Dari Arena Pacuan Kuda Sambinae, Geliat Ekonomi Meningkat-Jajaran Kemenkumham RI Mengagumi
HM. Arifin SH, MH: Pacuan Kuda Harus Dilestarikan, Bila Perlu 3 x Setahun
Dari arena Pacuan Kuda Kota bima 2018, tampak Joki Cilik membuktikan kehebatan dan keberaniannya |
Visioner Berita Kota Bima-Event pacuan kuda tahun 2018 dalam
menyambut HUT Kota Bima oleh pihak Pordasi dibawah kendali Feri Sofiyan, SH,
diduga keras sempat dihadang oleh oknum tertentu. Berita yang terindikasi
karangan bebas, menjadi salah satu indikator yang mencoba menghadang
pelaksanaan event budaya sebagai warisan leluhurnya orang Bima ini (pacuan
kuda). Dugaan penghadangan tersebut, lebih kepada mempolitisasi pacuan kuda ke
soal Pilkada dimana Feri Sofiyan maju sebagai Calon Wakil Walikota Bima periode
2018-2023 berpasangan dengan H. Muhammad Lutfi, SE (Lutfi-Feri). Namun, upaya
penghadangan tersebut justeru kandas di tengah jalan.
Buktinya, event pacuan kuda yang
menghadirkan ratusan [eserta dari berbagai daerah seperti Sumbawam, Dompu,
Kabupaten dan Kota Bima hingga ke Labuhan Bajo Manggarai Barat (Mabar) NTT
tersebut, sudah berlangsung sejak tiga hari lalu, kini masih dilaksanakan dan
akan berakhir pada tanggal 15 Mei 2018.
Informasi yang diperoleh Visioner meyebutkan, Kapolda NTB akhirnya
memberikan izin atas pelaksanaan kegiatan tersebut yang didahului oleh adanya
koordinasi dengan sejumlah pihak termasuk salah satunya Ir. H. Muhammad
Syafrudin (anggota DPR RI asal PAN).
Kamis siang (10/5/2018), Visioner
melakukan peliputan langsung kegiatan pacuan kuda tradisional dengan beragam
hadiah besar mulai dari uang tunai hingga hadia hiburan ini. Ada banyak hal
positif yang nampak secara jelas dan nyata pada moment ini, salah satunya
geliat ekonomi warga yang diakui meningkat. Pembuktiannya, puluhan warung
berdiri kokoh yang memajang berbagai kebutuhan mulai dari makanan hingga
minuman ringan bagi kebutuhan warga yang memenuhi lapangan pacuan kuda di
Sambinae Kota Bima ini.
Harga makanan berupa sate dan
soto kambing yang biasanya diluar Rp25 ribu, namun di arena pacuan kuda itu
naik menjadi Rp30 ribu. Kendati demikian, dagangan ini laris-manis dibeli oleh
pengunjung. “Alhamdulillah, pendapatan kami meningkat selama event pacuan kuda
berjalan. Pacuan kuda ini akan berakhir padab tanggal 15 Mei 2018,
mudah-mudahan dagangan kami masih terus laris,” ujar salah seorang pedagang
sate di arena pacuan kuda, Kamis (10/5/2018).
Salah seorang Joki cilik yang dengan beraninya menunggan kuda pacuan di Bima |
Tontonan menarik pada moment
tersebut bukan saja soal penampilan para joki cilik sebagai penunggang kuda
pacu dengan penuh keberanian, tetapi juga soal ramainya pengunjung mulai dari
anak-anak hingga orang tua. Keramaian kunjungan event pacuan kuda di Sambinae
ini, bukan saja terjadi di dalam lapangan pacuan. Tetapi, hal yang sama juga
terlihat di pinggir-pinggir jalan raya. Kendati matahari sangat panas, namun
terlihat tak menyurutkan antusiasme mereka dalam menonton pacuan kuda ini.
Masih dalam liputan langsung
Visioner, sejak event pacuan kuda di Sambina berlangung hingga detik ini, tak terlihat
dan terdengar adanya kekacauan dari sisi keamanan. Aparat keamanan baik Polri
maupun TNI, pun terlihat santai melakukan pengamanan dan pengawasan kegiatan
pacuan kuda.
“Alhamdulillah tak ada gangguan
keamanan selama pacuan kuda berlangsung, mudah-mudahan keamanan dan kenyamanan
yang sama tercipta hingga akhir pacuan kuda ini. Namun sepanjang yang kami
tahu, tak pernah terjadi kriminalitas pada setiap event pacuan khususnya di
Bima,” tandas sejumlah personil aparat keamanan di arena pacuan kuda Sambinae.
Ditengah berlangsungnya kegiatan
itu berlangsung, di lapangan pacuan kuda Sambinae terlihat hadi tamu spesial
beserta rombongannya-sebut saja Kepala Biro (Karo) Kepegawaian pada Dirjend
Kemenkumham RI, HM. Arifin, SH, MH. Tiba di lapangan pacuan kuda Sambinae, HM.
Arifin beserta rombongannya yang dikawal oleh Kepala Rutan Raba-Bima, H. Abdul
Halik S.Sos langsung berada di panggung utama bersama panitia Pordasi Kota
Bima.
Pada moment itu pula, Arifin
terlihat melakukan gerakan mulia. Yakni, membagikan uang masing-masing Rp100
ribu kepada para joki cilik. Usai kegiatan berbagi, Arifin beserta rombongannya
langsung melaukan foto bersama para joki cilik.
“Orang tua saya dulu punya kuda
pacuan. Ada dua ekor kuda pacuan yang kami punya dulu, namun yang paling hebat
dan sering juara ada kuda bernama angin kilat. Soal hobi kuda dan menyaksikan
pacuan kuda, bagi saya itu sejak dulu dan hingga sekarang masih berlaku,” jelas
Tokoh penting kelahiran Kecamatan Sape-Kabupaten Bima ini (HM. Arifin, SH, MH).
Tampah HM. Arifin ditengah para Joki cilik di arena pacuan kuda Sambinae Kota Bima (10/5/2018) |
Kemampuan joki cilik Bima ini,
diakuinya sebagai sesuatu yang hebat dan bahkan mengagumkan. Boleh saja orang
lain menyatakan para joki cilik ini lemah dari sisi keilmuan, namun kecerdasan
mereka dalam menunggang kuda hingga meraih juara harus diakui kebenarannya.
“Sekali lagi, saya kagum dengan penampilan
para joki cilik yang oenuh dengan keberaniannya ini. Hadirnya joki cilik dalam
pacuan Kuda di Bima ini bukanlah hal baru, namun sudah menjadi tradisi leluhur
orang Bima dan sampai sekarang terus tumbuh dan berkembang. Saya kira bukan
kita saja yang mengagumi joki cilik ini, tetapi juga orang di luar sana,”
paparnya.
Ia mengaku, hadir di NTB sekarang
dalam rangka uji kompetensi pejabat Imigrasi seluruh Indionesia dibawah naungan
Kemenkumham RI yang dipusatkan di Mataram. Peserta uji kompetensi tersebut
jelasnya, berjumlah 150 orang. “Harin ini sebnarnya saya mau langsung
bersilaturrahmi dengan keluarga di Kecamatan Sape. Namun karena adanya event
pacuan kuda di Sambinae ini, saya harus mampir lah. Sebab, saya juga hobi soal
pacuan kuda ini,” sebutnya.
Terkait pacuan kuda tradisional Bima,
Arifin menegaskan agar semua pihak harus paham bahwa budaya pacuan kuda ini
sudah menjadi darah daging bagi masyarakat Bima yang tidak boleh luntur sampai
kapanpun.
Berjejer warung makanan dan minuman (tenda biru, hijau dan kuning) di arena pacuan kuda Sambinae Kota Bima |
Karena pacuan kuda selain budaya
tradisional, juga diakuinya merupakan hobi turun-temurun bagi warga Bima baik
Kota maupunj Kabupaten. Karena hobinya yang sangat besar terkait pacuan kuda
ini, ketika tidak ada biaya dari Pemerintah maka masyarakat Bima akan berani
menghabiskan uangnya sendiri. “Ada banyak hal yang paling berkesan terkait
pacuan kuda tradisional yang sudah menjadi warisan budaya leluhur masyarakat
Bma ini,” tegasnya.
Kesan-kesan tersebut, diantaranya
meningkatnya antusuiasme masyarakat mulai dari warga biasa sampai ke Pegawai
Negeri (ASN), keaslian (keaslian) pacuan kuda tradisional Bima belum pernah
berubah yang salah satunya tetap menampilkan para joki cilik yang penuh dengan
keberanian, dan event pacuan kuda tradisional Bima telah tenar di Nusantara dan
sampai di luar sana.
“Sekali lagi, itu sangat luar biasa. Oleh karenanya,
event pacuan kuda tradisional Bima tidak boleh dihentikan. Melainkan harus
terus dilestarikan. Sebab, pacuan kuda ini merupakan warisan budaya leluhurnya
kita sebagai orang Bima. Dan, pacuan kuda tradisional ini juga merupakan salah
satu identitas kita sebagai orang Bima,” pungkasnya. (Rizal/Wildan/Buyung/Nana/AL/Gilang)
Tulis Komentar Anda