***Kilas-Balik 1 Tahun Kepemimpinan Lutfi-Feri, Dari BPJS Gratis Hingga Tekad Tetap Bersama Untuk 10 Tahun***

Performa Sebagai Simbol Kesederhanaan Lutfi-Feri, Dok.Foto: Dan Asyik/Great Moment Pada Proses Pilkada Periode 2018-2023
Visioner Berita Kota Bima-Minggu malam (29/9/2019), sebuah peristiwa besar berlangsung di kediaman Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE. Yakni pelaksanaan kilas-balik 1 tahun masa jabatan Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri). Ribuan udangan baik dari kalangan Pemerintah, pilar-pilar perjuangan Lutfi-Feri, masyarakat umum, Ketua MUI Kota Bima, LSM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, kaum gender, Tokoh Pemuda dan lainnya hadir mewarnai kegiatan ini.

Setelah acara dibuka dengan pembacaan Kitab Suci Alqur’an, selanjutnya diisi dengan ceramah Agama yang menampilkan Ustadz H. Abdul Hakim sekitar 1 jam lamanya. Tokoh Agama yang dikenal tegas ini, menyerukan kepada seluruh undangan yang hadir (khususnya) dan pada umumnya masyarakat Kota Bima agar terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sebab, hal tersebut, bersifat mutlak untuk kebaikan daerah dan umat Islam sekaligus sebagai bekal di hari kelak.

Pergeseran nilai yang terjadi di berbagai level kehidupan masyarakat di daerah ini, diakuinya dipicu oleh lemahnya pemahaman tentang nilai-nilai Keagamaan, dan kian kuatnya pengaruh global melalui teknologi yang semakin canggih. Dan lemahnya pemahaman tentang nilai-nilai Keagamaan, juga paling berpotensi memberi peluang kepada terjadinya berbagai bentuk kemaksiatan.

“Peran Pemerintah dan berbagai elemen masyarakat termasuk Tokoh Agama untuk membentengi hal itu, tentu saja sangat menentukan. Hal itu bersifat mutlak agar daerah ini selamat dimana di dalamnya berisikan masyarakat yang berahlak mulia,” tegasnya.

Ustadz H. Abdul Hakim kembali mengingatkan, penguatan berbagai bentuk nilai Keagamaan bukan saja bermanfaat bagi kehidupan di dunia. Tetapi, menjadi bekal bagi setiap umat di hari kelak. Sebab, sesungguhnya kematian adalah pasti dan menimpa siapa saja dan tak seorang manusiapun yang bisa menundanya karena itu hak Allah SWT.

“Kekayaan, kemegahan, harta dan jabatan bukanlah bekal di hari kelak. Tetapi, Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT sebagai bekalnya. Mati dalam keadaaan Husnul Khotimah adalah harapan kita semua. Oleh sebab itu, teruslah meningkatkan Ketaqwaan dan Keimanan kepada Allah SWT, pun jangan pernah berhenti berbuat kebajikan terhadap sesama,” imbuhnya.  

Pada moment tersebut, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE yang didampingi oleh Wakil Walikota Bima Feri Sofiyan, SH berada di atas podium utama untuk menyampaikan kilas-balik 1 tahun masa kepemimpinanya dan disaksikan oleh ribuan undangan yang hadir. “Satu harapan yang perlu disampaikan pada kesempatan ini, pada umur 1 tahun kepemimpinan Lutfi-Feri yang dirasa masih banyak kekurangan-kekuranganya. Dengan tertatih-tatih selama masa kepemimpinan Lutfi-Feri, tentu saja lebih dari 100 porsen melalui program-program akan diletakan untuk kepentingan daerah dan masyarakat Kota Bima,” jelas Walikota Bima.  

Pada tahun pertama kemepimpinan Lutfi-Feri, pada APBDP Kota Bima telah menggelontorkan anggaran sekitar Rp8 miliar yang dimanfaatkan untuk BPJS gratis kepada puluhan ribu warga miskin di Kota Bima. “Nah, ini tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah. Kalau bukan karena komitmen Lutfi-Feri, tentu saja tidak mungkin kita bisa mewujudkan BPJS gratis bagi warga miskin Kota Bima tersebut. Masih banyak daerah-daerah lain di Indonesia yang belum melakukan hal itu. Ini merupakan wujud dari komitmen kita terhadap warga Kota Bima yang kurang mampu,” terangnya.

Begitu juga dengan program-program pemberdayaan. Berbagai stake holder termasuk BUMN maupun BUMD terus bergerak untuk pedagang bakulan, perkiosan dan lainya-semuanya dirasakan oleh masyarakat Kota Bima. “Begitu juga di kemudian hari, kita titik beratkan kepada kemasalahatan masyarakat Kota Bima. Kita juga menginginkan adanya penguatan visi-visi Keagamaan. Makanya komitmen bersama dengan Ulama, kita bangun, salah satunya melalui pembangunan Masjid Raya Al-Muwahiddin, bantuan pembangunan Musholah, peningkatan insentif untuk bilal dan lainnya. Untuk membangun Kota Bima dan masyarakatnya ke arah yang lebih baik, tidak mungkin bisa dilakukan oleh Lutfi-Feri tanpa adanya bantuan dari berbagai elemen masyarakat termasuk Tokoh Politik maupun Tokoh Agama,” ujarnya.

