Erma Bersama Ayahnya Terus Meminta Upaya Damai Hingga Menangis dan Menyesali
Erma (berbaju Dinas) bersama Ayah kandungnya di hadapan Sekretaris Dikes Kabupaten Bima, Sufaidin S.Sos (25/7/2019) |
Visioner Berita
Kabupaten Bima-Kasus
penghinaan terhadap etnis Donggo oleh oknum Perawat ASN cantik pada RSU Sondosia Kabupaten Bima yakni Erma Sulistia Ningsih melalui Media Sosial (Medsos),
dinilai kian menarik saja untuk disimak diikuti oleh publik. Kemarahan Etnis
Donggo dari berbagai penjuru atas kasus yang dinilai tak pantas dilakukan oleh
pelayan publik bernama Erma ini, hingga kini masih terlihat nyata di berbagai
pelatara Medsos terutama di Facebook (FB).
Baik
di Medsos maupun di seluruh group WA Etnis Donggo, menguak tentang ketegangan
yang hingga hari ini belum mampu dicegah. Namun, ada juga sejumlah orang yang
meminta agar persoalan serius ini berakhir dengan damai dengan mempertimbangkan
nilai-nilai kemanusiaan dimana Erma dan keluarganya sudah mengakui kesalahannya
serta meminta maaf.
Sementara
Ketua Paguyuban Adat Donggo di Bima, Drs. H. Mustahid H. Kako, MM-sampai detik
ini masih belum bisa memastikan akan menghentikan penanganan kasus ini di meja
hukum yang berjalan pasca dilaporkan oleh Rafidin H. Baharudin S.Sos (anggota
Dewan terpilih asal PAN, Red). Sedangkan pantauan langsung Visioner di pelatara
Medsos, juga menguak adanya ketegangan nitizen asal Donggo di berbagai penjuru
dengan akun FB atas nama Silaturahmi Bima yang mengaku warga asli Donggo tetapi
kesan yang dimunculkannya ibarat “memadamkan api dengan bensin”.
Tak
hanya sampai di situ, perseteruan di dunia maya antara para nitizen asal Etnis
Donggo Vs akun FB atas nama Silaturahmi Bima ini, hingga sekarang masih
berlangsung. Konon kabaranya, akun FB atas nama Silaturahmi Bima ini adalah
warga yang lahir dari dua darah. Yakni Donggo dan Bolo Kabupaten Bima. Dan
kabar lain menyebutkan bahwa pemilik akun tersebut sedang berdomisli di
Manggara Barat (Mabar NTT) dan bekerja di instansi “BPN”.
Msih
dalam pantauan Visioner, Erma bersama ayah kandungnya yakni Dachlan masih terus
berupaya keras mendatangi Tokoh Donggo untuk tujuan meminta agar persoalan ini
diselesaikan dengan cara damai. Diantaranya, mendatangi Camat Donggo yakni
Abubakar S.Sos dan Sekretaris Dikes Kabupaten Bima, Sufaidin Sos. Kedua birokrasi
sekaligus Tokoh Donggo ini membenarkan adanya berbagai upaya yangn dilakukan
oleh Erma untuk tujuan agar perkara ini berakhir dengan damai.
Kedua
Tokoh ini juga menjelaskan, Erma sangat siap bersujud dihadapan seluruh Tokoh
Donggo untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan dengan harapan besar bisa
diterima dengan baik. “Secara kelembagaan (Dikes Kabupaten Bima, Red), kami
sudah memanggil Erma. Ia hadir di ruang kerja saya pada Kamis siang
(25/7/2019). Pada moment pertemuan tersebut, Erma dan ayahnya tidak bisa
berbicara banyak. Kecuali menampakan mimik bersalah dan meminta agar
kesalahannya itu dimaafkan oleh Etnis Donggo di berbagai penjuru tanah air ini.
Dan, Erma pun menyatakan siap membuat pernyataan tertulis untuk tidak
mengulangi perbuatannya di hadapan seluruh Tokoh Etni Donggo,” jelas Sufaidin S.Sos kepada Visioner, Kamis (25/7/2019).
Hanya
saja kata Sufaidin, Erma belum membuat pernyataan tertulis secara institusi
dalam kasus penghinaan terhadap Etnis Donggo. Namun, upaya itu diakuinya akan
dilakukan dalam waktu segera pula. “Urusan Kedinasan, kami sudah memanggil dan
memintai keterangan Erma yang disaksikan oleh ayah kandungnya. Tetapi secara
Etnis Donggo, saya dengan Pak Bakar belum berani memberikan keputusan. Sebab,
harapan Erma dan keluarganya ini harus kami sampaikan kepada seluruh Tokoh
Donggo, terutama Ketua Paguyuban Donggo, Drs. H. Mustahid H. Kako, MM,” tegas
Sufaidin.
Secara
terpisah KTU RSU Sondosia Kabupaten Bima, H. Amir yang dimintai komentarnya
membenarkan bahwa pihaknya telah memintai keterangan Erma terkait kasus
menghina Etnis Donggo di Medsos. Menurut Amir, kendati hal tersebut
dilakukannya secara emosional dan tanpa sengaja tetapi Erma mengakui semua
kesalahannya dan memohon kepada Etnis Donggo bisa memaafkannya.
“Secara
institusional, kami melaksanakan tugas sesuai dengan perintah Bupati Bima, Hj.
Indah Dhamayanti Putri, SE. Jadi, Dikes Kabupaten Bima dan Management RSU
Sanolo ini sudah bekerja melaksanakan tugas sebagai perintah atasan tersebut. Hasilnya,
Erma sempat menangis, mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepada Etnis
Donggo. Tentang penanganan kasus ini, nantinya akan kami laporkan kembali
kepada Bupati Bima,” sahut Amir, Kamis (25/7/2019).
Kamis
siang (25/7/2019) Visioner kembali menghubungi Ketua Paguyuban Suku Donggo,
Drs. H. Mustahid H. Kako, MM. Mantan Wartawan senior pada Jawa Post Group yang masih
menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bima ini mengakui menerima
telephone permintaan maaf dari saudara kandung Erma-sebut saja Bucek Khan. “Secara
pribadi kita harus memaafkan siapapun ketika dia mengakui kesalahannya dan
kemudian tidak mengulanginya kembali,” tegas Mustahid.
Namun
Tokoh yang dikenal tegas tanpa kompromi ini menyatakan, untuk memutuskan apakah
perkara penghinaan terhadap Etnis Donggo ini akan dilanjutkan sampai tuntas
atau berakhir dengan permintaan maaf, tidak dilakukan secara sendiri-sendiri.
Sebab, Paguyuban Suku dan Adat Donggo ini merupakan milik Etnis Donggo di
berbagai penjuru Indonesia.
“Kita
harus menghargai upaya yang dilakukan oleh pelaku. Tetapi, kebijakan itu lahir
atas dasar kesepakatan Lembaga ini. Insya Allah, nantinya akan kita
koordinasikan dulu pada Paguyuban sebagai wadah bersimpung secara resminya
Etnis Donggo. Intinya, memastikan kasus ini berkahir pada permintaan maaf atau
dilakukan tentu saja akan kembali kepada keputusan Lembaga,” terangnya.
Hingga
berita ini ditulis, Erma Sulistia Ningsih belum berhasil dikonfirmasi. Namun saudara
kandungnya yakni Bucek Khan memohon kepada Etnis Donggo untuk menerima
permohonan maaf darui Erma. “Saya atas nama keluarganya Erma memohon maaf mulai
dari ujung kaki sampai ke ujung rambutnya Etnis Donggo. Adik saya Erma memang
sudah melakukan kesalahan dan mengakuinya. Selanjutnya melalui saya, Erma
memohon agar Etnis Donggo membukakan pintu maaf.,” pinta Bucek, Kamis
(25/7/2019).
Oleh karenanya, Bucek
kemudian meminta kepada Visioner sebagai salah satu fasilitator yang diharapkan
dapat mempertemukan Erma dengan seluruh Tokoh yang terhimpun dalam wadah Etnis
Donggo. “Sekali lagi tolonglah, tujuan kami hanya mengakui kesalahan sekaligus
meminta maaf dan tak akan mengulagi perbuatan yang sama. Sekali lagi, kami
memohon agar difasilitasi pertemuan dengan Tokoh Donggo untuk meminta maaf
sekaligus membuat pernyataan tertulis untuk tidak mengulangi perbuatan yang
sama,” pungkas Bucek. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda