Air Mata Korban Kebakaran di Desa Renda Masih Berlangsung Sampai Pagi Ini

Pagi Ini Jumlah Rumah Yang Terbakar Mencapai 30 Unit 
Warga Sedang Menyaksikan Rumahnya Rata jadi Tanah Sekaligus Berupaya Memadamkan Api
Visioner Berita Kabupaten Bima-Ganasnya api praktis telah membuat sekitar 20 KK di RT 13 Desa Renda Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima jadi miskin seketika. Betapa tidak, rumah panggung berikut harta benda yang ada di dalamnya ludes tak tersisa karena amukan api pada Kamis (18/2/2019) sekitar pukul 22.30 Wita.

Kerugian dialami korban kebakaran yang rata-rata berprofesi sebagai petani bawang merah tersebut, diperkikrakan mencapai miliaran rupiah. Sementara yang tersisa, hanyalah pakaian dibadan mereka. Anak-anak korban kebakaran yang masih berstatus pelajar, harus kehilangan pakaian seragam, buku tulis dan lainnya sebagai akibat dari bencana kebakaran ini.

Informasi terkini yang diperoleh Visioner mengungkap, kesedihan dan air mata korban bencana kebakaran tersebut masih berlangsung sampai dengan pagi ini, Selasa (19/2/2019). Karena tempat tinggal dan harta bendanya ludes dilalap oleh si jago merah (api), kini korban bencana hanya berharap belas kasihan dari berbagai pihak terutama Pemerintah, keluarga dan orang-orang sekitarnya.

Darmin dan Mikdar warga asal Renda yang berdomisili di Kota Bima, mengaku sejak tadi malam berada di sana dan bahkan masih berlangsung sampai saat ini. Keduanya mengaku, hadir di Renda dalam rangka melihat secara langsung kondisi keluarganya sekaligus korban kebakaran dan menyerahkan bantuan alakadarnya.

“Tidak ada yang tersisa, semua rumah telah rata dengan tanah. Harta benda mereka, pun semuanya ludes terbakar. Mereka benar-benar menderita, oleh karenanya kondisi ini sangat membutuhkan uluran tangan berbagai pihak terutama Pemerintah,” harap keduanya.

Kades Renda, Lukman SE yang dimintai komentarnya menjelaskan bahwa sejak peristiwa kebakaran itu terjadi sampai sekarang para korban masih berada di atas puing-puing rumahnya yang terbakar.

“Pagi ini saya kembali melihat langsung kondisi korban. Sejak tadi malam sampai pagi ini, mereka belum juga tidur. Dan sejak kebakaran itu terjadi sampai saat ini pula, belum ada bantuan dari pemerintah baik Sembako maupun bantuan tanggap darurat dalam bentuk lain,” jelas Lukman, Selasa (19/2/2019).

Terlihat Warga Bersama Petugas Sedang Memadamkan Sisa-Sisa Api Pada Rumah Yang Sudah Rata Dengan Tanah
Dari catatannya pagi ini, jumlah rumah warga yang terbakar hingga rata jadi tanah bertambah menjadi 30. Tetapi, masih ada beberapa rumah lagi yang sedang di data oleh pihaknya. “Dari 30 unit rumah tersebut semuanya ludes, demikian pula halnya dengan harta benda yang ada di dalamnya. Sepeda motor mereka juga ludes terbakar, dan bencana ini juga ikut menghanguskan hewan ternak warga. Bukan itu saja, bawang-bawang yang siap dijual oleh warga juga hangus tak tersisa. Total kerugian berdasarkan estimasi saat ini tentu miliaran rupiah,” terang Lukman.

Sebuah kondisi yang memprihatinkan ini, korban kebakaran sangat membutuhkan bantuan dari Pemerintah mulai dari tenda bagi penginapan warga, Sembako, pakaian, air bersih dan lainnya. Kebutuhan paling urgen yang dibutuhkan oleh korban kebakaran saat ini, yakni pakaian seragam, buku tulis, pulpen, tas dan lainnya bagi anak-anak sekolah.

“Kebutuhan anak-anak yang masih menyusui dan anak-anak kecil lainnya, juga sangat  dibutuhkan oleh mereka saat ini. Sekali lagi, atas nama Kades Renda saya berharap agar kebutuhan korban kebakaran ini segera dijawab,” pintanya.

Selain Pemerintah, pihaknya juga berharap adanya uluran tangan dan belas kasihan atas nama kemanusiaan dari pihak-pihak lain untuk membantu korban kebakaran ini baik dalam bentuk Sembako, pakaian dan lainnya.

“Yang pasti, korban kebakaran ini sangat membutuhkan uluran tangan semua pihak untuk membantunya. Sebab, penderitaan mereka juga merupakan bagian dari penderitaan kita semua. Sekali lagi, datanglah ke Renda dan bantulah mereka (korban kebakaran) ini. Sebab, mereka sudah tidak punya apa-apa lagi kecuali pakaian yang melekat pada tubuhnya,” terang Lukman.

Lukman mengakui, api berhasil membakar seluruh rumah korban kebakaran hingga rata jadi tanah karena mobil Damkar tidak bisa masuk ke TKP. Sebab, jalan masuk ke TKP itu sangat sempit.  “Pasukan Damkar hanya bisa memadamkan api sebisanya saja, dan mengantisipasi agar api tidak menjalar ke lingkungan lainnya dengan cara menyemprotnya menggunakan air.

Yang Tersisa Dari Peristiwa Kebakaran di Renda Itu
“Sementara upaya warga memadamkan dengan air menggunakan ember dan lainnya, tentu saja harus berhadapan dengan kegagalan. Dan di saat itu pula api semakin membesar dengan hebatnya hingga berhasil meratakan rumah warga dengan tanah,” tandas Lukman.

Peristiwa ini, diakuinya luar biasa. Kendati demikian, diakuinya tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Sejak awal api menyala hingga membesar, pada saat itu pula warga berlari menyelamatkan diri dan menyelamatkan nyawa anak-anaknya dari ancaman maut.

“Selain menderita, menangis dan berduka teramat dalam-hingga saat ini mereka juga masih trauma. Pasalnya, mereka telah kehilangan tempat tinggal. Mereka telah kehilangan harta benda, sementara untuk mengembalikan itu semua tentu saja membutuhkan waktu yang sangat lama. Sekali lagi, semoga kondisi ini segera mengetuk hati semua pihak karena para korban ini membutuhkan sentuhan kemanusiaan,” pungkas Lukman.

Secara terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bima, Ir. H. Taufik Rusdy yang dimintai komentarnya mengakui bahwa sejak tadi malam hingga sekarang belum menyentuh korban bencana kebakaran ini dengan bantuan baik Sembako maupun bantuan tanggap darurat dalam bentuk lainnya.

“Sebab, tadi malam kami bersama sejumlah pihak lebih fokus kepada pemadaman api sekaligus mengantisipasi agar peristiwa itu tidak merembet ke lingkungan lainnya. Total jumlah rumah yang terbakar, sampai pagi ini diperkirakan sekitar 40 unit. Tetapi, angka pastinya akan muncul dalam catatan kongkriet nantinya,” sahutnya, Selasa (19/2/2019).

Terkait bantuan yang sifatnya mendesak untuk korban bencana terserbut, akan didrooping kepada korban bencana pada Selasa pagi ini juga. Sebab, Pemerintah telah mempersiapkan hal itu.

“Pagi ini kami akan segera menyerahkan bantuan tanggap darurat kepada korban bencana kebakaran di Renda, yakni dalam bentuk Sembako, nasi bungkus, terpal dan lainnya. Disamping itu, kami juga akan melakukan kajian secara cepat untuk mempercepat membantu korban bencana ini. Langlah berikutnya, yakni upaya pembersihan yang melibatkan instansi terkait dan diharapkan adanya bantuan dari pihak TNI maupun Polri serta Sat Pol PP,” harapnya.

Hal-hal lain yang akan disikapi secepatnya, diakuinya juga terkait kebutuhan anak-anak sekolah mulai dari pakaian, buku, tas dan alat-alat tulisnya. Sebab, kebutuhan tersebut bersifat mendesak agar anak-anak korban bencana ini bisa kembali ke sekolahnya. “Kondisi ini, juga membutuhkan uluran tangan dari pihak ketiga (pihak-pihak lain di luar Pemerintah). Maksudnya, pihak-pihak tersebut diharapkan segera hadir di Renda dan kemudian diikuti dengan sentuhan kemanusiaan,” pintanya.

Estimasi tentang kerugian yang dialami oleh korban bencana ini, diakuinya mencapai miliaran rupiah. Jika 40 rumah yang terbakar itu dinilai masing-masing Rp100 juta, tentu saja nilai kerugiannya adalah Rp4 miliar. “Itu baru rumahnya saja, kita belum menghitung kerugian terkait harta bendanya yang ludes dilalap oleh api. Oleh karenanya, saat ini kita belum bisa memastikan tentang nominal kerugian korban. Namun, dalam waktu segera kami akan melakukan pendataan secara kongkriet dengan melibatkan Dinas Sosial (Disos) Kabupaten Bima,” terangnya.

Hambatan yang dihadapinya saat memadamkan api yang membakar rumah warga tersebut, bukan saja karena jalan masuk ke TKP yang sangat sempit sehingga tidak bisa dilalui oleh mobil Damkar. Tetapi, kerumunan warga di lokasi juga menjadi kendala lain yang dihadapi oleh pihaknya.

“Saat itu pula, warga lebih banyak bertindak sendiri memadamkan api. Itulah salah satu kendala serius yang dihadapi oleh petugas pemadam dan mobil Damkar pada saat itu pula. Lepas dari itu, atas nama Pemerintah tentu saja kita sangat prihatin atas bencana yang menimpa korban. Selanjutnya, tentu saja Pemerintah akan segera menyikapinya secara serius,” pungkas Taufik. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.