Bantuan Bencana Diduga Ditolak Bupati Dompu, Ketua Dewan Nyatakan Keprihatinan Mendalam
Kepala BPBD Kota Bima: Sebelum Bantuan
Dibawa Kesana Sudah Diamini Oleh Kepala BPBD Dompu
Ketua DPRD Kota Bima, Samsurih, SH |
Visioner Berita
Kota Bima-kematangan
persiapan pihak Pemkot Bima dibawah kendali Walikota-Wakil Walikota, H.
Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) dalam menyediakan sekaligus
mengantar bantuan bagi saudaranya yang tertimpa bencana banjir di sejumlah
wilayah di Kabupaten Dompu pada Kamis (4/4/2019) diakui berawal dari niat suci
sekaligus sebagai cerminan atas nama sesama. Sayangnya, bantuan tersebut harus
dibawa pulang kembali ke Kota Bima karena “sesuatu”. Pengakuan demia pengakuan
menduga , hal itu karena diduga ditolak oleh Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M.
Yasin (HBY).
Atas
peristiwa ini, Ketua DPRD Kota Bima, Samsurih SH menyikapinya secara tegas. Dan
bahkan sepengetahuannya, peristiwa ini merupakan yang pertama kali terjadi di
NTB. Untuk itu, duta Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyatakan
keprihatinannya yang teramat dalam.
“Atas
nama ketua DPRD Kota Bima dan seluruh masyarakat Bima, saya menyesalkan, kecewa
dan prihatin atas kejadian itu. Pertanyaan kenapa bantuan itu dibawa pulang
kembali ke Kota Bima setelah serah terima, menurut saya adalah seuatu yang
tidak logis. Pertanyaan yang baik adalah, kenapa tidak mengarahkan sekaligus
mengawal rombongan Pemkot Bima ke lokasi bantuan kemanusiaan itu dititipkan
atau disimpan. Dan kenapa pula tidak berusaha membangun komunikasi rasional
saat rombongan pemkot Bima membawa pulang bantuan tersebut ke Kota Bima,” tanyanya.
Warga
Bima dan Dompu diakuinya masih memiliki hubungan darah, punya kesabaamn budaya,
bahasa dan nilai-nilai lainnya yang tidak bisa dibantah oleh siapapun. Oleh
karenanya, pergerakan nyata Pemkot Bima untuk membantu saudaranya yang terkena
bencana banjir tersebut tentu saja berangkat dari ketulusan dan keikhlasannya atas
nama kekentalan hubungan darahnya.
“Sejuta
porsen saya nyatakan bahwa rombongan Pemkot Bima yang datang membawa bantuan
bencana ke Dompu itu adalah orang-orang baik. Sementara mereka membawa pulang
kembali bantuan tersebut ke Kota Bima, tentu saja punya alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun di Akhirat kelak. Ini soal umat, maka
selanjutnya kita tidak perlu lagi mencari alasan pembenaran,” imbuhnya.
Samsurih
menerangkan, esensi dari bantuan tersebut maka konteksnya adalah kemanusiaan.
Pun, soal bantuan untuk umat yang terkena bencana tersebut tidak dalam konteks
kepala daerah maupun kepala negara.
Kepala BPBD Kota Bima, Ir. H. Sarafudin, MM |
Pernyataan
Bupati Dompu tentang bantuan Pemkot Bima itu mau dibawa kemana karena alasan
tidak kerusakan yang amat parah terkait bencana yang menimpa warga di sejumlah
kelurahan setempat, Samsurih kembali menyatakan keprihatinannya.
“Lho,
yang membutuhkan bantuan itu kan bukan Bupati Dompu, tetapi masyarakatnya yang
terdampak bencana dimaksud. Yang saya baca di media-media, Pemkab Dompu
menyatakan bahwa media-media dimaksud terlalu membesar-besarkan persoalan
banjir. Itu bukan persoalan sehingga kita menolak bantuan. Esensi dari
persoalannya adalah kita harus berbicara dari sisi kemanusiaan. Pertanyaan
selanjutnya, benarkan di sana ada peritiwa banjir yang kemudian airnya meluap
sampai ke pemukiman dan apakah mereka membutuhkan bantuan atau tidak, maka
jawabannya sangatlah sederhana. Yakni, tentu saja mereka sangat membutuhkan
bantuan dari pihak manapun,” sebutnya.
Samsurih
memaparkan, seberapapun besar atau kecilnya bantuan dari manapun untuk warga
terdampak bencana di Kabupaten Dompu tersebut harus diterima dan dilayani dengan
baik oleh siapapun termasuk oleh Pemkab Dompu.
“Sekali
lagi, rombongan Pemkot Bima membawa pulang kembali bantuan tersebut jelas punya
alasan yang akurat. Dan, saya atas nama Ketua DPRD Kota Bima menyatakan
keprihatinan sangat mendalam terhadap persoalan itu. Saya tegaskan lagi, itu
sangat memprihatinkan sekali Bos. Dan dalam konteks NTB, dugaan penolakan
bantuan kemanusiaan tersebut adalah hal yang sangat aneh,” timpal Samsurih.
