskan agar sesi penyerahan medali tidak dilaksanakan lantaran dugaan kecurangan dimaksud belum dituntaskan.

"Jangan serahkan dulu medali sebelum masalah ini di clearkan. Clearkan dulu masalahnya. Namun sampai sekarang, nampaknya pihak Penyelenggara dan Bidang Bidang oleh raga pada KONI NTB terlihat tidak bisa menjelaskan apapun. Yang jelas, dugaan kecurangan di Cabor ini nyata adanya. Mereka tidak melaksanakan THP dan tidak pula mengumumkan skema," timpal DJ.

DJ menegaskan bahwa pihaknya tidak akan meninggalkan arena panahan sebelum pihak KONI NTB hadir menyelesaikan dugaan kecurangan di arena pemanahan ini. Anehnya ungkap DJ, sejumlah Panitia Penyelenggara justeru meninggalkan arena. 

"Karena mereka sudah pergi satu persatu, akhirnya kursi tempat pihak Panitia Penyelenggara kami manfaatkan untuk duduk sembari menunggu kedatangan mereka guna menuntaskan dugaan kecurangan dimaksud," tegasnya lagi.

Hingga berita ini ditulis, pihak KONI Kota Bima dan Cabor Panahanya masih berada di gelanggang pemanahan. Sementara Ketua Panitia Penyelenggara, Hartono yang dimintai tanggapannya justeru memilih no coment.

"Jangan wawancara saya. Saya no coment saja. Yang jelas kegiatan pengalungan medali hari ini ditunda karena adanya aksi protes dari pihak KONI Kota Bima," sahutnya dengan nada singkat. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.