Bangunan Jembatan di Tangga Diduga Terjadi Total Los, PPK Justeru Minta Kopdar
Nona Ling: Jika Bermasalah Saya Siap Menerima Resiko Apapun Termasuk Konsekuensi
Hukum
Secara terpisah, pemilik PT.
Citra Putera Laterang yakni Nona Ling yang dimintai komentarnya melalui saluran
selulernya, Jum’at (7/9/2019) mengaku, sesungguhnya tidak ada masalah terkait
pembangunan jembatan di Tangga itu. “Tidak ada masalah dengan pelaksanaan
proyek pembangunan itu. Namun untuk membuktikan adanya masalah atau tidaknya,
nanti kita turun sama-sama ke lapangan,” sahutnya.
Melihat dari dekat Jembatan Tangga yang konstruksinya melengkung itu |
Visioner Berita Kabupaten Bima-Fenomena terkait pembangunan jembata
di Desa Tangga Kecamatan Monta yang menggunakan pagu anggaran sebesar Rp3,6 M
lebih yang bersumber dari APBD 2 Kabupaten Bima tahun 2017 oleh PT. Citra
Putera Laterang, hingga kini masih menjadi perbincangan hangat publik khususnya
di Bima. Pasalnya, konstruksi proyek pembangunan jembatan tersebut diduga kuat kini
sudah melengkung ke bawah, dan ditengarai telah terjadi keretakan serius di
sejumlah titik termasuk pada bagian ujung kiri dan kanannya.
Oleh karenanya, sejumlah sumber
yang enggan disebutkan identitasnya melalui media massa menduga terjadinya
total los (kegagalan konstruksi) terkait proyek pembangunan jembatan berpagu
miliaran rupiah itu. Masih soal jembatan Tangga ini, sejumlah pihak juga
mendesak aparat penegak hukum untuk segera menyikapinya. Dan Instansi terkait
di Kabupaten Bima juga didesak agar segera ke lapangan untuk melihat secara
langsung sekaligus menyikapinya.
Sementara informasi terkini yang
diperoleh Media ini (Visioner) megungkap, jajaran Polres Bima Kabupaten melalui
Sat Reskrim pun dikabarkan sedang bekerja melakukan penyelidikan terkait
konstruksi proyek pembangunan jembatan yang diduga mengalami total los ini.
Kabid Bina Marga pada Dinas PUPR
Kabupaten Bima, Ir. Sutami yang dimintai tanggapannya pun membenarkan
terjadinya dugaan adanya perubahan “kondisi” dari bangunan jembatan tersebut.
Oleh karenanya, Sutami mengaku teklah memanggil pihak pelaksana proyek. Dan
diakuinya pula, pihak pelaksana proyek sudah membongkar penyanggah bangunan
jembatan. “Sisa anggaran sebesar 10 porsen dari pagu bagi pelaksanaan proyek
tersebut atau sekitar Rp350 juta sudah kami tahan,” beber Sutami melalui
saluran selulernya, Kamis (6/9/2019).
Penahanan terhadap sisa anggaran
tersebut apakah karena adanya kasus terkait pembangunan jembatan itu?, Sutamui
belum bisa memberikan kepastian. Tetapi, penahanan sisa termin tersebut lebih
kepada bahwa piohaknya ingin melihat dulu tentang bagaimana konstruksi
pembangunan jembatan itu pula. “Ditengah pihak pelaksana proyek melaksanakan
proyek pembangunan jembatan tersebut, saya selaku PPK sudah pernah menegurnya.
Namun, teguran tersebut sama sekali tidak diindahkan oleh pihakn pelaksana
proyek itu sendiri,” bebernya.
Menjawab pertanyaan tentang apa
langkah yang akan diambilnya terhadap kondisi bangunan jembatan tersebut yang
terlihat sudah melengkung, Sutami menyatakan akan terus memantau perkembangan
selanjutnya. “Konsutruksi pembangunan jembatan tersebut yang sudah melengkung, itu
memang benar adanya. Sementara hasil tes laboritrium konstruksi tersebut juga
ada ditangan kami. Soal bagaimana hasil laboratoriumnya, nanti kami akan
koordinasikan dengan pihak Laboratorium agar kami tidak salah menjawab
pertanyaan media massa,” tegas Sutami.
Sutami kemudian menjelaskan,
pembangunan konstruksi jembatan dengan beton penancangnya adalah satu kesatuan
yang utuh. Namun, kondisi yang terjadi mungkin saja pada saat pengecoran
dilaksanakan ada sebuah kondisi yang kurang pas pada saat pemasangan penancang
perangkat jembatan.
“Maksudnya, penancang yang yang
dipasang itu belum sampai pada tanah yang keras. Yang saya maksudkan adalah
disaat pemasangan penancang dari pohon kelapa sebagai penyanggah jembatan.
Sekali lagi, mungkin hal itu mengakibatkan konstruksi jembatan tersebut menjadi
lengkung,” duganya.
Lagi-lagi ditanya soal apakah lengkungnya
konstruksi jembatan tersebut lebih dipicu oleh kualitas material seperti baja
yang digunakan sebagai bentangannya, Sutami mengaku belum dapat memastikannya. Pun
pihaknya mengaku belum menguji tentang kualitas campuran material yang
digunakan untuk pembangunan jembatan tersebut oleh pihak pelaksana proyek.
“Soal bagaimana kualitas pekerjaan
proyek jembatan tersebut, tentu saja akan diuji. Jadi, kami belum bisa
memberikan keputusan terlalu dini terkait kualitas pelaksanaan proyek itu,”
sahutnya.
Pertanyaan terakhir tentang
dugaan sebahagian orang bahwa pelaksanaan proyek pembangunan bernilai miliaran
rupiah tersebut diduga telah terjadi total
los (gagal kostruksi), praktis saja Sutami mengajak Visioner untuk bertemu alias kopi darat (Kopdar). “Atau
begini saja, kita Kopdar saja besok. Soal terjadinya penurunan terhadap
konstruksi jembatan tersebut, tentu saja akan kita lihat nantinya secara
bersama-sama,” harapnya.
Singkatnya, dinilai ada kesan unik
terkait pelaksanaan proyek pembangunan jembatan ini. Yakni, sama sekali tidak
menggunakan jasa konsultan. Hal tersebut, dikemukakan oleh Sutami. “Ya, Dinas
PUPR Kabupate Bima sudah lama tidak menggunakan jasa konsultan pada setiap
pelaksanaan pembangunan proyek, termasuk soal pembangunan jembatan yang
dikerjakan oleh PT. Citra Putera Laterang itu. Alasannya, sebab di PUPR
Kabupaten Bima banyak ASN dibidang teknis. Oleh karenanya, tim perencananya
juga dari Dinas PUPR Kabupaten Bima,” pungkasnya.
Nona Ling Sia Menerima Resiko
Apapun Jika Ada Masalah Dengan Pembangunan Itu
Dugaan kuat kontruksi jembatan tersebut melengkung mulai terihat secara jelas |
Terkait dengan dugaan telah
terjadi retak geser pada beberapa titik dari konstruksi jembatan tersebut, Nona
Ling justeru membantahnya. “Soal retak geser itu sesungguhnya tidak ada, sebab kemarin
kami sudah melihat secara langsung di lapangan. Sekali lagi, tidak ada retak
geser seperti yang orang lain duga. Tunjukan dimana retak geser pada konstruksi
itu yang anda maksud,” tuturnya.
Tentang kayu penyangga konstruksi
jembatan dari pohon kelapa yang digunakannya, katanya sudah dilepas. Dan
pihaknya sudah melepas alat berat ke sana untuk melepas pohon kelapa sebagai
penyangga jembatan tersebut. Namun ketika dikonfirmasikan kembali melalui SMS,
Nona Ling mengaku belum tahu apakah kayu penyangga tersebut sudah dilepas atau
belum. Soalnya, sampai saat ini dirinya masih berada di Surabaya-Jawa Timur
(Jatim). “Tetapi apakah kayu penyangga tersebut sudah dilepas atau tidaknya,
saya belum tahu. Sebab, sampai sekarang saya masih berada di Surabaya,”
katanya.
Menjawab pertanyaan bahwa
pihaknya diminta oleh PPK untuk menghentikan sementara pekerjaan pembangunan
jembatan tersebut karena diduga bermasalah, Nona Ling justeru membantahnya.
“Tidak PPK yang meminta kami untuk menghentikan
sementara pelaksanaan proyek pembangunan jembatan itu. Yang ada, justeru
kemarin saya dipanggil oleh PPK. Saat
berhadapan dengan PPK kemarin, mereka bertanya apa alasan tidak melepas pohon
kelapa sebagai penyangga konstruksi jembatan tersebut. Saya jawab, karena tidak
bisa mengajukan termin. Itu alasan yang pertama, alasan kedua bahwa saya harus
melepas pohon kelapa tersebut jelas tidak bisa karena tidak ada tenaga. Dan
selanjutnya, untuk melepaskan pohon kepala tersebut harus menggunakan alat
berat dan harus pula mengeluarkan uang untuk pembebasan lahan-begitu kata saya,”
katanya lagi.
Namun jika benar-benar terjadi
total los terkait pembangunan proyek tersebut, Nona Ling meminta agar semua
pihak mengeceknya kembali. Maksudnya, jika terjadi total los maka pihaknya akan
membongkarnya lagi, dan itu dianggapnya tidak ada masalah. “Jika benar total
los terkait pelaksanaan proyek pembangunan jembatan itu, tidak masalah kita bongkar
sama-sama,” paparnya.
Yang tak kalah menariknya, Nona
Ling menegaskan bahwa dirinya tidak pernah takut sedikitpun jika ada
pihak-pihak yang ingin menggiring masalah tersebut ke ranah hukum baik pada
Kepolisian maupun Kejaksaan. “Silahkan laporkan saya ke lembaga hukum dimaksud
jika mampu membuktikan total los terkait pembangunan jembatan tersebut. Sekali
saya tegaskan, saya siap menerima resiko dalam bentuk apapun ketika adanya
masalah termasuk total los terkait proyek pembangunan jembatan di Tangga,” ujar
Nona Ling dengan nada terkesan menantang. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda