Kasus Pembangunan DAM Pasca Bencana Diduga Berbau Korupsi, Kepala BPBD Pilih Bungkam
Kepala BPBD Kota Bima, Ir. H.Sarafudin |
Visioner Berita
Kota Bima-Sejumlah
“mega proyek” tahun 2017-2018 di Kota Bima, telah masuk ke meja Kejaksaan
Tinggi (Kejati) NTB. Sejumlah kasus tersebut, diakui masih dalam wilayah penyelidikan
oleh Penyidik Kejadi NTB. Antara lain proyek pembangunan taman Amahami berpagu
Rp8,5 M dan proyek pembangunan DAM pasca bencana di wilayah Kecamatan Rasanae
Timur Kota Bima.
Beberapa
waktu lalu saat hadir di Bima, Kajati NTB, Arif SH, MH enggan berbicara banyak
soal penanganan sejumlah kasus dimaksud. Namun saat ini, pihaknya masih fokus
pada Pilpres periode 2019-2024. Namun tak berarti penanganan kasus tersebut
telah berhenti, tetapi akan kembali ditangani pasca pelaksanaan Pilpres.
“Penanganan
sejumlah kasus tersebut masih berstatus penyelidikan. Kita fokus dulu pada
Pilpres, dan Insya Allah penanganan sejumlah persoalan tersebut akan
dilanjutkan setelah itu,” janji Arif kepada Wartawan saat itu.
Lepas
dari itu, sejumlah media massa mengendus adanya dugaan khusus pelaksanaan
proyek pembangunan DAM pasca bencana tahun 2016 di Kota Bima dibawah kendali
BPBD setempat diduga mulau tercium bau korupsi. Hanya saja, sejumlah sumber
yang enggan disebutnya tidak mengungkapnya secara jelas.
Kabar
lain juga menguak, sejumlah saksi termasuk leding sektor terkait telah
dilakukan Pemeriksaan awal oleh Penyidik Kejati NTB. Penyidik Kejati NTB, juga
dikabarkan telah memintai keterangan awal terhadap konsultan pada dua aitem
pembangunan tersebut. Tak
hanya itu, Kepala BPBD Kota Bima Ir. H. Sarafudin telah dimintai keterangan
awal oleh Penyidik Kejati NTB. Pun demikian halnya dengan PPK terkait
pembangunan DAM dimaksud.
Secara
terpisah, Kepala BPBD Kota Bima Ir. H. Sarafudin yang dimintai tanggapannya terkait
masalah yang tengah ditangani pihak Kejati NTB itu justeru memilih bungkam. “Pertanyaan
soal itu, saya no comentb saja,” sahutnya, Jum’at (29/3/2019).
Namun diakuinya, penanganan
kasus tersebut oleh pihak Kejati NTB masih terus berjalan. Tentang dugaan mulai
tercium bau korupsi dalam kasus itu, Sarafudin mengaku tidak mengerti. “Kalau
masalah itu, saya tidak mengerti. Yang jelas kita bekerja secara Lillahi Ta’ala.
Nggak tahu ya kalau diluar sepengetahuan kita,” katanya. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda