Bencana Banjir Bandang Melanda Dompu, Ini Penjelasan dan Harapan Kepala BPBD


Inilah banjir yang menghajar Dompu (4/11/2017)
Visioner Berita Dompu-Sabtu (4/11/2017) sekitar pukul 16.20 Wita, bencana banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu. Bencana tersebut, bermula dari huja deras yang terjadi di wilayah Bolo dan Madapangga-Kabupaten Bima, sekitar pukul 15.00 Wita. Akibat hujan deras yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, sungai Silo-Kabupaten Dompu tak mampu menampung air. Akibatnya, air meluap hingga dua meter lebih hingga merendam ratusan rumah warga di Dompu.

Wilayah yang terendam banjir tersebut, diantaranya Lingkungan Kota Baru (Kelurahan Bada) sebanyak 50 rumah, Lingkungan Mantro sebanyak 60 rumah, Lingkungan Saporo Kelurahan Bali sebanyak 42 rumah, dan Lingkungan Sigi Kelurahan Karijawa sebanyak 70 rumah. Penjelasan tersebut, diperoleh awak media melalui Kepala BPBD Kabupaten Dompu, Drs. Imran.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh BPBD setempat, diantaranya melakukan evakuasi terhadap warga dan menyerahkan bantuan tanggap darurat.  Imran juga menegaskan, tak ada korban jiwa yang diakibatkan oleh bencana dimaksud.

“Selain itu, pasca kejadian berlangsung, kami juga melakukan inventarisasi kerugian yang dialami oleh warga sebagai akibat dari peristiwa dimaksud (bencana banjir). Peristiwa tersebut, hanya berlangsung sekitar satu jam lamanya. Setelah itu, air yang meluap ke rumah warga kembali surut. Hari ini, Minggu (5/11/2017), semua lingkungan sudah terlihat kering,” ungkap Kepala BPBD Dompu, Drs Imran.

Total rumah warga yang terdampak bencana tersebut, diakuinya sekitar 200 unit. Sementara total kerugian warga, jika diestimasi secara kasar sekitar Ratusan Juta Rupiah. “Akibat banjir tersebut, warga hanya mengalami kerugian pada sisi sosial ekonomi saja. Misalnya, ada perabotan rumah tangga seperti kasusr dan kursi yang basah karena terendam air. Banyak pula barang-barang yang diselamatkan oleh warga dari luapan air. Pasalnya, begitu air mulai meluap, masyarakat langsung mengambil langkah antsipasi,” terangnya.

Sumber luapan air ujarnya, yakni dari sungai Silo tak mampu menampung air hujan akibat hujan dengan intensitas tinggiDeras di sebelah barat Madapangga (Kabupaten Bima) dan di hulunya Desa Karamabura-Kabupaten Dompu. “Diduga gabungnya dua sumber air hujan dibagian baratnya Madapangga dan di hulunya Desa Karamabura, sehingga berdampakkan kepada meluapnya air di sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu,” duganya.

Langkah-langkah yang sudah diambilnya terkait bencana yang menimpa warga tersebut, pihaknya sejak Sabtu malam (4/11/2017) sudah membagikan logistik seperti mie instant kepada warga terdampak banjir bandang. “Tak ada rumah yang hanyut maupun rusak besar akibat bencana dimaksud. Dan sekitar satu jam lamanya, air yang meluap ke rumah warga sudah dratis menurun,” paparnya.

Atas bencana yang menimpa warga tersebut,  Imran hanya bisa berharap, pemerintah mulai dari pusat hingga ke daerah segera melakukan normalisasi sungai. Nromalisasi sunga untuk mengantisipasi terjadinya banjir berikutnya, bukan saja dilakukan di Dompu. Tetapi, juga di sejumlah daerah di NTB-sebut saja Kota Bima, Kabupaten Bima, dan di Kabupaten Sumbawa.

“Kita sudah saksikan dengan mata kepala kita masing-masing, bencana banjir itu salah satunya disebabkan oleh sempit dan dangkalnya aliran sungai akibat samakin tebalnya tingkat sedimentasinya. Oleh karena itu, kita berharap kepada pemerintah pusat agar segera menyikapinya, termasuk soal penguatan tebing-tebing sungai. Kita juga punya anggota DPR-RI, mereka juga diharapkan dapat mendorong pemerintah pusat untuk segera menjawabnya,” harap Imran lagi.  

Desa Laju yang diakuinya dulu menjadi langganan banjir, kini sudah sangat aman. Hal tersebut, karena normalisasi sungkai sekitar hingga penguatan tebing dan menjawab kendangkaannya sudah dilakukan oleh pemerintah. “Dari dulu hingga sekarang, sungai Silo itu tidak pernah disentuh soal normalisasi, penguatan tebing dan kedangkalannya. Sekali lagi, yang kita harapkan adalah dana APBN bisa menjawab harapan kita ini,” tuturnya.

Imran menambahkan, ketika ada warga dimanapun berada yang ingin memberikan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak bencana, itu tidak dilarangnya. Sebab, siapapun tidak bisa menutup ruang nurani orang lain untuk memberikan bantuan kepada saudaranya yang tertimpa bencana. “Kalau ada yang mau memberikan bantuan, kami persilahkan,” tambahnya.

Catatan sejumlah awak media massa melaporkan, usai sejumlah wilayah di Dompu terendam banjir, banyak pihak yang bergerak menyerahkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak bencana. Bakal Calon (Balon) Gubernur NTB yakni Dr. H. Zulkieflimansyah, juga melakukan hal itu.
Saat banjir dari sungai meluap ke sejumlah pemukiman warga Dompu (4/11/2017)

Hal itu diketahui, ketika yang bersangkutan membeli makanan tanggap darurat pada salah satu toko di Dompu yang kemudian diserahkan kepada warga terdampak bencana. Saat itu, Zul didampingi oleh Ceo Sentral Muslim Group sekaligus Ketua alumni IKATEK Unhas Makassar-Sulsel wilayah Bali Nusra, sebut saja Hadi Santoso ST, MM. “Alhamdulillah, Bang Zul sudah menyerahkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak bencana banjir di Dompu,” terang Hadi Santoso, ST, MM.

Ketukan nurani yang sama dalam hal penyerahan bantuan kepada warga terdampak banjir di Dompu tersebut, juga dilakukan oleh seorang anggota DPD-RI, Baiq Diyah Ratu Genefi, SH. Mantan Pengacara senior NTB sekaligus Pengusaha ini, langsung membelanjakan sendiri berbagai macam bantuan tanggap darurat untuk korban banjir di salah satu toko di Dompu. “Ya, ibu Baiq tadi sudah menyerahkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Dompu,” ujar salah seorang yang ikut bersama baik di Dompu, Minggu (5/11/2017).

Secara terpisah, anggota Komisi VIII DPR RI, HM. Lutfi Iskandar yang dimintai tanggapannya melalui saluran selulernya pada Sabtu (5//11/2017), pihaknya sudah mendengar musibah yang menimpa sejumlah wilayah di Dompu itu. “Kasus yang di sungai Silo, itu adalah rutinitas yang kejadiannya sama dengan di Bima. Yakni, dampak dari luapan air di sunga Silo, tentu saja sejumlah wilayah di Dompu terendam banjir, terutama di tengah Kota. Sementara Dompu, itu terpencar, maksudnya bukan di Kotanya saja,” ungkapnya.

Bencana yang menimpa sejumlah wilayah di Dompu terebut paparnya, merupakan jedah waktu hampir sekitar empat tahun dimana wilayah tersebut tidak terjadi banjir. Maka cara yang paling pas untuk mengantisipasi bencana berikutnya, perlu dilakukan normalisasi sungai terutama Sungai Silo.

“Soal permintaan Kepala BPBD Dompu dimaksud, Insya Allah setelah masa reses ini akan kami follow-up. Usai masa reses, akan kami bahas hal itu ke tingkat Komisi VIII DPR RI. Oleh karenanya, kami berharap agar Bupati Dompu melalui BPBDnya, segera mengusulkan ke pemerrintah pusat soal normalisasi sungai ini. Sebab, upaya normalisasi sungai merupakan ranahnya Menteru PU dan itu bisa direkoemndasikan dari BNPB, dan sifatnya koordinatif. Artianya, usulan dari Dompu ke Pusat tersebut bersifat segera,’ imbuhnya. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.