Bupati Dompu Tolak Bantuan Bencana Dari Pemkot Bima?
Foto Bersama Pihak Pemkot Bima Sebelum berangkat Dompu Tetapi Pada Akhirnya Bantuan Kemanusiaan itu Dibawa Pulang Kembali ke Kota Bima (4/4/2019) |
Visioner Berita
Dompu-Rabu sore
(3/4/2019), warga di empat Kelurahan di Kabupaten Dompu (Bada, Bali 1, Karijawa
dan Kandai 2) harus berhadapan dengan “ganasnya” banjir bandang setinggi
sekitar 2 meter. Catatan sementara Visioner mengungkap, lebih dari 300 KK
terdampak luapan air. Akibat lainnya, harta benda warga terdampak luapan air
pun ikut menjadi korbannya.
Data
terkini yang diperoleh Visioner melaporkan, sampai sekarang warga terdampak
bencana banjir bandang tersebut masih melakukan pembersihan rumahnya
masing-masing. Selain itu, warga terdampak juga membutuhkan bantuan berupa
pakaian layak pakai, air bersih maupun Sembako.
Atas
musibah yang menimpa warga di empat Kelurahan di Dompu itu, warga Bima terutama
Kota Bima praktis saja terketuk nuraninya untuk hadir memberikan sentuhan
kemanusiaan. Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan,
SH (Lutfi) pun telah mempersiapakan secara matang bantuan tanggap darurat bagi
korban bencana di Dompu tersebut.
Yakni
makanan siap saji, air mineral, beras, karpet, selimut dan bantuan tanggap
darurat dalam bentuk lain. Kamis pagi (4/4/2019) Sekda Kota Bima Drs. H. Muhtar
Landa, MH, Ketua Degranasda Kota Bima sekaligus Ketua TP PKK setempat, Hj.
Ellya Alwainy (istri Walikota Bima), Kepala BPBD Kota Bima, Ir. H. Sarafudin,
MM, Kepala Dinas Sosial Kota Bima, Drs. H. Muhidin, MM, Pasukan TAGANA dan
sejumlah pilar-pilar kemanusiaan lainnya termasuk Wartawan bergegas ke Dompu
dengan tujuan menyerahkan bantuan kepada korban bencana dimaksud.
Perjalanan
rombongan Kota Bima membawa bantuan menggunakan mobil BPBD dan sebuah mobil Box
tersebut menuju Kabupaten Dompu, tercatat memakan waktu lebih dari satu jam.
Tiba di Pandopo Bupati Dompu, rombongan yang juga melibatkan Bagian Humas Setda
Kota Bima dan Sat Pol PP setempat harus menunggu lama penandatanganan berita
acara penyerahan bantuan bencana antara Pemkot Bima dengan Bupati Dompu.
Bupati Dompu, HBY Saat Diwawancara di Sebuah Rumah Makan di Dompu (4/4/2019) |
“Yang
nampak pada moment tersebut adalah kekagetan Bupati Dompu atas kehadiran
rombongan Kota Bima yang membawa bantuan bencana. Pada moment tersebut, Bupati
Dompu malah bertanya kepada kita tentang apa tujuan ke Dompu. Padahal, sudah
jelas-jelas kita hadir di Dompu menyerahkan bantuan bencana tanggap darurat warga
terdampak bencana banjir dimaksud,” ungkap Sarafudin.
Kesan
yang muncul pada moment tersebut, Bupati Dompu diduga menolak bantuan dari Kota
Bima untuk warga terdampak bencana di empat Kelurahan di wilayah itu. “Kita
hadir di Dompu, sebelum menyerahkan bantuan bencana tersebut tentu saja harus
melaporkan terlebih dahulu Kepada Bupati. Kalau Pimpinan daerah tersebut
menolaknya misalnya, tentu saja kita bisa memaksakan kehendak. Kata Bupati
Dompu, tidak ada kerusakan yang parah yang ditimbulkan oleh bencana banjir itu.
Tetapi, pada akhirnya kita harus membawa pulang kembali berbagai bentuk bantuan
itu ke Kota Bima,” ungkap Sarafudin.
Sementara
itu, Sekda Kota Bima Drs. H. Muhtar Landa justeru “memoles dengan santun”
terkait dugaan penolakan bantuan oleh Bupati Dompu tersebut. “Tulis saja bukan
menolak. Tetapi, Bupati Dompu mengarahkan kami agar bantuan itu ditampung di
Kantor BPBD Dompu. Namun yang pasti,
bantuan tersebut telah kami pulangkan kembali ke Kota Bima. Dan bantuan ini
akan kami simpan di gudang dan kemudian akan diberikan kepada warga Kota Bima
yang membutuhkannya,” ujarnya.
Saat
membawa pulang kembali bantuan tersebut ke Kota Bima, Ketua TP PKK, Ketua
Degranasda yang juga isteri Walikota Bima yakni Hj. Ellya Alwainy tak banyak
bicara, kecuali tersenyum. Namun sebelumnya, Elya mengaku sempat berada di
Pandopo Bupati Dompu sekitar satu jam lamanya.
“Bantuan
itu telah kami bawa pulang kembali ke Kota Bima. Bupati Dompu tidak menolak
bantuan itu, tetapi tidak ada kerusakan teramat parah yang enimpa warga akibat
banjir dimaksud. Tetapi, sebaiknya Wartawan kroscek dulu tentang bagaimana
kondisi sesungguhnya di lapangan,” ujar Ellya dengan nada singkat.
Kabag Humas Setda Kabupaten Dompu, Muhammad Iksan, SST, MM |
Pertanyaan
apakah warga terdampak bencana tersebut sangat membutuhkan bantuan dari para
pihak, jauhar menyatakan tidak harus dikemukakan. Tetapi, wajib hukumnya untuk
diberikan bantuan. “Soal apakah warga terdampak bencana tersebut membutuhkan
bantuan, kita tidak perlu lagi membicarakan itu. Tetapi, Bupati Dompu kan mau
menangani sendiri. Pada pertemuan dengan Bupati Dompu di Pandopo itu, HBY
menyatakan jangan dulu memberikan bantuan kepada warga di sana. Alasannya, karena
kondisinya agak ringan.
Jauhar
kembali menegaskan, tidak mungkin bantuan tersebut dibawa pulang kembali ke
Kota Bima jika bukan karena “sesuatu”. “Jika bantuan tersebut diterima, tentu
saja tidak kami bawa pulang kembali ke Kota Bima. Pertanyaan apakah warga
terdampak bencana membutuhkan bantuan dari semua pihak, jelas terjawab bahwa di
sana ditemukan ada sejumlah relawan yang menyerahkan bantuan kepada mereka. Memang
benar tidak ada kerusakan terparah yang ditimbulkan oleh banjir bandang sekitar
2 meter itu, tetapi faktanya di sana memang ada rumah warga yang digenangi air
hingga perabotan rumah tangga dan barang elektronik mereka ikut rusak. Sekali
lagi, itu fakta dari hasil survey lapangan kami tadi,” beber Jauhar.
Salah
seorang warga yang juga jadi bagian dari korban bencana banjir bandang di Dompu
itu yakni Syaf Kaso menjelaskan, kondisi
real yang terjadi saat ini adalah airnya sudah surut. Warga terdampak bencana
sekarang sedang melakukan pembersihan rumahnya masing-masing. “Semua perabotan
dan alat elektronik mereka digenangi air. Karenanya, mereka tidak melakukan
aktivitas lain seperti makan, masak dan lainnya. Artinya, sejak banjir terjadi
sampai dengan saat ini warga terdampak bencana tentu saja membutuhkan bantuan
dari sejumlah pihak,” jelasnya, Kamis (4/4/2019).
Tentang
dugaan bahwa Bupati Dompu menolak bantuan bencana dari Kota Bima, Syaf mengaku belum
mendapatkan informasinya. Tetapi Lazimnya, selama ada bencana tentu saja warga
terdampak tentu saja membutuhkan bantuan, minimal adanya penanggulangan awal. Syaf
kaso menjelaskan, Sejak awal terjadinya bencana, warga membutuhkan bantuan
seperti makan minum, selimut, tempat tidur dan lainnya yang berkaitan dengan
tanggap darurat.
Bukti Berita Acara Resmi Serah Terima Bantuan Dari Pemkot Bima dengan Pemkab Dompu |
Syaf
menegaskan, peristiwa tentang banjir yang menimpa warga di sejumlah wilayah di
Dompu itu adalah benar dan tidak bisa dibantah oleh siapapun. Faktanya, ratusan
Kepala Keluarga (KK) di sana digenangi air.
“Jika
ada yang menyatakan itu adalah Hoax, saya kira harus melakukan kroscek
kebanaranya. Postingan tentang banjir yang menggenangi rumah warga dimaksud,
itu adalah asli alias bukan dibuat-buat. Jika benar Bupati Dompu menolak
bantuan dimaksud maka tanyakan kembali kepadanya apakah ia mampu untuk membantu
atau yang bersangkutan merasa tidak perlu dibantu. Yang jelas, sampai saat ini
kami sangat membutuhkan bantuan dari manapun sepanjang tujuannya itu adalah
kemanusiaan,” pungkasnya.
Bupati
Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin (HBY) yang dimintai komentarnya di sebuah
warung di wilayah setempat (4/4/2019) tidak menjelaskan tentang menolak atau
menerima bantuan yang datang dari Kota Bima. “Saya malah senang jika ada para
pihak yang datang membawa bantuan, tetapi mau diserahkan kemana,” tanyanya.
Pemberitaan
terkait banjir yang melanda sejumlah wilayah di Dompu itu, HBY meminta agar
Media Massa tidak perlu berlebihan atau membesar-besarkanya karena
mempertimbangkan dampak psikologis warga Dompu yang ada di sejumlah daerah di
Indonesia.
“Karena
dengan berita itu, tentu saja mereka akan takut dan lainnya. Faktanya, memang
tidak ada kerusakan teramat parah yang ditimbulkan oleh banjir yang terjadi
pada Rabu (3/4/2019). Kejadian banjir itu memang benar, tetapi tidak kerusakan
yang amat parah yang ditimbulkannya dan tidak benar adanya ribuan warga yang
mengungsi pasca peristiwa itu terjadi,” katanya.
Disinggung
soal bencana banjir bandang khususnya di wilayah Dompu dipicu oleh gundulnya
kawasan hutan, HBY enggan berkomentar soal itu. Pasalnya, masalah kehutanan
merupakan kewenangan Pemprov NTB. “Soal hutan bukan kewenangan kami. Tetapi,
itu merupakan kewenangan Pemprov NTB,” pungkasnya.
Dugaan
bahwa Bupati Dompu menolak bantuan bencana dari Kota Bima, justeru dibantah
keras oleh Kabag Humas Setda sempat, M. Iksan SST, MM. “Tolong diklatirikasi beritanya,
sesungguhnya tidak benar bahwa dugaan Bupati Dompu adalah tidak benar.
Pasalnya, berita acara serah terima bantuan antara Bupati Dompu dengan Pemkot
Bima itu telah ditandatangani bersama kok,” tegasnya melalui saluran
selulernya, Kamis malam (4/4/2019).
Iksan
kembali menegaskan, pihaknya tidak pernah menolan bantuan yang datang dari
manapun terkait bencana yang menimpa sejumlah wilayah di Kabupaten Dompu pada Rabu
(3/4//2019). “Sekali lagi, kami tidak pernah menolak pihak manapun yang datang
memberikan bantuan kepada warga terdampak bencana di Kabupaten Dompu ini. Untuk
itu, dugaan bahwa Bupati Dompu adalah tidak benar,” bantahnya.
Jika penolakan itu tidak
benar adanya lantas kenapa pihak Pemkot Bima membawa pulang kembali bantuan
dimaksud ke Kota Bima?-Iksan justeru kembali mempertanyakanya. “Kalau berita
acara serah terima bantuan itu telah ditandatangani bersama, kami justeru harus
bertanya kenapa pihak Pemkot Bima membawa pulangnya kembali ke Kota Bima. Itu
pertanyaan kami yang harus dijawab. Tentang apa dilakukan oleh Pemkab Dompu
terkait penanganan pasca banjir itu, semua sudah kami lakukan sejak awal sampai
dengan saat ini,” pungkas Iksan. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda