Pemuda Lutfi Sekaligus Anak Yatim Dibunuh Secara Sadis, Aksi Pembunuhan Tergolong Sangat Rapi

Ada Warga Ngaku Sempat Melihat Dua Unit Sepeda Motor Bebek Malam itu di TKP
Mayat Korban di rumah Duga, sesaat sebelum dimandikan dan dikebumikan
Visioner Berita Kota Bima-Ditengah peprihatinan masyarakat Kota Bima yang teramat dalam atas kasus dugaan pemerkosaan terhadap anak SMP kelas III dan kasus video porno, kini warga di daerah ini harus dihadapkan lagi dengan duka-sedih dan bahkan cucuran air mata.

Yakni pada Senin malam (20/1/2019), seorang pemuda berumur 23 tahun bernama Mu’amar Ramadoan bin Syaiful yang juga salah satu pejuang kemenangan pasangan H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Walikota-Wakil Walikota Bima) pada Pilkada periode 2018-2023 sekaligus anak yatim ini tewas mengenaskan di rumah Muma Muma Eko yang berlokasi di RT 10/04 Kelurahan Sarae Kota Bima. Kerongkongan korban terlihat putus, dan dalam kondisi tak bernyawa terlihat hanya menggunakan celana levis warna cokelat muda (tanpa memakai baju).

Korban ditemukan oleh Muma Eko (tuan rumah), korban tewas mengenaskan dalam kondisi terkapar dimana kerongkongannya putus dan di sekitar kamar tamu tempat korban tidur pun terlihat darah yang berceceran. Ceceran darah dan gumpalannya terlihat nyata di atas kasur, di lantai dan bahkan di sepanjang jalan di gang menuju bagian utara hingga hampir mendekati jalan raya.

“Saya kaget, saat mau melaksanakan sholat subuh di Masjid dekat rumah langsung melihat ceceran darah dan korban meninggal dalam kondisi terkapar serta bagian leher dan kerongkongannya terputus,” ungkap Muma Eko kepada Visioner, Senin pagi (21/1/2019) di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Mu'amar Ramadhoan di Masa Hidupnya, Lambang Dua Jari Adalah Bukti Dukungannya Untuk Pasangan Lutfi-Feri saat Pilkada Kota Bima
Pada malam itu, Muma Eko menjelaskan bahwa korban tidur di ruang tamu bersama Fadil (cucu Muma Eko). Saat melihat gumpalan serta ceceran darah baik di kamar maupun di atas kasus hingga ke lantai, Fadil masih dalam kondisi tidur nyenyak.

“Saat melihat ceceran darah dan korban dalam kondisi tewas terkapar di mana kerongkongannya sudah putus, saya langsung membangunkan cucu saya yakni Fadil untuk bangun. Fadil pun bangun dan langsung menangis serta berteriak. Saat itu juga, tetangga sekitar berhamburan keluar dan berdatangan untuk melihat korban secara langsung,” ungkapnya.

Muma Eko mengungkap, pintu pagar bagian depan dan pintu kamar tempat korban dan Fadil itu terlihat dalam kondisi tertutup tetapi tidak terkunci. Pada subuh itu, Muma Eko hanya melihat motor bebek berwarna merah milik Fadil terparkir di depan TKP alias di gang (bukan di dalam pagar rumah). “Sungguh kita tidak tahu bagaimana kronologis kejadian dari kasus pembunuhan ini. Kemungkinan besar, pembunuhnya langsung masuk karena pintu pagar dan pintu kamar yang tidak terkunci dan kemudian dengan bebasnya menggorok korban di mana saat itu Fadil sedang tertidur pulas,” duganya.

Fadil diakuinya sudah seperti anaknya sendiri. Anak Yatim tersebut, pun diakuinya diberikan upah sebesar Rp150 ribu per bula hanya sekedar menjaga rumah itu walau itu bukanlah pekerjaan tetapnya.

“Rekam jejaknya yang saya tahu, korban ini sangat baik. Di masa hidupnya, yang saya tahu dia tidak mengkonsumsi alkohol (Miras), Taramadol maupun Narkoba. Kecenderungannya, Almarhum sangatlah pendiam dan bermain bola adalah hobinya. Dan yang saya tahu, Almarhum ini juga tidak pernah membuat onar. Kami turun berduka teramat dalam. Semoga Almarhum ditempatkan pada tempat yang layak oleh Allah SWT. Selain itu, kami juga berharap semoga Polisi mampu mengungkap pelakunya secara segera,” harapnya.

Muma Eko Dengan Wajah Yang Masih Terlihat Sedih
Pada pagi hari itu, pihak Polres Bima Kota dan Tim identifikasinya (Tim Ident) langsung ke lokasi untuk olah TKP. Police line (garis polisi), juga terpasang mulai dari kamar tidur korban hingga ke hampir mendekati jalan raya pada bagian utara. Ratusan warga warga, teman, kerabat serta sahabat korban pun berdatangan sejak korban tewas hingga saat ini.

Kini korban sedang berada di rumah duka, yakni di Kampung Saleko Kelurahan Sarae. Keluarga korban termasuk saudara-saudari kandungnya terlihat masih menangis histeris dan bahkan ada yang pingsan karena melihat kondisi anak kelima dari enam bersaudara ini (korban). Dalam kasus ini, korban semopat dibawa oleh Polisi ke RSUD Bima untuk di visum. Beberapa saat setelah divisum, korban akhirnya di pulangkan.

Kasus ini, pun tengah ditangani secara intensif oleh pihak Reskrim Polres Bima Kota dibawa kendali langsung oleh Kapolres setempat, AKBP Erwin Ardiansyash SH, MH. Saat ini, sejumlah saksi termasuk pacar korban bernama Rini (warga Lingkungan Waki Kelurahan Manggemaci) sedang dimintai keterangan oleh penyidik setempat. Rini di periksa, karena adanya informasi bahwa pada Minggu malam sempat berkomunikasi dengan korban melalui saluran seluler (telphone genggam).

Pengakuan-pengakuan sejumlah warga di sekitar TKP-sekitar jam 1.15 Wita (sebelum tewas), masih bermain game online dengan kawan-kawannya menggunakan Handphone. Dan catatan lainnya, sekitar jam 12 malam, ada warga yang melihat ada tiga unit sepeda motor bebek yang terparkir di depan TKP. Satu di antaranya adalah motor milik Fadil. Sementara dua kendaraan bebak lainnya, tidak diketahui siapa pemiliknya oleh seorang warga yang melihatnya.

“Selain motor bebek milik Fadil, saya juga melihat ada dua sepeda motor bebek lain yang terparkir di gang depan TKP. Saya tidak tahu siapa pemilik dua unit sepeda motor bebek itu. Yang jelas, saya melihat kendaraan tersebut pada jam 12 kurang,” ungkap salah seorang warga kepada Visioner di TKP, Senin pagi (21/1/2018).

Di sinilah Korban Dibunuh Secara Sadis, dan terlihat adanya bukti olah TKP oleh Polisi
Dalam kasus ini, Visioner pun berhasil mengkonfirmasi Fadil yang malam itu tidur sekamar dengan korban. “Ya, tadi malam saya tidur sekamar dengan korban. Kami tidur di ruang tamu. Namun, saya tidur terlebih dahulu yakni sekitar pukul 23.00 Wita. Dan saat saya mau tidur, masih sempat mendengar bahwa korban sedang berkomunikasi lewat handpone seluler dengan pacarnya yang bernama Rini,” ungkap Fadil di kediamannya, Senin pagi (21/1/2019).

Namun sebelumnya jelas Fadil, dirinya bersama korban sempat mengantar pulang sepeda motor milik Omnya yang dipinjamnya di BTN Nusantara Kelurahan Monggonao Kota Bima. Mengantar pulang kendaraan tersebut kata Fadil, yakni sekitar pukul 23.38 Wita. Namun sebelumnya, fadil mengaku sempat bercandaria dengan korban. “Setelah mengembalikan motor Omnya itu, kami mampi membeli nasi goreng dan kemudian makan berdua di TKP,” tandas Fadil.

Usai makan nasi goreng itu terang Fadil, korban berkomunikasi melalui saluran seluler dengan Rini (pacarnya). Dan ditengah korban sedang berkomunikasi dengan pacarnya itu, Fadil mengaku langsung tidur. “Saya tertidur pulas. Pada subuh hari, saya dibanguni oleh Kakek (Muma Eko), kemudian menangis, terkejut dan berteriak ketika melihat korban tewas dalam kondisi mengenaskan. Kerongkongannya putus, darah berceceran di mana-mana di dalam kamar tidur. Sampai sekarang saya masih sangat trauma, sedih karena telah kehilangan seorang sahabat yang sangat baik,” tutur Fadil dengan nada sedih.

Fadil mengaku bahwa saat dirinya mulai tidur, pintu pagar memang tertutup tetapi tidak digembok. Dan pada saat korban berkomunikasi dengan pacarnya (Rini) melalui saluran seluler, poisis korban berada di dalam kamar. Namun, saat itu pintu kamar dalam kondisi tertutup tetapi tidak terkunci. “pada malam itu, yang jelas saya lebih dulu tidur ketimbang korban. Karena saya tertidur pulas, makanya tidak tahu jam berapa korban mulai tidur,” terangnya.

Fadil kemudin mengungkapkan pesan korban di TKP, tepatnya jauh sebelum Muamar tewas dalam kondisi yang sangat mengenaskan. “Dia berpesan agar menjaga ayam yang dipelihara di rumah itu dengan baik. Almarhum juga sempat berpesan kepada saya agar melihat secara baik-baik orang yang datang. Pesan-pesan itu, muncul pada saat saat saya masih begadang dengan korban. Suasana sebelum korban sangatlah sepi, dan tumben sekali pada malam itu di rumah tersebut sangat sepi. Padahal pada malam-malam sebelumnya, di rumah itu sangatlah ramai. Maksudnya, banyak sahabat saya dan sahabat korban yang begadang bersama-sama dengan kami,” ucap Fadil.

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE
Dikala hidupnya, yang Fadil tahu bahwa korban sangatlah baik muali dari perilaku, tindakan dan lainnya. Korban dikenalnya sangatlah ramah, jarang bicara dan tidak pernah cekcok dengan tetangga maupun lingkungan sekitar. “Pada malam itu, saya tidur di kamar itu dimana kepala menghadap ke arah utara. Sementara posisi korban yang dalam kondisi tewas mengenaskan itu, kepalanya menghadap ke arah selatan. Korban tewas dalam kondisi tidak menggunakan baju tetapi hanya memakai celana levis panjang berwarna cokelat muda,” tutur Fadil.

Fadil menyatakan, sangat mengenal dan bahkan sudah menganggap korban sebagai keluarganya sendiri. Yang diketahuinya, korban bukan saja baik-ramah dan tidak pernah berselisih dengan tetangga maupun lingkungan sekitar. “Korban tidak mengkonsumsi Miras, tidak mengkonsumsi tramadol dan tidak pula mengkonsumsi Narkoba. Dia sangatlah baik, nurut dan mudah bergaul dengan siapa saja terutama orang-orang di sekitarnya,’ tandas Fadil lagi.

Atas kejadian peristiwa tragis yang menimpa korban, Fadil mengaku bahwa sampai sekarang masih sangat trauma. Pasalnya, Fadil masih tegolong anak-anak dan berstatus sebagai pelajar kelas 1 pada salah satu sekolah negeri di Kota Bima. “Selain sedih dan berduga teramat dalam atas kehilangan seorang sahabat yang sangat baik tersebut, sampai sampai saat ini anak saya masih sangat trauma. Pasalnya, dia melihat secara langsung mayat korban yang terkapar bersimbah darah, kerongkongannya terputus dan darahnya berceceran di mana-mana,” ujar Muslimin yang juga ayah kandung Fadil ini.

Secara terpisah, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE mengaku selain sedih juga sangat terpukul atas kematian tragis yang menimpa pejuangnya di Pilkada Kota Bima periode 2018-2023 itu (Muammar Ramadhoan). Ia pun menyatakan kekagetannya atas peristiwa dimaksud. Oleh karenanya, Lutfi dan isterinya yakni Hj. Elly Alwainy berharap agar Polisi mampu mengungkap pelakunya secara segera.

“Bagaimana ceritanya ya sampai korban bisa dibunuh secara sadis seperti itu, dan apa motifnya?. Sampai sekarang, saya belum mendapatkan kronologis sesungguhnya dari kejadian memprihatinkan ini. Lepas dari itu, saya berharap agar Polisi segera mengungkap pelakunya dan apa pula motif dari kejadian ini,” harap Walikota Bima ini kepada Visioner, Senin (21/1/2019)

Lutfi mengaku, korban adalah salah satu pejuang penting yang menganttarkan pasangan Lutfi-Feri menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023.

“Oleh karenanya, atas nama Walikota Bima-kami nyatakan kesedihan teramat dalam dan turut berduka atas kepergiam Almarhum ini. Terimakasih telah memberikan kontribusi kepada kami pada masa perjuangan, sdan ucapan yang sama juga kami sampaikan kepada seluruh keluarganya. Semoga Almarhum ditempatkan pada posisi yang layak di sisi Allah SWT, diampuni atas hilaf serta dosanya, dan keluarga yang tinggalkan agar tabah menerima Takdir ini. Insya Allah, nanti malam kami akan datang berta’ziah di rumah duku. Karena kondisi saya dan isteri yang sekarang sedang kurang vit, maka sampaikan permohonan maaf kami kepada seluruh keluarganya,” pungkas Lutfi.

Catatan lain Visioner terkasus ini, peristiwa pembunuhan ini tergolong sangatlah rapi. Sampai dengan detik ini, tak ada satu orangpun yang tahu tentang apa motifnya dan siapa pula pelakunya. Tetapi, pihak Polres Bima Kota masih bekerja keras menangani kasus ini. Dan, managemen Visioner pun masih terus melakukan investigasi secara mendalam tentang motif sesungguhnya dari peristiwa biadab ini.  (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.