Mereka Berkiprah Mulia di Tambora


KHB di Tambora
Visioner Berita Bima-Musim hujan yang terjadi tiap tahun, tak terelakan terjadi di manapun termasuk di Bima. Banjirn yang meluap hingga ke pemukiman warga baik di Kabupaten maupun Kota Bima, pun kerap terjadi. Peristiwa tersebut terjadi, salah satunya karena gundulnya hutan di berbagai wilayah, sampah berserahkan di gunung-gunung, sungai yang kian dan gangkal serta sempit, dan masih banyak lagi pemicu lainnya.

Untuk mengatasi berbagai pemicu tersebut, kiprah anak negeri sangat dibutuhkan untuk menjawabnya. Antara lain melakukan upaya penghijauan pada titik yang dianggap telah gundul, pembersihan pada titik yang menghambat aliran air dan lainnya. Berbagai nyata alias gerakan mulia tersebut, beberapa hari dilaksanakan oleh Komunitas Hijau Bima yang bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Tambota (BTNT)-Kabupaten Bima.

Kegiatan penanaman sekaligus pembersihan dimaksud, dilaksanakan di jalur pendakian Pion menuju puncak gunung Tamboora. “Bagi kami, kegiatan ini adalah bentuk komitmen kami sebagai relawan yg terus secara sukarela memberikan kontribusi bagi alam dan lingkungan yang lestari. Sedangkan disisi lain, BTNT menjadikan acara ini sebagai media yang dianggap representatif untuk mendekatkan masyarakat dengan Taman Nasional. Kegiatan kemarin, juga diharapkan mampu memberikan impact terhadap bagaimana Tambora itu bisa secara massif di perkenalkan kepada dunia,” tegas salah seorang Pengurus KHB, Aryani Prawira Yuda yang didampingi oleh salah seorang anggotanya yakni, Nazla QA.

Masih, KHB di Tambora
Diakuinya, ada banyak potensi yang jika ketika di kembangkan dan dikelola akan dapat memberikan kontribusi besar bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. “Kegiatan kemaren, kami berhasil menanam sebanyak 1000 pohon jenis beringin di pos I pendakian Piong gunung Tambora. Tentu, ini adalah langkah awal bagi kami relawan Jao Bima. Kedepannya, keterlibatan seluruh elemen dipandang perlu untuk bersama-sama membangun branding Tambora,” harapnya.

 Aryani  kemudian berpesan kepada semua pihak untuk ke Tambora, melakukan banyak hal sesuai harapan bersama-termasuk di dalamnya melakukan penananaman pada titik-titik yang sudah gundul oleh tangan-tangan nakal oknum tertentu. “Mari ke Tambora, KHB ini siap bersama-sama untuk ke sana. Relawan KHB ini tidak terlepas dari kegundahan kita semua terhadap makin rendahnya kualitas lingkungan kita di Bima,” ungkap Tokoh Muda asal Kecamatan Palibelo-Kabupaten Bima yang juga pegiat seni budaya ini.

Aryani menegaskan, udara di Bima panas, banjir, sampah, tanah Bima kering, air kurang adalah sedikit dari masalah lingkungan yang dihadapi. Beban ini paparnya, tidak hanya urusan Pemerintah semata. Namun, juga menjadi tugas dan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat termasuk kalangan Media Massa.

“Inilah dasar kenapa kemudian komunitas ini kita hadir sebagai salah satu media bagi kita semua untuk kerja tuntas memperbaiki kondisi lingkungan ini. Komunitas ini, di dalamnya terdapat banyak relawan yangg bekerja secara sukarela. Komunitas ini merupakan komunitas kerja bukan LSM, bukan komunitas politik atau komunitas pemikir.

“Tetapi kamin percaya, sesuatu yang besar lahir dari kerja kecil. Kami percaya, bahwa diantara kami banyak yg punya atensi dan kesadaran untuk back to nature. Kami percaya, bahwa kami bisa dan sama sama bisa. Tanamkan dalam benak dan pikiran, menanam satu pohon untuk satu tahun adalah terjemahan dari ekspektasi lestari-cinta terhadap alam,” imbuh Aryani.

Amirulmukminin sedang menanam di Tambora
Secara terpisah, Manager Kebudayaan dan Pemberdayaan Masyarakat Geopark Tambora, Amirulmukminin, S.Pd, M.Pd menjelaskan, Tambora merupakan salah satu icon Pariwisata di NTB. Oleh karenanya, mau tidak mau masyarakat harus menjaganya, termasuk di dalamnya membuat Tambora kembali hijau seperti sediakala.

“Upaya penghijauan merupakan salah satu prinsip yang ada dalam Geopark. Untuk itu, tentu seluruh elemen masyarakat harus proaktif menjaga Tambora ini. Sebab, Tambora sudah menyandang status sebagai Geopark Nasional. Sekali lagi, maka upaya penghijauan secara terus menerus di Tambora dan kemudian menjaganya adalah hukumnya wajib,” tegasnya.

Pada kegiatan yang dilakukan oleh KHB dan BTNT paparnya, juga melibatkan KPH Tambora, masyarakat biasa,Yayasan Kerajaan Sanggar, Pramuka Kecamatan Sanggar, Pemerintah Kecamatan Sanggar dan lainnya. “Sekali lagi, kami apresiatif atas kegiatan mulia dimaksud. Oleh karenanya, kedepan seluruh elemen masyarakat harus digerakkan untuk melakukan hal yang sama,” desaknya. (Rizal/Must/Buyung/Wildan)

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.