Sarae “Genting”, Empat Pelaku Meresahkan Didesak Dibekuk
Rapat Khusus di Kelurahan Sarae
Bulan puasa, mestinya dijadikan
sebagai momentum menahan diri, mendapatkan berkah hingga menghapus dosa. Tetapi
tidak untuk empat orang pelaku yang diduga sering membuat onar. Sebut saja AM,
ERW, MK dan UMG. Keempat pelaku ini diduga membuat onar sejak hari pertama
puasa 2016 hingga membuat Kelurahan Sarae hingga sekarang masih dalam kondisi
genting. Akankah aparat kalah melawan pelaku?. Berikut catatannya.
Sejak hari pertama Ramadhan 1437 H
(2016) hingga tanggal 10 Juni 2016, kondisi Kelurahan Sarae khususnya di
lingkungan Saleko, berada dalam kondisi yang sangat genting. Aparat keamanan
baik TNI maupun Polri harus disibukkan dengan penjagaan paling ketat khususnya
di Lingkungan Saleko dan Sarae.
Hingga sekarang, siaga aparat
TNI-Polri yang melibatkan seluruh elemen penting di Kelurahan Sarae termasuk
RT-RW, Karang Taruna hingga Lurah masih terus melakukan siaga ketat. Pemicunya,
empat oknum anak muda berinisial AM, ER, MK dan UMB diduga berbuat ulah.
Keempat oknum tersebut diduga masih
terus melakukan aksi teror hingga disinyalir melempar bom molotov di jalan
raya, beberapa hari lalu. Hanya saja, dalam peristiwa tersebut tak ada korban
jiwa. Berdasarkan data yang dihimpun media ini (Visioner) menyebutkan,
kegentingan Sarae bermula dari dipanahnya Aman.
Aman diduga dipanah oleh kelompok AM
di lingkungan saleko pada hari pertama puasa. Pelaku yang memanah Aman,
menggunakan sepeda motor Honda Vario. Usai Aman dipanah, pelaku langsung
melarikan diri. Pelaku sempat dikejar oleh warga, namun ak berhasil ditangkap.
Kemarahan Aman masih belum
terbendung. Pencarian terhadap AM pun dilakukan. Alhasilnya, sehari setelah
kejadian awal, pelaku berhasil ditemukan di Ranggo, Kelurahan Na’e, Kecamatan
Rasanae barat-Kota Bima. Usai ditemukan di Ranggo, AM akhirnya diduga dikeroyok
ramai-ramai. Akibatnya, pelaku pun babak belum dan hingga kini masih dirawat di
Puskesmas Dara-Kota Bima.
Tak terima AM dihajar ramai-ramai,
akhirnya kakak kandung AM yakni UMG pun marah. Rabu malam lalu, aparat keamanan
yang berjaga-jaga diduga dilempar oleh tiga orang pelau, sebut saja UMG, ERW
dan MK. Akibat lemparan tersebut, seorang anggota Polmas Bripka Herman pun
menjadi sasarannya (terluka). Pelaku pun dikejar, namun tak berhasil ditangkap.
“Sampai sekarang ketiga pelaku tersebut masih berkeliaran. Karenanya, aparat
keamanan termasuk seluruh elemen penting di Kelurahan Sarae, hingga kini masih
terus melakukan penjagaan ekstra ketat,” tandas Ketua Karang Taruna Sarae,
Rahmat (13/6/2016).
Keresahan yang didiga bersumber dari
pelaku, belum berakhir sampai disitu. Beberapa malam lalu, sejumlah pelaku
diduga merusak rumah salah seorang di loingkungan Saleko dengan bom molotov.
“Diduga
MK yang merupakan warga Tanjung Mas itu yang melempar bom molotov tersebut.
Kejadian tersebut pun diduga melibatkan sejumlah oknum warga lingkungan Tato,
Kelurahan Jatiwangi, Kecamatan Asakota-Kota Bima. Saat melepar bom molotov,
sejumlah pelaku dikejar oleh warga. Lagi-lagi sejumlah pelaku berhasil meloloskan
diri. ERW, UMG, MK juga ditengarai sebagai pengendalinya,” duga Rahmat.
Lagi-lagi, sejumlah pelaku tersebut
kembali berbuat onar. Sabtu malam lalu
(11/6/2016) diduga pelaku melakukan pelemparan terhadap aparat keamanan yang
berjaga-jaga di lingkungan Saleko. Pelaku pelemparan tersebut menggunakan motor
Honda Vario. “sempat dikejar hingga dikepung di SDN Bima VI, namun pelaku
berhasil meloloskan diri,” tandas Rahmat.
Rahmat kemudian membeberkan sejumlah
dugaan tindak kejahatan yang dilakukan oleh AM, UMG dan MK. Sementara ERW
diduga juga ikut-ikutan berbuat onar bersama ketiga pelaku utama tersebut. AM,
UMG dan Mk sebelum puasa diduga terlibat dalam kasus pembakaran salah satu kios
di lingkungan Tolotongga, Kecamatan Asakota-Kota Bima.
“Anehnya, kendati terlibat pada
sejumlah tindak kejahatan tersebut, sampai sekarang sejumlah pelaku masih bebas
berkeliaran. Dalam kasus yang membuat Sarae genting, dduga keras ada
keterlibatan orang luar sebagai pemicunya. MK itu kan warga Tanjung Mas dan ada
juga oknum warga lain yang ikut menumpanginya. Karenanya, kami mendesak agar
pihak terkait segera membekuk dan menghukum keempat pelaku tersebut. Karena
kegentingan Sare dipicu oleh keempat pelaku tersebut,” desaknya.
Kepala Keluarahan Sarae Iskandar S.Sos
membenarkan bahwa sampai sekarang lingkugan Saleko dan Sarae masih dijaga ketat
oleh aparat keamanan baik Polri maupun TNI. Saking gentingnya, Minggu malam
(12/6/2016) pihaknya melakukan rapat khusus di halaman kantor Kelurahan Sarae.
Rapat tersebut melibaatkan seluruh Tokoh mulai dari RT-RW, Tokoh Agama, Tokoh
Pemuda, Karang Taruna dan sejumlah penting lainnya.
Rapat tersebut berorientasi
membangun kesepakatan untuk melakukan pendekatan secara persuasif dari
rumah-kerumah di Kelurahan Sarae. Pendekatan juga akan dilakukan kepada
keluarga pelaku. “Ini langkah awal yang akan kami bangun. Sema sepakat untuk
melakukan itu dan mendorong penegakkan supremasi hukum agar sejumlah pelaku
yang diduga berbuat onar tersebut segera dibekuk untuk mempertangungjawakab
perbuatannya. Sarae gentng diduga karena ulah keempat pelaku tersebut,”
ungkapnya (12/6/2016).
Iskandar merasakan ada sesuatu yang
aneh. Salah satunya, hingga detik ini sejumlah pelaiu tersebut masih bebas
berkeliaran diluar dan diduga masih terus menebar teror di Kelurahan Sarae.
“Lebih lucu lagi, orang tua AM mendesak polisi agar membebaskan AM yang
sekarang masih berbaring di Puskesmas Dara. Padahal AM diduga sebagai salah
satu aktor utama dari keresahan yang dialami oleh warga di Kelurahan Sarae,” keluhnya.
Kendati demikian, pihaknya telah
menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada pihak Polres Bima Kota. Namun untuk mengeliminasi tingkat keresahan
yang terjadi di Kelurahan Sarae, keempat oknum yang diduga sebagai aktor itu
harus segera dibekuk. Kalau keempatnya sudah dibekuk, maka aman sudah Kelurahan
Sarae ini. Itu saja yang kami kehendaki dari kesepakatan yang dibangun melalui
hasil rapat tersebut,” imbuhnya.
Selain itu, dalam waktu segera
pihaknya akan embangun konsesus (kesepakatan) yang leih dahsyat lagi untuk
menyikapi aksi sejumlah pelaku tersebut. Yakni, akan segera melakukan
penandatangan bersama sebuah surat resmi yang kekudian akan diserahkan kepada
Kapolres Bima agar keempat oknum yang dduga sebagai sumber keresahan tersebut segera
dibekuk. “18 RT yang ada di Kelurahan Sarae juga sepakat untuk itu. Yang kami
khawatrkan adalah ketika masyarakat akan menghakimi sendiri sejumlah pelaku
tersebut. Semoga saja itu tak terjadi,” harapnya.
Ketua RT 04 Kelurahan Sarae,
Kaharudin juga membongkar sejumlah dugaan tindak kejahatan yang dilakukan oleh
AM. AM itu masih duduka di kelas III SMP di salah satu sekolah sawasta di Kota
Bima. Anak itu sangat arogan. Masalah di luar dia bawa ke kampung ini.
“AM
ini sering membuat onar baik di kampung maupun di luar kampungnya. AM diduga
terlibat dalam sejumlah kasus tindak pidana kejahatan. Diantaranya, pembakaran
sebuah kios di Tolotongga, kasus di Tanjung dan sejumlah kasus di tempat
lainnya. Kalau dia ribut di luar langsung dibawa ke kampung sehingga yang
lainpun menjadi ikut-ikutan. Anehnya, sampai sekarang AM belum juga dibekuk
oleh aparat Kepolisian,” ungkapnya (13/6/2016).
AM, UMG dan MK disnyalirnya sebagai
komplotan yang seringkali membuat onar di sejumlah tempat. ERW pun diduga
ikut-ikutan terlibat bersama ketiga pelaku dmaksud. AM dan UMG meruoakan
kakak-beradir yang diduga kompak untuk melakukan tindak kejahatan termasuk
membuat Kelurahan Sarae genting seperti sekarang ini. “Untuk keluar dari
kegentingan ini, keempat elaku tersebut harus segera ditangkap dan
dipenjarakan. Sebaliknya, keonaran dimana-mana termasuk di Sarae akan terus diciptakan
oleh mereka,” tegasnya.
UM dan AM kini tingga bersama
bibinya di lingkungan Sarae. Ibunya sudah meninggal dan bapaknya sudah pindah
ke Kupang. “Tercatat sudah dua tahun keduanya diduga berbuat ulah dan
disinyalir kuat mengajak orang lain untuk bersamanya, seperti MK warga Tanjung
Mas dan ERW yang juga warga di lingkungan Sarae. Sekali lagi, jika ingin
Kelurahan Sarae tetap aman, maka kuncinya adalah segera menangkap keempat
pelaku tersebut,” pungkasnya.
Dandim 1608 Bima melalui Kasdim
Mayor Inf. Jalal Bin Saleh memebnarkan bahwa pihaknya masih melakukan siaga
ketat dan patroli keliling di Kelurahan Sarae dan di sejumlah wilayah lainnya.
Siaga tersebut juga melibatkan pihak Polres Bima Kota. “Alhamdulillah, sudah
dua hari dengan sekarang, Kelurahan Sarae mulai aman. Maksudnya tidak segenting
seperti sebelumnya. Kendati demkian, kami masih melakukan siaga ketat dan
patroli di sejumlah tempat. Patroli dan siaga itu juga melitakan Kompi A 742
Bima,” tandasnya singka. (TIM)
Tulis Komentar Anda