Oknum Perawat Cantik Ini Dihujani Kecaman-Dilaporkan ke Polisi Karena Menghina Etnis Donggo

Bupati Bima: Dari Tadi Malam Saya Sudah Perintahkan Dinas Untuk Memanggil dan Memerisa Yang Bersangkutan
Inilah Perawat Cantik Bernama Erma Sulistia Ningsih itu
Visioner Berita Kabupaten Bima-Erma Sulistia Ningsih (32) adalah warga Desa Rasabou Kecamatan Bolo Kabupaten Bima-NTB. Lulusan Akademi Keperawatan (Akper) Bima beberapa tahun silam ini, rupanya telah bergelar Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Rumah Sakit Umum (RSU) Sanolo Kabupaten Bima (dibawah naungan Dikes Kabupaten Bima).

Jika semula namanya tidak begitu dikenal oleh publik, namun sekarang oknum perawat cantik ini spontan saja menjadi salah satu oknum Perawat “terviral” di Media Sosial (Medsos). Ribuan nitizen asal Etnis Donggo baik yang di Dompu, Kabupaten Bima serta Kota Bima dan bahkan dari berbagai penjuru tanah air-sejak kemarin (23/7/2019) hingga hari ini (24/7/2019)  masih terus menghujani Erma dengan beragam kecaman.

Reaksi keras Etnis Donggo tersebut, dipicu oleh postingan Erma di Facebook (FB) yang dianggap telah menghina Martabat dan Kehormatan Dou Donggo. Pada postingan itu, Erna menuliskan “Dou Donggo Pama Mpa’a Tunti Dei Status FB eeeeeeeeee, Naharikai Kuba Lako” (Hanya Orang Donggo Yang Menulis Status di FB eeeeeeeee, Diketawai Oleh Anjing).

Pada postingan yang menghina Martabat dan Kehormatan Suku Donggo tersebut, anak seorang Pengawas Pendidikan di Kabupaten Bima ini (Erma) pun tidak menjelaskan tentang apa yang memotivasinya. Kecuali, Erna tiba-tiba menghapus postingan yang dianggap tak lazim tersebut setelah beberapa jam viral karena ditanggapi miring oleh ribuan warga dari Etnis Donggo.

Postingan Pertama Erma
Dan inilah tulisan klarifikasi yang diposting oleh Erma itu-“Waura ncara iuku peheku ngara rasa dou, bagi yang tersinggung sama status saya barusan mohon maaf ya, namanya juga lagi emosi, kai manusia kaire pasti ada salah dan hilaf, sekali lagi mohon maaf ya bagi semua yang merasa tersinggung”.

Yang tak kalah menariknya, postingan klarifikasi Erma di beranda Fbnya diduga telah dihapusnya kembali. Kendati demikian, berbagai kecamatan dari Etnis Donggo di berbagai daerah yang diarahkan kepada Erna di Medsos pun masih tak terbendung. Tak hanya itu, Etnis Dongo mendesak Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri agar menindak tegas oknum Perawat yang dianggap telah menghina Martabat dan Kehormatan Etnis Donggo itu.

Pasalnya, Etnis Donggo menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Erma tersebut sangat kontradiktif dengan jabatan sebagai PNS sekaligus pelayanan publik yang harus mampu memberikan contoh-teladan yang baik kepada masyarakat.

Catatan terkini Visioner menguak, celoteh miring Erna terhadap Etnis Donggo di Medsos tersebut praktis saja dilaporkan secara hukum ke Mapolres Bima Kabupaten, Rabu (24/7/2019). Rafidin H. Baharudin S.Sos (Anggota DPRD terpilih periode 2019-2024) sebagai representasi dari Etnis Donggo dalam melaporkan kasus ini, pun telah memberikan keterangan awal ke Unit Tipiter Sat Reskrim Polres Bima Kabupaten.

Saat melaporkan kasus ini Unit Tipiter Sat Reskrim Polres Bima Kabupaten, Rafidin juga di dampingi oleh sejumlah warga asl Etnis Donggo. Yakni Iskandar (Ketua HIMDOS), Taufik, Abimanyu dan Suryadin S.Pdi alias Pena Bumi. Saksi-saksi yang diajukan dalam laporan dimaksud, yakni Mar’atun Shaleha dan Aidin Nusantara. Dan kedua saksi yang diajukannya, sama-sama dari Etnis Donggo. Pun kedua saksi yang diajukan ini, ikut menanggapi postingan Erma di Medsos itu.

Lepas dari itu, pihak pelapor mendesak Polisi untuk mempercepat proses penanganan kasus ini dan menindak tegas Erma sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Erma dilaporkan terkait kasus penghinaan dan pencemaran nama baik terhadap Etnis Donggo di Medsos, dan kaitannya dengan UU ITE.  

Salah seorang warga asal Etnis Donggo yakni Mar’atun Hasanah mengaku sempat menanggapi postingan pertama Erma di Medsos. Pada postingan pertama ungkapnya, Erma tidak mempedulikan saran nitizen agar tidak menyinggung soal sukusime. Namun, Erma tidak mengindahkannya. “Kecuali, dia menantang dan tidak peduli siapa saja yang marah terkait postingannya,” beber Atun.

Postingan Klarifikasi dan Permintaan Erma
Yang Dinilai Non Spesifik
Atun kembali menjelaskan, atas nama Etnis Donggo menyatakan marah besar terhadap postingan Erma itu. “Saat saya menyikapi postingannya yang menghina Etnis Donggo tersebut, dia kemudian kembali menyunting status yang dipostingannya dengan menghilangan kata “Dou”. Jelasnya, pada postingan keduanya itu, nama Donggo sudah dia hapus tetapi sudah saya screenshoot terlebih dahulu,” ungkapnya.

Setelah kemarahan para nitizen asal Etnis Donggo terus berkembang di Medsos, beberapa jam kemudian Erma menulis postingan bernada klarifikasi sekaligus memohon maaf. Uniknya, pada postingan klarifikasi tersebut Erma tidak meminta maaf kepada warga asal Etnis Donggo. Kecuali, postingan tersebut masih bersifat umum.

“Membela Martabat dan Kehormatan Etnis Donggo, saya nyatakan siap bersaksi dimanapun dalam kasus ini. Melalui Media Online Visioner ini, saya tegaskan agar seluruh warga asal Etnis Donggo agar menyatukan sikap dan langkah dalam menuntaskan kasus ini ke meja hukum. Dalam catatan, hingga sekarang sudah dua oknum warga Kecamatan Bolo yang menghina Etnis Donggo. Yakni Reni dan Erma ini, sekali saya tegaskan jangan lagi ada sikap tolerantif,” imbuhnya.

Terkait peristiwa ini, Bpati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE tampaknya sangat respek dengan tuntutan etnis Donggo. Bentuknya, Bupati Bima menegaskan telah memerintahkan Dinas terkait untuk memanggil dan melakukan pemeriksaan secara serius kepada yang bersangkutan (Erma). “Sejak Selasa malam (23/7/2019), saya telah memerintahkan Dinas terkait untuk memanggil dan melakukan pemeriksan secara resmi terhadap yang bersangkutan,” tegas Bupati Bima kepada Visioner dengan nada singkat, Rabu (24/7/2019)

Sementara itu, Kadiskes Kabupaten Bima melalui Sekretarisnya yakni Sufaidin S.Sos yang dimintai tanggapannya mengaku telah mengakui peristiwa itu. Oleh karenya, Kamis besok (25/7/2019) pihak akan memanggil Erma untuk dimintai keterangannya secara resmi.

“Informasi awal yang kami peroleh dari pihak RSU Sanolo menjelaskan, postingan Erma yang menghina Etnsi Donggo tersebut dipicu masalah cintanya dengan laki-laki asal Etnis Donggo. Maksudnya, Erma diduga sakit hati terhadap laki-laki dimaksud. Tetapi, kedua orang Erma sama-sekali tidak mengetahui postingan yang menghina Etnis Donggo itu,” ungaknya, Rabu (24/7/2019).

Secara terpisah, Ketua Paguyuban Donggo di Bima yakni Drs. H. Mustahid H. Kako, MM menegaskan bahwa penegakan supremasi hukum dalam kasus ini tetap bersifat mutlak. “Kasus hukumnya tetal dilanjutkan sampai tuntas. Oleh karenanya, saya meminta kepada pihak pelapor agar mempersiapkan saki-saksi yang mengetahui peistiwa itu. Dan saya ingatkan kepada saksi-saksi yang diajukan agar datang memberikan keterangan yang jelas kepada Penyidik baikn dipanggil secara resmi atau sebaliknya. Soal adanya upaya permintaan maaf yang bersangkutan kepada Etni Donggo, sebagai manusia tentu harus kita maafkan. Tetapi proses hukum atas kasus ini harus terus berjalan sebagaimana mestinya,” tegas Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bima asal PKB ini, Rabu (24/2019).

Kabar lain yang diterima Visioner mengungkap, Etnis Donggo yang ada di Mataram NTB juga bereaksi keras terhadap postingan Erma itu. Oleh karenanya, dalam waktu dekat Mahasiswa asal Etnis Donggo dari berbagai Kampus di Mataram, berencana akan menggoyang Polda NTB dengan aksi demonstrasi menuntut tegaknya supermasi hukum dalam kasus penghinaan terhadap Etnis Donggo ini. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.