Casman Tegaskan Partai HANURA Hanya Satu di Indonesia


Casman
Abdul Heris, SH: Yang Dukung Paslon Selain Lutfi-Feri itu HANURA Abal-Abal

Visioner Berita Kota Bima-Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA), secara resmi telah mengusung pasangan HM. Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) pada Pilkada Kota Bima periode 2018-2023. Bahkan, HANURA masuk kedalam 9 Parpol koalisi  besar kerakyatan sebagai Partai Pengusung Lutfi-Feri. Namun pada beberapa hari terakhir ini, muncul HANURA tandingan kubu Sarifuddin Sudding, SH, MH memberikan dukungan kepada Pasangan Calon (Paslon) Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023, H. A.Rahman H. Abidin, SE-Hj. Ferra Amelia, SE, MM (MANUFER).

Masalah yang satu ini, spontan ditanggapi tegas oleh Ketua DPC HANURA Kota Bima, Kasman Ilmanegara, SH. Kepada sejumlah awak media, Pengacara tergolong tegas di Bimayang akrab disapa Casman ini menegaskan, tak ada HANURA tandingan. “HANURA hanya satu yang diakui oleh negara di Idonesia ini. Yakni, Partai HANURA dibawah Pimpinan DR (HC) Oesman Sapta Odang (OSO). Negara melalaui Kemenkumham RI juga telah mengakui bahwa HANURA dibawah pimpinan OSO yang legal. Jika ada HANURA tandingan, itu adalah ilegal,” timpal Casman, Jum’at (16/2/2018).

Casman kemudian kembali menegaskan, pada Pilkada Kota Bima periode 2018-2023, Partai HANURA pimpinan OSO secara resmi sudah memberikan dukungan penuh kepada pasangan Lutfi-Feri, bukan kepada Paslon lainnya. “Muncul ada HANURA versi yang lain yang memberikan dukunga kepada pasangan MANUFER, itu lucu jadinya. Yang lebih ironis lagi, HANURA tandingan itu telag memecat secara massal Kader-Kader HANURA yang dilegalkan oleh negara termasuk saya selaku Ketua DPC Kota Bima dan Ahmad Dahlan sebagai Ketua HANURA Kabupaten Bima. Maka pertanyaan selanjutnya, dari mana rumusnya sesuatu yang ilegal bisa memecat yang legal,” tanya Casman.

Casman mengungkap, beberapa waktu lalu sempat terjadi pemecatan terhadap 27 DPD dan 400 lebih DPC (Kelompok Suddin) melakukan pemecatan terhadap OSO. Namun pada saat itu urainya, memang ada intimidasi terhadap seluruh DPC di seluruh Indonesia oleh DPD sehingga terpaksa menandatangani surat mosi tidak percaya terhadap OSO.

“Namun dua hari kemudian, OSO dengan Pengurus DPPnya memecat Sudding. Setelah Sudding Cs dipecat oleh OSO, OSO sebagai Ketua Umum DPP HANURA membuat susunan Pengurus baru. Pengurus baru itulah yang dikirim ke Kemenkumham RI. Nah, dua hari kemudian SK baru yang dikirim oleh OSO itu disetujui oleh Kemenkumham RI. Oleh karenanya, terbentuklah pengurus baru dimana Sudding dipecat. Dan ada surat dari Kemenkumham tentang pembentukan Pengurus baru dibawah pimpinan OSO,” tandasnya.

Setelah SJ keluar dari kemenkumham RI dan posisi Suding sudah tidak lagi sebagai Sekjend di Partai HANURA, kelompok Sudiing melakukan Munaslub. Munaslub yang digelar oleh kelompok Sdding ini, seluruh DPC dan DPD se Indonesia enggan menandatangani, kecuali mearik diri setelah adanya keputusan dari Kemenkumham RI.

“Nah, dari pihak sebelah yang hadir saat itu bukan dari DPC dan DPD sesuai SK Kemenkumham RI, tetapi orang-orang yang di Partai Hanura menduduki posisi sebagai Wakil Ketua, Wakil sekretaris dan mereka itulah yang ditariknya. Maka selanjutnya, SK HANURA yang dilegalkan oleh Kemenkumham RI tersebut dikirimlah ke KPU. Dan, KPU hanya mengakui Kepengerusuan HANURA yang sudah mendapatkan SK dari kemenkumham RI yakni HANURA dibawah Pimpinan OSO,” terangnya.

Lagi-lag, Casman memperjelas, pada verifikasi faktual yang dilakukan oleh KPU, KPU hanya tahu HANURA sesuai dengan SK Kemenkumham RI dibawah pimpinan OSO. “Jadi, tidak ada HANURA versi Suddin yang diverifikasi oleh KPU, kecuali Partai HANURA dibawah Pimpinan OSO. Sehingga, pada verifikasi faktual mulai dari Pusat hingga ke daerah termasuk di kota Bima oleh KPU itu hanya Partai HANURA dibawah Pimpinan OSO. Dan DPD-DP yang kelompoknya Suddin juga sudah diganti dengan DPD-DPD dibawah Pimpinan OSO,” bebernya.

Pada saat mereka memberikan dukungan kepada pasangan MANUFER, diakuinya tidak ada dualisme di Partai HANURA. Maksudnya, Partai HANURA hanya satu saja. “Tidak ada kelompok A atau kelompok B. Yang menandatangani dukungan kepada pasangan Lutfi-Feri adalah HANURA sesungguhnya dibawah  Pimpinan OSO dan Sudding sebagai Sekjend. Jika sekarang ada dukungan ke Manufer, itu HANURA yang mana, sekali lagi itu HANURA mana,” tanyanya. “Kalau HANURA yang memberikan dukungan kepada pasangan MANUFER tidak ditandatangani oleh OSO sebagai Ketua Umum DPP, yang memang itu jelas abal-abal,’ timpalnya.

Abdul Heris, SH
Masalah adanya onum lain di kubu Partai HANURA yang diduga bermain terkait memberikan dukungan kepada pasangan MANUFER pada Pilkada Kota Bima periode 2018-2023, Casman menyatakan tentu akan mendapatkan sesuatu dari Partai ini. “Tentang akan diperlukan seperti apa mereka, trntu suatu waktu kita semua akan tahu. Ya kita tunggu saja nasibnya si Jalil dan ikhwan,” papar Casman.

Pernyataan tegas dan lantang, juga datang dari Wakil Ketua OKK pada DPC Partai HANURA Kabupaten Bima, Abdul Heris, SH. HANURA versi Sudding dimana Jalil dan Ikhwan sebagai anggotanya di Kota dan Kabupaten Bima, ditudingnya abal-abal. “Lha, untuk apa mereka dibahas lagi, sebab Jalil dan Ikhwan sudah dipecat dari Partai HANURA bersama 71 DPD di Indonesia. Dan pak Muhdar sebagai Ketua DPD, juga sudah dipecat oleh OSO. Itu semua merupakan korban dari ambisi Daryatmo dan Suding Cs gara-gara main pecat Pengurus HANURA yang diakui oleh negara (legal),” tuding Heris melalui selulernya, jum’at (16/2/2018).

Dia kemudian mendesak Visioner untuk menulis berita, bahwa SK yang diterima oleh Jalil sebagai Ketua DPC Partai HANURA Kabupaten Bima adalah ditandatangani oleh Pengurus HANURA yang sudah dipecat secara resmi oleh OSO selaku Ketua Umum DPP Partai HANURA. “Jangan tidak ditulis beritanya, bahwa Jenderal Purn H. Wiranto selaku Ketua Dewan Pembina juga mengakui bahwa Partai HANURA yang benar adalah dibawah Pimpinan OSO selaku Ketua Umum pada DPPnya. Sekali lagi, HANURA yang dipegang oleh Jalil Cs tu adalah abal-abal alias tidak jelas,” timpal Heris.

Foto Bersama Heris (kiri) dengan Ketua DPC HANURA Kabupaten Bima, Ahmad dahlan (Kanan)
Heris kembali bersuara tegas dan lantang, HANURA yang akhir-akhir ini memberiikan dukunga kepada pasangan MANUFER, itu adalah tidak jelas aliad abal-abal. “Dan orang-rang yang memberikan dukungan kepada pasangan MANUFER itu adalah mereka yang tidak memberikan kontribusi untuk Partai ini. Pun mereka, bukan sebagai Calon Leislatif pada Pafrtai HANURA dibawah Pimpinan OSO. Untuk Pilkada Kota bima periode 2018-2023, HANURA yang benar adalah yang mengusung dan mendukung pasangan Lutfi-Feri,” terang Heris.

Karena ulahnya memberikan dukungan kepada pasangan MANUFER, Heris menyatakan bahwa Jalil tidak bisa mengikuti Caleg pada pileg tahun 2019 melalui Partai HANURA. “Sudah jelas dia tidak bisa ikut Caleg melalui Partai HANURA. Memang beberapa waktu lalu, kami diundag oleh Pak Muhdar selaku Ketua DPD. Pak Muhdar juga ikut terlibat pada rapat di Jakarta karena dipanggil oleh Sudding. Namun, akhirnya mereka terjebak juga sehiingga dipecat oleh OSO selaku Ketua Umum pada DPP Partai HANURA,”beber Heris.. 

Sementara untuk Ketua DPC Partai HANURA di Kabupaten Bima tegas Heris, masih dipegang oleh Ahmad dahlan yang kini masih menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Bima. "Oleh karenanya, pelantian Jalil sebagai Ketua DPC Partai HANURA Kabupaten Bima adalah ilegal oleh Pengurus ilegal pula. Untuk tu, samai detik ini Ahmad Dahlan masih menjabat sebagai Ketua DPC Partai HANURA Kabupaten Bima. Sebab, Dahlan secara resmi dilantik oleh OSO selaku Ketua Umum DPP Partai HANURA," pungkasnya.
(TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.