Tingkat Kemarahan Etnis Donggo Terhadap Erma Cenderung Menurun, Namun Belum Ada Tanda-Tanda Perkara Dicabut
Erma Sulistia Ningsih |
Visioner Berita
Kabupaten Bima-Kasus
penghinaan terhadap Etnis Donggo melalui Media Sosial (Medsos) oleh oknum PNS
Perawat pada RSU Sondosia Kabupaten Bima yakni Erma Sulistia Ningsih, hingga
kini masih menjadi trend topik khususnya di Media Online. Pasalnya, kasus
tersebut juga dinilai menghebohkan NTB dan bahkan Nusantara.
Tindakan
Erma di Medsos tersebut, praktis saja mengusung kemarahan Etnis Donggo dari
berbagai penjuru tanah air. Beragam kecaman keras terhadap Erna, pun tak terhindari. Reaksi keras Etnis Donggo tersebut, terjadi sejak Erna memosting
status bernada penghinaan terhadap Etnis. Berbagai kecaman Etnis Donggo
terhadap Erna tersebut, juga masih terlihat nyata hingga Kamis (25/7/2019).
Sementara
langkah-angkah yang sudah dilakukan oleh Etnis Donggo atas kasus tersebut,
yakni melaporkannya secara resmi ke Mapolres Bima Kabupaten dan meminta kepada
Bupati Bima agar memberikan sanksi tegas kepada yang bersangkutan karena
dianggap tak mampu menjaga marwah PNS selaku pelayan publik.
Laporan
atas kasus penghinaan terhadap Etnis Donggo ini, hingga kini masih ditangani
secara serius oleh Mapolres Bima Kabupaten. Tak hanya itu, perkara penghinaan
terhadap Etnis Donggo ini juga telah diatensi oleh pihak Polda NTB. Sementara
pada jalur birokrasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dan pihak RSUD Sondosia
pun tercatat sudah mengambil langkah sesuai dengan perintah Bupati Bima, Hj.
Indah Dhamayanti Putri, SE.
Bentuknya,
Erma telah dipanggil dan diperiksa secara. Hal tersebut, diakui oleh Kadis
Kesehatan Kabupaten Bima melalui Sekretarisnya yakni Sufaidin S.Sos. Sementara
pertanyaan apakah pihak BKD Kabupaten Bima sudah memanggil dan melakukan
pemeriksaan terhadap Erma, higga berita ini ditulis belum diperoleh jawabannya.
Pada
sesi lainnya, Erma telah mengakui kesalahannya dan memohon maaf kepada Etnis
Donggo di berbagai penjuru tanah air. Tak hanya itu, Erma dan keluarganya juga
berharap agar permohonan maafnya diterima oleh Etnis Donggo. Selain itu, Erma
dan keluarganya juga meminta kepada Etnis Donggo agar memberikan ruang untuk
bertatap muka sekaligus meminta maaf secara langsung dan membuat pernyataan
tertulis untuk tidak mengulangi kembali perbuatan yang sama.
Masih
soal kasus ini, jika sebelumnya tensi kemarahan Etnis Donggo sebagaimana
pemberitaan sebelumnya yang dinilai sangat tinggi, namun sekarang terlihat drastis
menurun. Kondisi tersebut, terlihat nyata baik di Medsos maupun di dunia nyata.
Kendati demikian, Etnis Donggo tetap menyatakan bahwa penegakan hukum dalam
kasus ini tetap bersifat mutlak. Dan harapan agar Bupati Bima menindak Erma
secara administrasi oleh Etnis Donggo pun masih berlangsung sampai sekarang.
Kendati
tensi kemarahan Etnis Donggo atas kasus tersebut terlihat menurun drastis,
namun sampai sekarang belum ditemukan adanya tanda-tanda yang mengarah kepada
dicabutnya perkara yang sudah dilaporkan ke Mapolres Bima Kabupaten itu. Bahkan
hingga berita ini ditulis, Tokoh-Tokoh Donggo yang tergabung dalam Paguyuban
Donggo yang ada di Bima belum menggelar rapat secara resmi guna membicarakan
tentang langkah-langkah penting dalam menyikapi masalah penghinaan terhadap
Etnis Donggo oleh Erma ini.
Namun
sebelumnya, Ketua Paguyuban Donggo di Bima Drs. H. Mustahid H. Kako, MM menyatakan
tetap pada pendirian awalnya. Yakni, atas nama manusia telah memaafkan Erma. Namun,
perkara yang sudah dilaporkan ke Mapolres Bima Kabupaten Bima harus tetap
berlanjut.
“Sampai
saat ini, belum ada tanda-tanda yang mengarah kepada dicabutnya perkara yanjg
sudah dilaporkan itu. Tak hanya itu, seluruh Pengurus Paguyuban Donggo di Bima sampai
sekarang belum menggelar rapat secara resmi guna memastikan langkah-langkah
penting yang akan dilakukan dalam menyikapi masalah sangat serius ini. Jangan
rencana pencabutan perkara, rapat resmi saja belum kita gelar,” tegas Drs. H.
Mustahid H. Kako, MM kepada Visioner. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda