Sungguh Sebuah Kesadaran Yang Hilang, Taman Bernilai Miliaran Jadi Tempat Parkir

Taman Amahami Jadi Tempat Parkir (10/2/2019)

Visioner Berita Kota Bima-Taman Amahami Kota Bima, dibangun dengan anggaran Rp8,5 M bersumber dari APBD 2 setempat tahun 2018. PHO dan FHO bangunan Taman itu dinyatakan telah usai. Namun, masih ada masa pemeliharaan selama 6 bulan kedepan oleh Pelaksananya.

Apa yang terjadi setelah Taman tersebut dinyatakan telah selesai dibangun?. Jawabannya, sungguh telah terjadi sebuah kesadaran yang hilang. Taman tersebut, kini telah dijadikan sebagai tempat parkir oleh oknum warga yang syarat dengan tidak bertanggungjawab.

Padahal, sejatinya Taman harus diperlakukan sebagaimana mestinya. Kisah nyata tentang hilangnya sebuah kesadaran serta rasa tanggungjawab memiliki tersebut, berhasil didokumentasikan secara langsung oleh Visioner, Minggu (10/2/2019). Pada moment tersebut, terdapat tiga mobil Toyota Avanza berwarna putih dan Daihatsu Xenia dan satunya lagi berjenis sama.



Melihat Dari Dekat Mobil Yang Berparkir di Taman Amahami (10/2/2019)
Masih dalam liputan langsung Visioner pada moment itu, terdapat ibu-ibu dengan bebasnya berselfie di samping Toyota Avanza berwarna putih. Dan bahkan uniknya, yang bersangkutan tak canggung menghadapi lensa camera Visioner.

Bebereapa menit kemudian, ketika kendaraan tersebut terlihat bergerak ke arah utara-diduga karena telah mengetahui ada camera jurnalis yang mengintai. Kendaraan tersebut, masing-masing bermuatan lebih dari satu orang. Dan, bergerak ke arah utara secara pelan.

Pada moment itu pula, bukan hanya tidak mobil tersebut yang menjadikan taman tersebut sebagai tempat parkir. Tetapi juga terlihat ada beberapa sepeda motor. Baik pemilik mobil maupun sepeda motor, juga terlihat berselfie ria di atas taman tersebut.

Dampak dari perilaku semena-mena itu, terlihat telah merusak lantai taman pada timurnya. Pintu masuk taman di depan Pom bensin Amahami juga terlihat hancur karena dilindas oleh kendaraan. Masih pada moment tersebut, estetika taman terkesan tak terlihat lagi. Sampah berserahkan di mana-mana.

Nopol Mobil Xenia Yang Berparkir di Taman Amahami (10/2/2019)
Bukan itu saja, para pedagang yang semestinya berpindah ke jalan lingkar pasar Amahami-di moment itu terlihat masa lebih dari satu orang. Mereka terlihat dengan bebasnya berjualan di atas taman. Fakta lain yang ditemukan di lokasi itu, tak satu orangpun personil Pol PP yang biasa berjaga-jaga di depan masjid Terapung Amahami.

Bisa jadi kekosongan personil Pol PP tersebut dimanfaatkan sebagai ruang bagi oknum warga dengan bebasnya menjadi taman sebagai tempat parkir. Kebebasan oknum warga memposisikan taman sebagai tempat parkir, juga dininilai dipicu oleh tidak adanya papan laranga pada pintu masuknya. “Kebiasaan menjadikan taman ini sebagai tempat parkir bukan baru sekarang saja, tetapi sudah berlangsung lama,” uangkap sejumlah pengunjung di taman itu.

Kebebasan bersifat kebablasan tersebut, dinilainya bukan saja lahir karena kesadaran dan rasa memiliki dari oknum warga. Tetapi, juga muncul karena Instansi terkait yang tidak berdaya dalam melakukan pengawasan, dan tak seorangpun aparat Pol PP yang ditempatkan di sana. “Taman ini semakin hari semakin saja bterlihat kumuh. Rumput-rumput yang ditanam kini tumbuh seperti di hutan belantara. Ini taman atau apa ya,” tanya sejumlah pengunjung tersebut.

Dengan Bebasnya Puluhan Ekor Kambing berkeliaran di Atas Taman Amahami-Dok, Foto:Abbie Makaseh
Persoalan lain yanhg ada di taan tersebut, antara lain adalah tidak adanya bak sampah, tak ada WC umum dan hilangnya kesadaran untuk menjaga serta mengawasinya. “Pelaksana proyek juga harus bertanggungjawab. Karena, masa pemeliharaan dari bangunan ini masih berlangsung beberapa bulan lagi. Dinas terkait dan Sat Pol PP jangan tidur saja melihat kenyataan ini, tidak harus semua persoalan kecil seperti ini dibebankan kepada Walikota-Wakil Walikota Bima,” imbuh sejumlah pengunjung. “Dan singkirkan semua pedagang yang masih ada di taman ini, sebaliknya hanya akan membuat lokasi ini kian kumuh,” tambahnya.

Yang tak kalah mirisnya, taman tersebut seolah jadi kandang kambing. Dengan bebasnya puluhan ekor kambing milik warga memakan rumput dan lainnya di atas taman tersebut. Hal itu, juga masih berlangsung sampai dengan detik ini.

Edy Susanto sebagai Pelaksana proyek Taman Amahami ini yang dimintai komentarnya, membenarkan adanya kelakuan oknum warga yang menjadikan lokasi itu sebagai tempat parkir. Sangat longgarnya sistim pengawasan, juga menjadi salah satu pemicu bagi oknum warga untuk memposisikan taman sebagai tempat parkir hingga membuang sampah secara sembarang.

“Berkali-kali memberitahu kepada oknum warga tersebut, namun tidak diindahkannya. Yang lebih miris lagi, bunga-bunga yang ditanam disana juga dicabut oleh mereka,” sahut Edy dengan nada singkat, Minggu (10/2/2019). (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.