Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran di Amahami-Bungkam Suara Lantang di Medsos

Ketua APPSI Kota Bima, Herman M.Pd
Visioner Berita Kota Bima-Keresahan para pedagang karena isu bahwa Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) meniadakan pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini (2019) akhirnya tuntas. Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi menegaskan bahwa pasar Ramadhan dan pasar Lebaran tahun ini tentu saja ada.

“Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini jelas ada. Pasar Ramadhan yang sebelumnya berlokasi di lapangan Sera Suba, namun kini berpindah di Amahami. Dan Pasar Ramadhan pun bertempat di Amahami pula. Hanya saja penanganan dua pasar tersebut, telah diserahkan secara resmi kepada APPSI Kota Bima,” tegasnya dua hari lalu.

Pemindahan lokasi pasar Ramadhan tersebut, diakuinya atas dasar kesepakatan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dengan pihak APPSI. Kepala Dinas Koperindag Kota Bima, Nurjanah S.Sos juga membantah keras tentang isu ditiadakannya Pasar Ramadhan tahun ini oleh Pemkot Bima.

“Yang kami jelaskan sebelumnya adalah soal tidak adanya pos anggaran pada Dinas Koperindag untuk Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini. Hal itu bukan berarti bahwa Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini ditiadakan. Tetapi, Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini telah diserahkan penanganannya oleh Pemkot Bima kepada pihak APPSI. Dan saat ini pihak APPSI tentang membangun Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran di Amahami,” terangnya.

Ketua APPSI Kota Bima, Herman M.Pd yang dimintai tanggapannya menilai bahwa isu tentang tidak adanya Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini berdampak kepada keresahan para pedagang. Dengan tanpa menyalahkan pihak manapun, Dosen Biologi pada STKIP Bima yang dikenal tegas ini menyatakan bahwa isu tersebut lahir karena terjadinya miskomunikasi.

“Sebelumnya, para Nitizen di Medsos misalnya terlihat menghujat Pemkot Bima isu ditiadakannya Pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini. Namun setelah kami menjelaskannya secara rinci, Alhamdulillah sekarang susana yang sempat memanas di Medsos sudah tidak ada lagi. Pun demikian halnya dengan keresahan para pedagang yang dipicu oleh isu itu,” tandas Tokoh yang menjabat sebagai Ketua RW di Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat sekaligus salah satu pejuang yang konsisten melawan dugaan kriminal dalam bentuk pengkavlingan kawasan Amahami  oleh oknum-oknum tertentu ini.

Diakuinya, penyerahan pengelolaan pasar Ramadhan dan pasar Lebaran ini oleh Pemkot Bima kepada pihaknya dikarenakan oleh tak adanya pos anggaran pada Dinas Koperindag setempat. Sementara anggaran bagi pengadaan pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini, diakuinya ditarik kepada masing-masing pedagang.

“Untuk pasar Ramadhan, kami menarik biaya Rp300 ribu per orang per lapak. Anggaran yang ditarik kepada masing-masing pedagang tersebut, tentu saja digunakan untuk membeli terop berikut material bangunannya, biaya listrik, retribusi kebersihan. Sementara nominal penarikan anggaran kepada masing-masing pedagang untuk pasar Lebaran belum bisa kita pastikan karena harus dihitung terlebih dahulu tentang material bagi pembangunan lapaknya,” ujarnya.

Proses Pembangunan Lapak Pasar Ramadhan 2019 Bagi Para Pedagang
Herman menjelaskan, pasar Ramadhan berlokasi di jalan lingkar Pasar Amahami. Sementara pasar Lebaran, berlokasi di sebelah timur pasar Amahami. Pada pasar Ramadhan, lazimnya digunakan oleh para pedagang untuk menjual kebutuhan masyarakat di Bulan Ramadhan (sebulan).

“Antara lain makanan siap saji, minuman segar untuk buka puasa, kuliner khas Bima dan lainnya yang dibutuhkan oleh warga untuk berbuka puasa. Sementara pasar Lebaran, lazimnya digunakan oleh para pedagang untuk menjual pakaian seperti baju, celana dan lainnya yang dibutuhkan oleh warga pada hari lebaran. Biasanya, kunjungan warga pada dua pasar ini pada tiap tahunnya sangat ramai. Karenanya, hadirnya pasar Ramadhan dan pasar Lebaran ini tentu saja berdampak positif kepada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan para pedagang itu sendiri.

Herman menambahkan, memberlakukan pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran pada tiap tahunnya oleh Pemkot Bima patut diapresiasi secara positif oleh seluruh elemen masyarakat. Sebab, manfaatnya sangatlah besar baik bagi para pedagang maupun konsumenya. Sementara isu tentang tidak adanya pasar Ramadhan dan Pasar Lebaran tahun ini, tak lebih dari sebuah opini yang diduga mengarah kepada membenturkan antara Walikota-Wakil Walikota Bima dengan para pedagang dan masyarakat pada umumnya.

“Fatalnya, isu itu dikembangkan secara tajam di Medsos hingga komentar-komentar miring yang diarahkan oleh para nitizen kepada Walikota-Wakil Walikota Bima (Lutfi-Feri) pun nyata adanya. Padahal, kita semua tahu dan sangat yakin bahwa Lutfi-Feri tidak pernah punya niat apalagi membunuh roda ekonomi serta kesejahteraan para pedagang di Kota Bima. Sebab, perhatian serius Pemerintahan Lutfi-Feri kepada para pedagang adalah nyata adanya,” pungkas Herman. (TIM VISIONER)  

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.