Hasanudin Tewas Dengan Sejumlah Bacokan Pada Bagian Muka, Ini Istrinya Bercerita Saat Almarhum Keluar Rumah

Jenazah Hasanudin Sebelum Dikuburkan

Visioner Berita Kota Bima-Aparat Sipil Negara (ASN) asal Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima yakni Hasanudin, beberapa hari lalu ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan di komplek Sultan Square di wilayah Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima. Terdapat luka bacoka pada bagian wajah dan lehernya.

Sepeda motor dan Handphone (HP milik korban dibawa kabur oleh pelaku yang sampai saat ini masih diburu oleh Polisi. Kuat dugaan bahwa korban dibunuh, dan kasus ini disebut-sebut bermotifkan pencurian yang disertai dengan kekerasan (Curas). Hingga kini kasus ini masih ditngani secara serius oleh Unit Pidum Sat Reskrim Polres Bima Kota.

Namun sampai detik ini, Polisi belum bisa menjelaskan apakah sudah menemukan titik terang atau sebaliknya terkait kasus ini. Namun langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Polisi, antara lain melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengamankan CCTV guna mengetahui tentang gerak-gerik terduga pelaku sebelum maupun sesudah korban dibunuh secara sadis.

“Kasus ini masih ditangani secara serius. Polisi masih bekerja secara serius pula. Kepada semua pihak diharapkan agar tetap bersabar, dan berdo’a agar pelakunya segera diungkap. Kuat dugaan bahwa terduga pelakunya lebih dari satu orang,” ungkap Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo Wicaksono, S.IK, SH melalui Kasat Reskrim setempat, Iptu Rayendra Rizqiila Adi Putra, S.IK, S.T.K.

Hingga sekarang sepeda motor milik korban dan Hpnya yang dibawa kabur oleh pelaku, diakuinya belum ditemukan. Namun Polisi masih terus mencarinya. Sementara nomor HP korban, sampai sekarang masih dalam kondisi Off (mati).

“Nomor HP korban masih dalam kondisi mati. Sementara sepeda motornya yang dibawa kabur oleh para pelaku, sampai sekarang masih dicari,” terangnya.

Secara terpisah, istri korban yakni Nur Haida yang dimintai komentarnya menjelaskan bahwa pada Minggu pagi (4/4/2021) sekitar jam 3.00 keluar dari rumahnya di salah satu RT di Kelurahan Rontu Kecamatan Raba.

Korban keluar dari rumahnya dengan tujuan mencari penambahan penghasilan dengan cara ojek. Setelah selesai mengantar pelangganya, biasanya korban kembali ke rumahnya terlebih dahu (sebelum menjalani kegiatanya sebagai pegawai kebersihan) pada DLH Kota Bima.

“Biasanya sepulang dari ojek, ia pulang kembali ke rumah sekitar jam 8.00 atau jam 9.00 Wita. Setelah itu dia kembali melaksanakan rutinitasnya sebagai tukang sapu jalan. Wilayah kerjanya yakni mulai dari pertigaan Rutan Raba-Bima ke arah selatan sampai di depan Masjid Al-Hikmah. Dan pangkalan ojeknya pun di dekat jembatan di wilayah sekitar. Dan di pangkalan ojek itu bukan Almarhum suami saya saja yang jadi tukang ojek, tetapi juga ada rekan-rekanya yang lain,” tandas Nur Haidah.

Nur Haidah kembali menjelaskan, ia mencari penghasilan tambaha dengan cara mengojek pada setiap harinya yakni mulai dari jam 3.00 dini hari waktu setempat sampai Adzan Subuh. Sementara pada saat keluar rumah hingga sebelum ditemukan dalam kondisi tewas mengenaskan, Nur Haidah mengaku bahwa korban tidak pernah menelephone istri dan anak-anaknya.

“Kecuali, kami mengetahui bahwa iatewas setelah diberitahu oleh salah seorang dari keluarga kami pula. Dan selanjutnya kami ke RSUD Bima menyaksikan jasat korban yang dibawa oleh Polisi untuk dilakukan visum,” terangnya.

Menjawab pertanyaan apakah mengenal para tukang ojek yang satu pangkalan dengan Almarhum, Nur Haidah mengaku tak satupun yang dikenalnya. Dan selama ini bahkan sampai sebelum korban tewas dibacok, Nur Haidah mengaku tak ada satu tukang ojek di pangkalan itu yang datang bermain ke rumahnya.

“Tak seorang tukang ojek yang sepangkalan dengan Almarhum yang saya kenal. Dan merekapuntak pernah main-main ke rumah ini,” ulasnya.

Sebelum korban dibunuh, Nur Haidah mengaku tak memiliki firasat apa-apa. Namun pada saat keluar rumah pada hari kejadian berlangsung, Nurhaidah mengaku bahwa korban menitipkan pesan singkat kepadanya.

“Ia menitipkan pesan agar saya jangan lagi mencari penghasilan tambahan dengan cara menyabit padi para petani. Hanya itu pesan terakhir Almarhum kepada saya,” ungkapnya.

Pada saat korban keluar rumah pada jam 3.00 dini hari waktu setempat (4/4/2021), semua anak-anaknya sedang dalam kondisi tidur pulas. Pada pagi itu, korban keluar rumah menggunakan sepeda motor Honda Vario dengan Nomor Polisi (Nopol) EA 5190 SL warna hitam.

“Sepeda motor dan Hpnya sudah dibawa kabur oleh pelaku. Dan hingga kini belum ditemukan oleh Polisi. Nomor Hpnya pun sudah tidak aktif lagi sejak ia dibunuh sampai dengan saat ini,” pungkas Nur Haidah.

Alkmarhum dikebumikan pada Senin pagi (5/4/2021) di Pemakaman Umur Kelurahan Rontu. Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE menyatakan duka teramat dalam atas meninggalnya korban dengan cara tak wajar. Dan dalam kasus ini, Lutfi berharap agar Polisi segera bisa mengungkap pelakunya.

Duka yang sama juga datang dari Kadis DLH Kota Bima, H. Muhammad Gawis.

“Kami di DLH berduka cita teramat dalam atas kepergian Almarhum. Kami merasa kehilangan, karena korban merupakan ASN yang sangat baik, dan berkinerja baik pula. Terkait kasus ini, kami berharap agar Polisi bisa mengungkap dan kemudian memenjarakan pelakunya,” harapGawis. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.