Waspada!, Pengawasan-Pengamanan Bandara Bima “Lengah” Pelaku Bercadar Berhasil Curi Satu Motor

Aksi Pelaku Terekam CCTV-Gambarnya Agak Jelas
                                   Rekaman CCTV Aksi Pelaku Dengan Kapasitas 4,5 MB

Visioner Berita Kabupaten Bima-Waspada!, mungkin itu bahasa yang perlu disampaikan kepada publik agar berhati-hati memarkir kendaraan roda dua (sepeda motor) di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.  Pasalnya, Minggu (9/6/2019) sekitar pukul 8.20 Wita satu unit sepeda motor Matic merk Honda Vario 125 milik Juraidin (pegawai butik Mutmainah) yang terparkir di tempat parkiran bagian selatan Bandara berhasil dicuri. Pun peristiwa ini salah satunya dipicu oleh lemahnya sistim pengawasan sekaligus pengamanan di Bandara Bima.

Mirisnya, pelaku pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) itu bercadar. Namun, pertanyaanm apakah pelaku tersebut berjenbis kelamin perempuan atau laki-laki hingga kini belum bisa terjawab. Karena, usai membongkar kunci kontak dan menghidupkan kendaraan tersebut pelakunya langsung kabur bersama kendaraan menuju peintu keluar hingga lolos dari penjaga portal.

Peristiwa Curanmor ini, pun terekam oleh CCTV Bandara Muhammad Salahuddin Bima. Dalam rekaman CCTV itu mengungkap, awalnjya pelaku datang dari arah Masjid dan kemudian berjalan menuju pintu masuk. Selanjutnya pelaku bercadar itu langsung menuju tempat parkir hingga berhasil menggasak sepeda motor milik korban.

Kapolres Bima Kabupaten melalui KP3 Udara setempat, Ipda Guntur membenarkan adanya kejadian Curanmor milik Juraidin oleh pelaku bercadar warna hitam itu. Guntur menjelaskan, usai berhasil membongkar kunci kontak sepeda motor tersebut, pelaku langsung melaju dengan kencang menggunakan kendaraan korban hingga berhasil lolos tanpa membayar karcis kepada petugas Portal. “Wajahnya tidak dikenal oleh petugas Portal. Karena, pelaku itu menggunakan hijab dan mukanya ditutup pakai cadar,” ungkap Guntur kepada Visioner di kantornya, Minggu (9/6/2019).

Maling bdercadar ini beroperasi (mencuri) kendaraan milik korban ini, diakuinya terjadi dalam waktu yang sangat singkat. “Sepertinya pelaku sudah mengintai terlebih dahuilu kendaraan tersebut sebelum melakukan operasi. Pelaku datang dari arah Masjid dan selanjutnya menganmbil kendaraan milik korban hingga berhasil kabur menuju arah Talabiu Kecamatan Woha. Saat beroperasi, wajah pelaku tidak berhasil direkam oleh CCTV. Karena, pelaku membelakangi CCTV milik Bandara,” bebernya.

Dalam kasus ini, pihaknya telah menerima pengaduan awal dari korban. Sementara soal pelakunya, masih terus diselidiki oleh pihaknya. Korbannya berprofesi sebagai karyawan Butik Mutmainnah di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima,” terang Gunturr.

Guntur kemudian menegaskan, setidaknya ada hikmah besar yang bisa dipetik dari peristiwa Curanmor ini. Yakni sistim pengawasan dan pengamanan kolektif di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima harus diperketat mulai dari pintu masuk utama, pekarangan Bandara hingga ke pintu keluar. Portal pada pintu masuk pertama, kata pihak Bandara sudah lama rusak. Namun sampai saat ini belum juga diperbaiki. Akibatnya, setiasp kendaraan yang masuk Bandara tidak diberikan karcis masuk oleh petugas Bandara karena alasan mesinnya rusak. Oleh karenanya, setiap kendaraan yang masuk tidak diberikan karcis masuk, kecuali penarikan jasa parkir pada Portal yang berlokasi di pintu keluar,” terang Guntur.

Guntur kemudian menyatakan, jika mesin penarikan parkir pada portal di pintu masuk utama harusnya pihak Bandara Sultan Muhammad Salahudin Bima bisa bekerja dengan cara manual yang kemudian menggunakan jasa petugas baik Kepolisian, perhubungan dan lainya. Dan dengan itu pula, semua pihak terutama pengunjunhg bandara tentu saja memiliki dua karcis. Yakni karcis masuk dan karcis keluar. Sementara saat ini, pemilik kendaraan yang masuk Bandara hanya membayar jasa parkir keluar tanpa adanya karcis masuk,” tandasnya.

Dari kejadian Curanmor dimaksud tegas Guntur, pengawasan dan pengamanan tempat parkir di lingkungan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima harus diperketat. Sementara jenis kelami pelaku Curanmor tersebut, sampai saat ini belum diketahui. Kemungkinan besar, pelakunya adalah laki-laki dan menggunakan Cadar hanya sebagai modus operandi yang digunakannya. Saya pikir, pelaku Curanmor itu sebagai modus operandinya agar luput dari pantauan publik. Dan peristiwa dimana pelaku Curanmor oleh pelaku bercadar tersebut merupakan kejadian pertama di Bima,” ungkap Guntur.

Guntur kemudian mengatakan, Modus Pencurian oleh oknum tertentu juga ditengarai berkedok meminta sumbangan. Dugaan tersebut diakuinya juga dialami oleh keluarganya Guntur. “Pada saat itu ada beberapa orang datang ke rumah saya. Mereka datang meminta sumbangan untuk kegiatan tertentu pada sebuah wilayah. Namun saat itu saya tidak ada di rumah. Yang ada hanya anak saya, tetapi motor kami terparkir di depan rumah. Oleh anak saya nmemberitahukan kepada peminta sumbangan bahwa saya sedang tidak ada di rumah. Namun anak saya terus memantaunya, tak lama kemudian peminta sumbangan langsung balik pulang. Yang jelas, anak saya tidak mengenal peminta sumbangan tersebut,” duganya.

KP3 Udara Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima
Guntur menambahkan, kasus Curanmor di Bandara Muhammad Salahuddin Bima juga pernah terjadi pada beberapa tahun sebelumnya. “Sementara peristiwa Curanmor oleh pelaku yang bermodus menggunakan cadar tersebut merupakan peristiwa terkini di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Olhe karenanya, kedepan kami berharap agar sistim pengawasan dan pengamanan secara kolektif di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima harus diperketat agar kejadian yang sama tidak terulang lagi,” harapnya.

Stigma tentang lemahnya sistim pengawasan dan pengamanan terhadap kendaraan yang terjadi di kawasan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima juga dikeluhkan oleh banyak pihak. Tak hanya itu, liputan langsung Visioner di lokasi itu mengungkap sejumlah persoalan menarik. “Saat kita masuk di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, dalam beberapa tahun terakhir ini tidak pernah diberikan karcis masuk oleh petugas Portal. Kecuali, jasa parkir hanya ditarik pada portal keluar. Penarikan jasa parkir tersebut pun tidak disertai dengan bukti secara administratif,” ungkap sejumah pengunjung Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima kepada Visioner, Minggu (9/6/2019).

Menurut pengunjung tersebut, harusnya pihak Bandara setempat harus mengefektifkan pelayanan administrasi bagi pemilik kendaraan pada portal pintu masuk pertama. Di Portal pintu masuk kendaraan tentu saja akan mencatat nomor plat kendaraan baik roda dua maupunj roda empat dan kemudian catatan itu dicocokan oleh petugas Portal di pintu keluar. Hal tersebut, sangat penting untuk dilakukan guna memastikan kesamaan nomor plat masing-masing kendaraan yang masuk dengan yang keluar. “Namun dalam beberapa tahun terakhir ini sampai sekarang, sistim administrasi tersebut sama sekali tidak dilakukan,” tandasnya.

Pengalaman tak adanya penyerahan karcis pada portal pintu masuk pertama di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, juga dirasakan sendiri oleh Crew Visioner. Minggu pagi (9/6/2019), Visioner menjemput keluarga yang datang dari Jakarta di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Pada saat masuk, kendaraan yang ditumpangi Crew Visioner pun lolos alias tanpa dicegah karena alasan pemberian karcis masuk oleh petugas hingga berhasil memarkir kendaraan  pada bagian Timur Bandara setempat.

Menariknya, pada saat keluar jasa parkir motorpun sebesar Rp3000 pun ditarik oleh penjaga Portal. Uniknya, penarikan jasa parkir tersebut sama sekali tidak disertai dengan bukti secara administrasi untuk memastikan diri sebagai pengunjung di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

Untuk jasa parkir kendaraan roda dua, nominalnya berapa ya ibu?,” tanya Visioner kepada petugas Portal. Ia pun menjawabnya dengan nada singkat. “Untuk kendaraan roda dua (sepeda motor) hanya Rp3000 pak,” sahutnya dengan nada singkat saat menerima jasa Parkir kepada Visioner.

Hingga berita ini ditulis, Kepala Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima belum berhasil dikonfirmasi. Namun peristiwa Curanmor dimaksud, juga diakui oleh banyak pihak termasuk para petugas yang ada di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima. Tak hanya itu, Stigma tentang lemahnya sistim pengawasan, pengamanan khusunya di areal parkir Bandara itu juga masih dikeluhkan oleh banyak pihak sampai dengan hari ini.

Catatan lainnya, belum lama ini juga terjadi kasus dugaan intimidasi oleh sejumlah oknum di pintu keluar Bandara Sultan Muhammad Salahuddinj Bima terhadap salah seorang WNA. Kasus tersebut juga sempat menjadi buah perbincangan berbagai pihak dan bahkan menjadi topik yang viral di Media Sosial (Medsos). Kabarnya, pihak Bandara setempat sudah menindak tegas oknum-oknum itu tetapi sepi dari pemberitaan media massa. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.