Samsurih
menambahkan, adalah sesuatu yang sangat naik bagi rombongan Pemkot Bima membawa
bantuan kemanusian di Dompu itu tanpa didahului oleh adanya koordinasi-minimal
antar instansi terkait. “Sebetulnya tanpa koordinasi sekalipun, maka wajib
hukumnya bagi siapapun dan dari manapun untuk datang menyerahkan bantuan
kemanusiaan ketika mendengar saudaranya ditimpa bencana. Saran saya, mari
mengedepankan logika kemanusiaan dan hilangkan yang namanya gengsi. Sebab, bantuan
tersebut adalah soal umat dan bukan soal kepala daerah atau kepala negara,”
pungkasnya.
Secara
terpisah, Walikota Bima melalui Kepala BPBD setempat yakni Ir. H. Sarafudin, MM
menegaskan telah membangun koordinasi terlebih dahulu dengan Kepala BPBD
Kabupaten Dompu (Drs. Imran) sebelum
bantuan bencana ke wilayah dengan Motto
“Nggahi
Rawi Pahu” itu (Dompu, Red). “Awalnya saya berkomunikasi dengan Kepala BPBD
Dompu bahwa Pemkot Bima akan membawa bantuan ke sana, tetapi saat itu dia diam
saja. Selanjutnya saya bertanya kepada Kepala BPBD Dompu soal bantuan ini mau
dibawa kemana, yang bersangkutan menjawab silahkan bawa ke Kantor BPBD saja
Dompu saja,” terangnya, Jum’at (5/4/2019).
Wakil Walikota Bima, Feri Sofiyan, SH |
Soal
adanya berita acara serah terima bantuan tersebut dengan pihak Pemkab Dompu,
Sarafudin mengaku tidak tahu. Kemungkinan besar penandatanganan berita acara
tersebut, dilakukan oleh anggota rombongan Pemkot Bima dengan pihak yang ada di
Dompu. “Yang jelas, saya dan Pak Sekda tidak menandatangani berita acara
dimaksud. Dan saat di Pandopo itu pula, setelah kami menunggu agak lama baru
Bupati Domppu keluar dari Pandopo untuk menemui rombongan dari Pemkot Bima,”
tandasnya.
Sarafudin
menambahkan, ketika benar adanya penandatanganan berita acara serah terima
bantuan tersebut maka sikap selanjutnya kertas yang ditandatangani itu akan
dirobek. “Tentu saja akan kita sobek, sebab bantuan itu sudah kami bawa pulang
kembali ke Kota Bima. Pertanyaan selanjutnya sangatlah sederhana, usai
pendatanganan berita acara tersebut kenapa kita tidak diarahkan sekaligus
dikawal untuk membawa bantuan itu ke gudangnya BPBD Dompu. Yang terjadi
justeru, rombongan dari Kota Bima diajak makan bakso oleh Bupati Dompu. Kan
wartawan juga ikutan makan bakso bersama rombongan Kota Bima dan Bupati Dompu
di warung bakso tersebut. Saya dan Pak Sekda Kota Bima juga mendengar
pernyataan Bupati Dompu saat diwawancara oleh Wartawan di warung itu,”
terangnya.
Sementara
itu, Wakil Walikota Bima Feri Sofiyan SH mengaku enggan menyalahkan Bupati
Dompu terkait bantuan kemanusiaan tersebut dibawa pulang kembali ke Kota Bima. “Terkait
hal itu, kemungkinan Bupati Dompu mempunyai pertimbangan yakni mampu mengatasi warganya
yang terdampak bencana banjir itu. Tetapi, juga perlu dicatat bahwa kita
mengantarkan bantuan tersebut ke Dompu semata-mata atas panggilan nurani dimana
warga terdampak bencana tersebut adalah saudaranya. Sekali lagi, upaya yang
kita lakukan itu dalam kaitan itu lebih kepada nilai-nilai kemanusiaan,”
tegasnya, Jum’at (5/4/2019).
Politisi
matang sekaligus Ketua DPD 2 PAN Kota Bima yang akrab disapa Bang Feri ini
menandaskan, upaya yang dilakukan oleh rombongan Kota Bima adalah sama dengan
peran penting Bupati Dompu bersama warganya saat menyerahkan bantuan
kemanusiaan di saat warga Kota Bima ditimpa bencana banjir bandang tahun 2016.
“Kehadiran
Bupati Dompu dan warganya saat itu, disambut dengan penuh empati oleh seluruh
warga Kota Bima. Saat itu, Bupati Dompu dan warganya bukan dipanggil oleh kita
untuk hadir memberikan bencana. Tetapi, hadir atas panggil jiwanya atas nama
saudara. Nah, hal yang sama juga juga kita lakukan ketika mendengar saudara
kiota di Dompu yang terdampak bencana banjir beberapa hari lalu. Sekali lagi,
ini soal kemanusiaan. Dipanggil atau sebaliknya maka kita wajib untuk membantunya,”
pungkas Bang Feri. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda