Catatan Umum Rekam-Jejak Politik Tiga Paslon Pada Pilkada Kota Bima Periode 2018-2023

Di Detik Terakhir Terkuat Fakta Hijrahnya Puluhan Pendukung Salah Satu Paslon ke Lutfi-Feri
MNUFER (Paslon Nomor urut 1)
Visioner Berita Kota Bima-Rabu tanggal 27 Juni 2018, tercatat sebagai moment ‘paling menegangkan’ bagi seluruh masyarakat Kota Bima. Tiga Pasangan Calon (Paslon) Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023 yakni H. Arahman H. Abidin, SE-Hj. Ferra Amelia, SE, MM (MANUFER) bernomor urut 1, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) dengan nomor urut 2 dan Subahan HM. Nur, SH-Wahyudin, SE (SW Mataho) dari jalur perseorangan bernomor urut 3 akan menyasikan hasil perjuangan kerasnya selama proses perjuangan dari awal hingga detik-detik menegangkan jelang hari puncak pesta demokrasi.  

Dari catatan catatan sejumlah awak media khususnya di Bima mengungkap, beragam variable dan strategi politik guna mencapai cita-cita memenangkan Pilkada dengan mengusung Jargon yang berbeda hingga disambut dengan cara beragam oleh seluruh warga Kota Bima, pun telah diperankan oleh tiga Paslon tersebut. Yakni sejak berproses maju sebagai peserta Pilkada, penentuan Paslon, deklarasi, kampanye akbar hingga “strategi senyap”.

Tetapi teka-teki tentang siapa yang paling dikehendaki oleh Sang Pencipta (Allah SWT) dan suara nurani seluruh masyarakat Kota Bima di bilik suara di masing-masing Tempat Pemungutan Suara (TPS), hingga kini masih menjadi teka-teki alias menanti jawaban ril pada esok hari (27/6/2018). Tetapi euforia masing-masing pendukung Paslon baik melalui instrumen Parpol pengusungnya maupun para pendukungnya di luar Parpo, layak disebut sebagai catatan menarik jelang hari puncak pelaksanaan Pilkada setempat.

Maksudnya, masing-masing pendukung maupun militansi tiga Paslon yang sedang bertarung menuju kursi Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023 telah meyakini kemenangan. Salah satunya, masing-masing pendukung secara gamblang “memamerkan” elektabilitas Paslonya yang “katanya berdasarkan hasil survey maupun Canvasing. Sayangnya, mereka terkesan membungkus secara rapi tentang identitas lembaga survey tentang siapa Paslon yang memiliki elektabilitas tertinggi, sedang dan paling rendah.

Oleh karenanya, sejumlah pihak penting menilai bahwa keapikan “menyembunyikan lembaga survey” tersebut seolah menjelaskan tentang “keunikan strategi” yang dimainkan oleh masing-masing Paslon pada Pilkada Kota Bima kali ini. Tetapi data yang diperoleh sejumlah awak media pada bulan silam mengungkap, Pasangan Lutfi-Feri yang diusung oleh 9 Koalisi Parpol sebagai new comer (pendatang) masih berada pada posisi teratas soal elektabilitas, kemudian disusul oleh Pasangan Petahana yang disung oleh tiga Parpol yakni Demokrat, PKS dan PDIP, dan posisi selanjutnya jatuh ke tangan pasangan SW Mataho.

Kendati demikian, data hasil survey dari sejumlah lembaga yang terkesan “sengaja disembyunyikan secara masif” tersebut pun praktis dibantah oleh pendukung Paslon yang disebut-sebut berada pada posisi kedua dan ketiga. Pasalnya, baik di Medsos maupun di dunia nyata, mereka mengakui berada pada posisi tertinggi dengan alasan telah mengantongsi hasil survey dari lembaga yang dipercayainya hingga ke soal kinerja timnya melalui konten Canvasing.

Selain itu, dari catatan dari awal hingga detik-detik terakhir jelang puncak pelaksanaan Pilkada Kota Bima sekarang ini mengungkap adanya “pertarungan sengit” dua Paslon (MANUFER Vs Lutfi-Feri) yang sejak awal hingga detik terakhir jelang puncak pelaksanaan Pilkada-terus “memberi warna berbeda” sebagaimana pengakuan sejumlah pihak penting termasuk pengamat khususnya di Bima.

Lutfi adalah mantan anggota DPR RI asal Partai Golkar selama dua periode, dalam catatan actualnya dari perjuangan kerasnya bersama instrumennya sukses lolos berada di gedung bundar senaya (gedung DPR RI).  Selama dua periode menjadi anggota DPR RI, Lutfi berada di Komisi 8 yang membidangi bencana di seluruh Indonesia (bermitra aktif dengan BPNB), PKH dan lainnya di seluruh Indonesia (bermitra aktif dengan Kemensos RI), serta bermitra aktif dengan Kemenag RI terkait urusan haji dan dan pembangunan di bawah payung Kemenag di seluruh Indonesia.

Masih soal Lutfi, demi mewujudkan mimpi besar yakni ingin membuktikan pengabdian terbaiknya sebagai darah asli Kota Bima di daerah ini (Kota Bima), ia rela meninggalkan sisa jabatannya sebagai anggota DPR RI yang masih tersisa selama dua tahun guna maju ke pentas Pilkada periode 2018-2023 berpasangan dengan Feri Sofiyan, SH sebagai politisi kawakan milik PAN di Kota Bima yang tidak pernah kalah pada event perebutan posisi sebagai Ketua DPD 2 PAN Kota (dua periode terpilih secara aklamatif).
Inilah Pasangan nomor urut 2 (Lutfi-Feri) dengan Jargon "Kota Bima Bangkit Menuju Perubahan"
Kehebatan dan kemampuan lain yang dimiliki oleh Feri, yakni sukses menjadi anggota DPRD setempat selama tiga periode mulai dari jabatan sebagai anggota hingga ke posisi Ketua DPRD. Tetapi demi mewujudkan cita-cita besarnya membuktikan pengabdian terbaik bagi Kota Bima dan masyarakatnya memalui pentas Pilkada berpasangan dengan Lutfi, Feri pun memutuskan melepas jabatannya sebagai Ketua DPRD Kota Bima yang masih tersisa selama dua tahun lamanya. Dan selama tiga periode berkiprah di gedung Dewan, Feri pun diakui telah menorehkan catatan penting yang diakui adanya bagi kemajuan Kota Bima dan masyarakatnya di berbagai bidang bersama Eksekutif melalui palu Dewan (penentu actual-factual bagi pelaksanaan APBD 2 Kota Bima).

Dan sejak menjadi nakhoda PAN Kota Bima, kesuksesan Feri tergambar nyata melalui kemampuannya mengantarkan sejumlah Kader PAN menjadi anggota Dewan, dan pada Pileg periode sebelumnya PAN sukses tampil sebagai Partai pemenang Pemilu dengan jumlah anggota Dewan terbanyak, disusul oleh Partai Golkar dan Gerindra.

Namun dibalik keberhasilan Feri dibalik rekam jejak keberhasilannya di dunia politik, sejarah pun mencatat bahwa Feri pernah gagal mewujudkan cita-citanya menjadi Walikota Bima untuk periode 2013-2028 berpasangan dengan anak kandung mantan Walikota Bima, Almarhum Drs. HM. Nur H. Alatif yakni Iskandar Zulkarnain (Anang). Sementara pada Pilkada Kota Bima tersebut, dimenangkan oleh Pasangan Incumbent yakni HM. Qurais H. Abidin berpasangan adiknya yakni H. A.Rahman H. Abidin (pasangan kakak-adik). Tetapi sebelum maju ke pentas Pilkada tersebut hingga menang, H. A.Rahman H. Abidin ada wakil Walikota Bima yang dipilih oleh DPRD setempat.

H. A.Rahman H. Abidin sukses menjadi Wakil Walikota Bima berpasangan dengan kakaknya, tepatnya ketika Walikota Bima Drs. HM. Nur. H. Alatif meninggal dunia pada tahun 2010. Sementara sebelum menjabat sebagai Wakil Walikota Bima, A.Rahman menjabat sebagai Ketua Komisi C DPRD Kota Bima asal PDK. Selama dua periode berkiprah di kursi Wakil Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin juga diakui telah memberikan kontribusi diberbagai bidang pembangunan di Kota Bima.

Jabatan Qurais menjadi Walikota Bima, tinggal sesaat lagi. Pun demikian halnya dengan jabatan A.Rahman sebagai Wakil Walikota Bima. Pada pentas Pilkada Kota Bima periode 2018-2023,  ia maju sebagai peserta berpasangan dengan Hj. Ferra Amelia, SE (MANUFER). Selama proses hingga tahapan Pilkada sebelum memasuki puncak pemilihan, A. Rahman sempat cuti secara resmi sejak terdaftar sebagai Paslon untuk melaksanakan berbagai kegiatan politik mencari dukungan untuk tujuan menang hingga kampanye Akbar yang disertai dengan konvoi politik belum lama ini. Masa cutinya telah berakhir dua hari lalu, dan pada Senin (25/5/2018) ia sempat melaksanakan kegiatan halal bil halal di seluruh instansi di Kota Bima sebagai Wakil Walikota.

Karir politiki yang bersangkutan, diawali sebagai Ketua DPC PDK Kota Bima selama dua periode. Catatan media menguak, perjuangannya menuju gedung Legislatif Kota Bima pun sukses dicapainya. Namun sejak menjadi nakhoda PDK selama dua periode, ia hanya mampu mengantarkan dirinya sendiri ke kursi DPRD Kota Bima (PDK hanya beranggotakan 1 kursi di Legislatif setempat). Singkatnya,  pada saat dia sukses menjadi Walikota Bima bersama kakaknya, jabatan A. Rahman sebagai anggota DPRD Kota Bima yang masih tersisa tiga tahun digantikan oleh ( di PAW) oleh Kader PDK sekaligus peraih suara terbanyak nomor urut 2 yakni Nasarudin H. A.Karim. Singkatnya, A.Rahman tercatat tidak pernah gagal di pentas politik.

Sementara catatan tentang rekam jejak politik Ferra yang menjadi pasangan A.Rahman H. Abidin di pentas Pilkada Kota Bima (calon Wakil Walikota) periode 2018-2023, ia hanya sukses lolos sebagai anggota DPRD Kota melalui jalur Partai Bima hingga berposisi sebagai Ketua Dewan di musim Pileg waktu itu, tepatnya di saat masih hidupnya kakak kandungnya sekaligus mantan Bupati Bima selama dua periode yakni H. Feri Zulkarnain, ST (Almarhum).

Dan di massa itu, Ferra yang menjabat sebagai Ketua DPD 2 Golkar Kota Bima juga sukses mengantarkan sejumlah kader partai Golkar ke gedung Dewan sekaligus sebagai partai pemenang Pemilu dengan jumlah anggota terbanyak di kursi Legislatif. Setelah berkiprah di gedung Dewan, Feri kemudian memutuskan maju sebagai Calon Walikota Bima periode 2013-2018 berpasangan dengan Drs. H. Muhammad Natsir (Fersi). Alhasil, perjuangan keras Fersi yang didukung penuh oleh kakak kandungnya yang saat itu masih menjabat sebagai Bupati Bima (Alm. H. Feri Zulkarnain, ST) terjungkal dipentas Pilkada yang dimenangkan oleh pasangan adik-kakak (QURMA MANIS).

Gagal di pentas Pilkada dan beberapa disaat Feri Zulkarnai meninggal dunia, Fera kembali bertarung di pentas politik menuju gedung DPRD Kota Bima memalui Partai Golkar. Hasilnya, takdir justeru berbicara lain. Maksudnya, Ferra gagal mewujudkan mimpinya kembali ke gedung Dewan karena perolehan suaranya dibawa kader Golkar yang juga mantan supir angkutan umum-sebut saja Muhammad Jafar.
Pasangan  Nomor Urut 3, SW Mataho 
Kegagalan selanjutnya yang dialami Ferra, juga tercatat mempertahankan posisinya sebagai Ketua DPD 2 Partai Golkar Kota Bima, dan soal itu justeru memberikan angka keberuntungann kepada Kader Partai Golkar sekaligus anggota DPRD Kota Bima yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Bima. Ditengah Kesan “kisruh dikubu yang melilit” Partai Golkar, Ferra memutuskan maju Calon Walikota Bima periode 2018-2023 dengan harapan besar Partai Golkar mengusungnya.

Namun fakta berkata beda, Golkar justeru memutuskan Pasangan Lutfi-Feri bersama 8 Parpol lainnya. Selanjutnya, Fera memutuskan meninggalkan Partai Golkar dan bergabung dengan PDIP. Hingga kini, Feri resmi ber KTA PDIP. Dan lewat PDIP yang didukung oleh PKS serta Demokrat, Ferra sukses menggeser Drs. H. Muhammad Irfan, MM dan kemudian maju sebagai calon Wakil Walikota Bima periode 2018-2023 berpasangan dengan A.Rahman H. Abidin (MANUFER). Pun pasangan ini, disebut-sebut oleh banyak pihak yakni “menyatunya dua dua orang rival pada pentas politik sebelumnya” dimana pasangan Fersi terjungkal di Pilkada yang dimenangkan oleh pasangan QURMA MANIS.

Pertanyaan berbagai pihak soal kemampuan HM. Qurais H. Abidin sebagai Walikota sekaligus Ketua DPD 2 Partai Demokrat Kota Bima untuk mengantarkan pasangan MANUFER menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023 bersama PDIP, PKS dan sejumlah instrumen politik diluar Parpol yang dibentuknya, hingga kini masih bersifat teka-teki silang yang belum terisi. Ataukah kemenangan akan jatuh di tangan Lutfi-Feri yang diusung oleh 9 Koalisi Parpol beserta seluruh isntrumen politik perjuangannya yang ditambah lagi atas hadirnya energi baru Ketua DPD 2 Partai Golkar Kabupaten Bima, Hj Indah Dhamayanti Putri beserta seluruh pasukan Partainya atas nama Soliditas sebagaimana instruksi Partainya, dan ataukah "Dewi Forutna" akan berpihak kepada pasangan SW Mataho?- tentu saja pertanyaan itu akan terjawab pada puncak pelaksanaan Pilkada Kota Bima, Rabu (27/6/2018). 

Sementara Calon Walikota Bima dari jalur perseorangan (Independen) yakni Subahan HM. Nur, SH yang berpasangan dengan Wahyudin, SE, juga memiliki karier politik yang terhitung gemilang. Tiga periode Subahan menjabat sebagai anggota DPRD utusan Partai Golkar. Yakni sejak di DPRD Kabupaten Bima (sebelum Kota Bima terbentuk tahun 2013), dan selanjutnya Subahan berhijrah menjadi anggota DPRD Kota Bima menggantikan posisi H. Feri Zulkarnain, ST (Almarhum) karena ikut mencalonkan diri sebagai Bupati Bima berpasangan dengan Drs. H. Usman AK hingga hingga pada akhirnya sukses menjadi Bupati-Wakil Bupati Bima.

Disaat menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Bima, Subahan mencoba berjuang di pentas Pilkada alias maju berpasangan dengan A. Karim Azis, SH (SUKA). Namun pada akhirnya, pasangan SUKA harus mengakui kehebatan pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2009-2013, Drs. HM. Nur H. Alatif-HM. Qurais H. Abidin (NOLIQU). Masih soal Subahan, kalah di Pilkada tersebut tak membuat Subahan berhenti di dunia politik. Ia kembali mengikuti pentas politik melalui Pileg lewat jalur non Partai. Hasilnya, mimpinya kembali menjadi anggota Legislatif pun gagal dicapainya.

Lagi-lagi, kekalahan tersebut pun tak membuatnya istirahat dunnia politik. Tetapi, pada musim Pilkada Kota Bima periode 2013-2018, Subahan kembali maju sebagai Calon Walikota Bima berpasangan dengan Drs. Rizal, MM (SURI). Tetapi dipenghujung pesta demokrasi menuju kursi Walikota-Wakil Walikota Bima tersebut, pasangan QURMA MANIS berhasil menjadi pemenangnya. Sementara pasangan SUKA praktis terpental bersamaan dengan pasangan FERSI. Kendati mengalami serangkaian kegagalan tersebut, Subahan telah menorehkan keberhasil bagi pembangunan daerah dan masyarakatnya disaat ini menjabat sebagai anggota hingga Ketua Dewan.

Pengamanan Ketat-Puluhan Pendukung Salah Satu Paslon Hijrah ke Pasangan Lutfi-Feri

Ditengah situasi “penuh ketengangan” jelang puncak pelaksanaan Pilkada Kota Bima periode 2018-2023, terkuak sejumlah dinamika yang dinilai kian memanas. Isu money politik yang terus menguak di atas permukaan oleh oknum tertentu melalui gerakan serangan fajar, kian memicu ketegangan di seluruh wilayah di Kota Bima. Guna mengantisipasi terjadinya hal itu, masing-masing pendukung Paslon sejak beberapa hari terakhir hingga matahari terbit pada Rabu (27/6/2018) terpantau melakukan siaga ketat pada masing-masing wilayahnya.

Hal lain yang terjadi jelang puncak pelaksanaan Pilkada, juga menguak adanya gerakan dari sejumlah kelompok penjudi dari berasal dari “Paslon tertentu” yang menantang Paslon lainnya dengan nominal nilai taruhan bervariatif. Yakni mulai dari jutaan rupiah hingga puluhan juta. Gerakan yang satu ini, mulai menguat sejak beberapa hari jelang puncak pelaksanaan Pilkada, dan terungkap masih berlangsung hingga saat ini. Aksi yang satu ini, bukan saja belangsung secara tertutp tetapi juga dilakukan secara terang-terangan.

Pantauan langsung hampir seluruh media massa baik cetak, Online maupun Televisi mengungkap, aparat keamanan baik Polri dibawah kendali Kapolres Bima Kota, AKBP Ida Bagus Winarta, SIK yang diback up oleh kekuatan personil TNI dibawah kendali Dandim 1608 Bima, Letkol Inf Bambang Eka Kurnia dan kekuatan personil Sat Brimob Pelopor Den A Bima dibawah kendali Kaden, Kompol Ikhsan Lazuardi, SIK, SH, MH-terlihat melakukan pengamanan ekstra ketat di seluruh wilayah Kota Bima dengan peralatan lengkap. Kemampuan personil seluruh Bhabinkabtibmas dan Babinsa untuk tujuan pengamanan seluruh wilayah guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dianggap mengancam kondusifitas Kota Bima dan masyarakatnya tersebut pun terlihat nyata adanya di lapangan.

Pasca Kapolres Bima Kota AKBP Ida Bagus Winarta, SIK memimpin apel besar-besaran kemarin (25/6/2018) yang kuat korelasinya dengan pengamanan bagi pelaksanaan Pilkada Kota Bima sekarang ini, juga terkuak adanya informasi tentang asupan personil pasukan tambahan dari Polda NTB dengan kekuatan maksimum.

Kekuatan gabungan antara Polri dan TNI ini, juga berlaku pada tingkat pengamanan dan pengawasan peti suara hingga ke Tempat pemungutan Suara (TPS), pada moment pelaksanaan pencoblosan, perhitungan perolehan suara sementara baik untuk Pilgub NTB maupun Pilkada Kota Bima di seluruh wilayah hiingga sesi pengantaran peti bersisikan surat suara dari PPS ke PPK. Dan dari pantauan langsung sejumlah awak media tersebut melaporkan, hingga detik ini suasana kondusif di seluruh wilayah Kota Bima masih terlihat sangat kondusif.

Dan jelang pelaksanaan puncak pelakasanaan Pilkada Kota Bima, media ini sukses mendapatkan sebuah informasi yang tak kalah menariknya. Yakni, sekitar 70 lebih orang pendukung salah satu Paslon telah berhijrah ke pasangan Lutfi-Feri. Fakta tersebut, diungkap secara gamblang oleh mantan militansi salah satu Paslon dimaksud, sebut saja Jufriadin, SH. “Ya, puluhan orang mantan pendukung salah satu Paslon itu sudah berbalik arah yakni mendukung sekaligus berjanji akan berjuang keras mengantarkan Lutfi-Feri menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima pada periode 2018-2023. Semoga ikhtiar keras dan doa kita untuk kemenangan Lutfi-Feri diijabah oleh Allah SWT,” harap Jufriadin.

Jufrin menjelaskan secara gamblang, hijrahnya puluhan pendukung salah satu Paslon tersebut ke Lutfi-Feri dipicu oleh sejumlah persoalan penting. Salah satunya, dipicu oleh masalah komunikasi antara puluhan orang orang dimaksud dengan Paslon yang enggan disebutkannya secara spesifik.

Ilustrasi perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain yang dianggap nyaman
“Tidak perlu bertanya tentang nama Paslon tersebut karena saya yakin bahwa anda-anda juga tahu. Pada suatu waktu, pulluhan orang tersebut datang ke kediaman salah satu Paslon dimaksud. Kehadiran mereka, tentu diawali oleh adanya komunikasi. Namun setelah sampainya di sana, puluhan orang tak dilayani dengan komunikasi yang baik. Atas hal itu, saya mencoba berkomunikasi dengan Paslon dimaksud. Namun jawaban dari yang bersangkutan, kehdatangan puluhan orang itu bukan atas undangannya. Dan, itulah jawaban dari pertanyaan kenapa mereka beralih mendukung Lutfi-Feri,” tandas Jufriadin.

Setelah bertekad mengalihkan dukungan, Jufriadin mengaku terlebih dahulu berkomunikasi dengan isterinya Lutfi yakni Hj. Elly Alwainy. Isi komunikasinya, lebih kepada kesiapan Elly Alwainy untuk menerima serta menyambbut baik kehadiran puluhan orang yang sudah menyatakan mendukung dan berkomitmen berjuang keras memenangkan pasangan Lutfi-Feri.

“Setelah komunikasi dibangun dengan Umi Elly, kami pun mengantarkan puluhan orang itu menggunakan sejumlah angkutan pribadi (mobil) ke kediaman Lutfi di Lingkungan Kedo Kelurahan Ule Kecamatan Asakota. Fakta penyambutan oleh Elly Alwainy ini, Alhamdulillah sangat luar biasa kami rasakan. Demi Allah dan demi Rasulullah, ini bukan mengada-ada, tetapi keramahan sentuhan komunikasi dan pelayanan Elly Alwainy dengan suaminya (Lutfi) terhadap puluhan orang tersebut sungguh diluar dugaan kami. Subahanallahu, nilai-nilai penting soal kemanusiaan yang melekat pada diri Calon Pemimpin Kota Bima daan isterinya sungguh nyata adanya,” terang Jufriadin.

pada moment pertemuan yang sangat singkat tersebut, Jufriadin mengaku betapa cepatnya terbangun hubungan persaudaraan dan kekeluargaan antara puluhan orang warga tersebut dengan Lutfi dan isteri tercintanya (Elly Alwainy).

“Komunikasi yang berkualitas, kelenturan dan keramahan dalam menyambut, kesederhanaan yang bukan dibuat-buat, realitas humanisnya dalam menyapa, cara menyambutnya dengan menundukan kepada kepada puluhan warga tersebut, itulah perkiraan saya sebagai dasar keakbaran yang sangat cepat bagi kedua belah pihak pada moment pertemuan penting itu. Demi Allah dan demi Rasulullah saya tidak mengarang cerita, tetapi fakta itu disaksikan oleh banyak orang,” sebutnya.

Sayangnya, Jufrinadin enggan mengungkap tentang dari wilayah mana puluhan orang yang beralih dukungan ke Lutfi-Feri itu berasal. Dalihnya,  dikhawatirkan akan dipantau oleh Paslon tertentu dimaksud.

“Soal dari mana mereka berasal, itu rahasia yang tidak boleh kami publikasikan melalui media massa. Yang jelas, puluhan orang ini punya sahabat, , kerabat, teman dan keluarga. Maka potensi penambahan dukungan dari mereka untuk Lutfi-Feri pada Pilkada Kota Bima ini Insya Allah sangatlah besar. Hal lain yang perlu kami sampaikan ke publik, yakni memilih sekaligus mengantarkan Lutfi-Feri sebagai Walikota Bima pada periode 2018-2023 adalah hal yang sangat tepat. Dan salah satu point penting yang kami rasakan pada pertemuan singkat itu adalah mengagumi Lutfi dan isterinya. Kami yakni, tampilan yang sama juga melekat pada diri Feri Sofiyan dengan isterinya. Mari kita berjuang bersama-sama memenangkan pasangan Lutfi-Feri ini,” pungkas Jufriadin. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.