Gunung Sangiang Api Kini Level Waspada, Pengunjung Diminta Tidak Mendekat

Gunung Sangiang Api

Visioner Berita Kabupaten Bima-Status gunung sangiang api berada pada level II atau waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Sangeang Api dan pengunjung (wisatawan) tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 1 ,5 km. 

Hal tersebut mengutip mengutip surat nomor 53.Lap/GL.03/BGV/2024 tertanggal 3 Januari 2023 dari Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Hendra Gunawan, yang ditujukan kepada Gubernur NTB, Bupati Bima dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 

Hendra Gunawan menjelaskan, berdasarkan hasil pengamatan visual terhadap gunung sangeang api pada umumnya terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-11. Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 1025 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga hujan, angin Iemah hingga kencang ke arah tenggara, selatan, barat daya dan barat. Suhu udara sekitar 29-360C. Kelembaban 51-69 %. 

Sementara itu, berdasarkan pengamatan instrumental diperoleh data, jumlah dan jenis gempa yang terekam di Gunung Sangeang Api selama periode 16 – 31 Desember 2023 sebanyak 22 kali gempa embusan, 2 kali gempa Tornillo, 11 kali gempa vulkanik dangkal, 5 kali gempa vulkanik Dalam, 4 kali gempa tektonik lokal, 5 kali gempa tektonik jauh. 

Dalam surat itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyampaikan setidaknya delapan evaluasi dan rekomendasi, termasuk di antaranya merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Sangeang Api dan pengunjung (wisatawan) tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 1 ,5 km. 

Berdasarkan sejarah erupsinya, potensi bahaya letusan Gunung Sangeang Api berupa letusan yang bersifat eksplosif dengan ancamannya berupa awan panas, aliran lava, lontaran batu (pijar), dan gas beracun di kawasan puncak. Namun demikian tetap harus diwaspadai potensi bahaya berupa aliran lava dan lontaran material. Potensi ancaman bahaya Iain dapat berupa gas-gas vulkanik beracun seperti C02, CO, dan SO2. 

"Pemantauan secara instrumental menggunakan seismograf menunjukkan rekaman kegempaan didominasi oleh jenis gempa Hembusan rata-rata terjadi 2 kejadian perhari, gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal dan tektonik jauh," terang Hendra Gunawan. 

Terkait potensi bahaya gas vulkanik konsentrasi tinggi serta lontaran batuan jika terjadi erupsi freatik yang tiba-tiba, tanpa didahului oleh gejala kenaikan aktivitas yang jelas. 

Berdasarkan historisinya, beberapa aktivitas mencolok dari Gunung Sangiang Api tercatat  pada 30 Mei 2014 pukul 16.00 WITA, tingkat aktivitas Gunung Sangeang Api dinaikkan menjadi Siaga terkait letusan yang terjadi pada 30 Mei 2014 pukul 15:55 WITA. Pada saat tersebut tinggi letusan sekitar 3.000 meter, dan mengarah ke barat. Sebagian abu vulkanik jatuh ke laut. Kemudian karena aktivitas vulkaniknya mengalami penurunan yang cukup signifikan, pada 17 Juni 2014 pukul 17.00 WITA tingkat aktivitas Gunung Sangeang Api diturunkan menjadi Waspada (Level Il). (Fahriz)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.