Kota Bima diakuinya sebagai miniatur Indonesia. Karena, berbagai suku dari berbagai daerah ada di Kota Bima. Maka penguatan aspek hukum dan lainya adalah penting untuk tujuan menjaga keutuhan NKRI. “Saya yakin dan percaya bahwa Pak Feri Sofiyan, sampai saat ini masih menjaga kekuatan komimen untuk mewujudkan visi-misi membangun Kota Bima dan masyarakatnya sebagaimana harapan serta cita-cita bersama. Dalam perjalanan 1 tahun Pemerintahan ini, saya berterimakasih kepada kepada Allah SWT yang telah memilih Pak Feri Sofiyan sebagai seorang pendamping yang sangat mengerti apa yang telah menjadi cita-cita kami bersama,” tandasnya yang praktis saja disambut meriah oleh ribuan undangan.

Bersama Feri Sofiyan dalam memimpin Kota Bima, Lutfi memastikan tak adanya keretakan. Sebab, yang selalu dikedepan oleh keduanya adalah soal rasa. “Itu yang lebih diutamakan dan telah menjadi komitmen sejak awal hingga akhir. Kalau bisa, saya didampingi oleh Pak Feri Sofiyan bukan saja dalam waktu lima tahun. Kalau bisa, kami bersama selama 10 tahun. Sebab, mata rantai ini harus terus berjalan secara kontinyitas. Dan masalah kemajuan, tentu saja membutuhkan sinergitas yang cukup lama. Kita memohon kepada Allah agar diberikan kesehatan-keselamatan untuk tetap bersama,” harap Lutfi yang disambut meriah oleh ribuan undangan.

Lutfi mengakui, baik dirinya maupun Feri Sofiyan adalah lahir dari dunia politik yang merangkak dari bawah, bukan serta-merta lahir begitu saja. Tetapi, dilahirkan oleh masyarakat Kota Bima. “Saya menjadi anggota DPR RI selama dua periode. Pak Feri Sofiyan menjadi Legislatif di Bima lebih dari satu periode. Saya dan Pak Feri Sofiyan menjadi anggota Legislatif adalah dipilih oleh rakyat Kota Bima. Saya dari DPR RI, Pak Feri Sofiyan di DPRD Kota Bima dipertemukan oleh Allah dalam pesta demokrasi, selanjutnya dimenangkan oleh masyarakat Kota Bima atas petunjuk Allah SWT. Artinya, suksesnya kami berdua ini adalah atas kehendak Allah. Sebab, tak ada kekuatan manusia yang bisa mengalahkan kekuatan Allah SWT,” tuturnya.

Untuk itu, Lutfi kembali berharap bahwa motto “Maja Labo Dahu” tidak sekedar slogan. Karena, ia menginginkan agar semboyan tersebut harus mampu diterjemahkan baik oleh semua stake holder di di dunia Pemerintahan maupun seluruh elemen masyarakat Kota Bima. Lutfi kemudian mengakui, Permkot Bima berhasil mendapatkan Anugerah Pendidikan Indonesia (API) dari IGI tahun 2019 dikarenakan oleh keberhasilan menerapkan muatan kearifan lokal tentang konsep pendidikan karakter “Maja Labo Dahu”.

“Nah model ini bisa ditumbuh-kembangkan oleh kita kalau ada keinginan yang sama. Yakni takut kepada Allah, dan nilai-nilai ini tetap berpegang kepada Kitabullah, bukan hasil imaginasi manusia. Ini yang harus kita pegang, dan semua bersinar pada apa yang menjadi harapan masyarakat. Melalui kesempatan ini, kami berharap agar terus mengawal setiap program yang ada. Sebab, tanpa itu tentu saja semuanya akan menjadi ngambang. Kemajuan Indonesia ditentukan oleh Bupati dan Walikota sebagai ujung tombaknya, didukung oleh Pemerintahan yang baik dan amanah yang mengikuti keinginan masyarakatnya, bukan mengikuti selera kita,” pungkas Lutfi.   

Di atas podum itu pula, Wakil Walikota Bima Feri Sofiyan, SH menyampaikan pernyataan tegas sekitar puluhan menit lamanya hingga disambut meriah oleh ribuan undangan yang hadir. Masa kepemimpinan Lutfi-Feri baru berjalan 1 tahun lamanya. Kendati demikian, telah banyak hal yang sudah ditorehkan untuk kepentingan daerah dan masyarakat Kota Bima, dan diakui adanya.

“Belum lagi terkait program pembangunan yang sedang berjalan sebagaimana tertuang dalam APBD 2 Kota bima tahun 2019. Komitmen kami berdua dengan Pak Lutfi adalah membangun dan terus membangun untuk tujuan agar Kota Bima sejajar dengan daerah lain di Indonesia. Ingat, umur Pemerintahan Lutfi-Feri masih ada 4 tahun lagi. Sekali lagi, masih ada 4 tahun dan selama itu pula kami akan terus berjuang keras untuk mewujudkan cita-cita PERUBAHAN,” tegas Ketua DPD PAN Kota Bima yang akrab disapa Bang Feri ini.

Sementara berbagai dinamika yang menggelitik dari kalangan tertentu tentang kinerja selama 1 tahun Pemerintahan Lutfi-Feri, dianggapnya sebagai sesuatu yang biasa tetapi tidak akan mampu memecah konsentrasinya dalam mewujudkan cita-cita besar untuk memajukan Kota Bima beserta masyarakatnya sebagaimana tertuan dalam visi-misi PERUBAHAN. “Sebab, alat ukur keberhasilan Pemerintah sangat bergantung kepada berjalanya berbagai bentuk program pembangunan dan hasilnya dinikmati oleh masyarakat dan diakui pula adanya. Sekali lagi, Pemerintahan Lutfi-Feri baru berumu 1 tahun, dan masih tersisa 4 tahun,” ulasnya.

Bang Feri kemudian memastikan bahwa harmonisasi hubunganya dengan Lutfi, hingga detik ini masih terjaga dengan baik. Sebab, kekuatan komitmen bersama dengan Lutfi untuk membangun Kota Bima dan masyarakatnya sebagaimana tertuang dalam visi-misi PERUBAHAN bersifat mutlak untuk dipertahankan sesuai kesepakatan sebagaimana sumpah dan janji.

“Melalui kesempatan ini, saya menyampaikan terimakasih kepada Allah SWT karena telah mempertemukan dengan Pak Lutfi sebagai Pemimpin di Kota Bima ini. Karena, kami berdua memiliki harapan dan komitmen yang sama untuk Kota Bima dan masyarakatnya melalui pengabdian nyata. Kami masih sangat harmonis, dan kekuatan komitmen kami berdua Alhamdulilah masih terjaga dengan baik. Kami masih saling mengerti, dan memimpin dengan tetap mengedepankan rasa. Do’akan agar kami tetap bersama,” harap Bang Feri.

Atas dasar itu pula, jika pada periode mendatang Lutfi akan kembali mencalonkan diri sebagai Walikota Bima, Bang Feri menyatakan tak maju sebagai Calon Walikota Bima. “Sekali lagi, jika nantinya Lutfi akan mencalonkan sebagai Walikota Bima tentu saja saya tidak akan tampil sebagai rivalnya. Kontestasi itu masih sangat jauh, tetapi berikan kesempatan kepada kami berdua selama periode ini untuk membuktikan komitmen dan pengabdian terbaik guna mewujudkan ekspektasi besar Kota Bima serta masyarakatnya sebagaimana tertuang dalam visi-misi PERUBAHAN. Sekali lagi, hentikan upaya memecah-belah. Tetapi, mari bersinergi membangun Kota Bima dan masyarakatnya agar tumbuh-berkembang serta bisa bersaing dengan daerah lain di Indonesia,” pungkas Bang Feri.

Hal lain yang dilakukan selama 1 tahun umur Pemerintahan Lutfi-Feri ini, antara lain percepatan penuntasan pembangunan rumah relokasi pasca bencana tahun 2016 baik di Jatibaru maupun Kadole dan hal tersebut diakui sebagai langkah nyata dalam memenuhi target melematkan anggaran senilai ratusan miliar dari JICA (Jepang). Tak hanya itu, Lutfi-Feri juga sedang menuntaskan pembangunan Masjid di Kantor Walikota Bima, penataan Destinasi Lawata yang nditambah dengan pembangunan kolam renang di dalamnya, penataan kawasan Amahami, pemberdayaan kelompok pemuda dalam upaya mewujudkan visi-misi menciptakan 10.000 usaha baru selama lima tahun, menghadirkan kapal hibah yakni KM Banawa Nusantara 117 dari Pemerintah Pusat dan lainya sebagaimana tertuang dalam APBD 2 Kota Bima tahun 2019.

Catatan menarik jelang 1 tahun kepemimpinan Lutfi-Feri, secara oribadi Lutfi menyerahkan gaji dan tunjanganya selama tahun 2019 untuk masyarakat. Kegiatan kemanusiaan ini lebih kepada mweujudkan nazarnya sebelum terpilih menjadi Walikota Bima. Sementara aspek paling penting yang membutuhkan kerja nyata Pemerintahan Lutfi-Feri saat ini, antara lain masalah air bersih di sejumlah wilayah. Namun, Pemerintah mengakui telah mempersiapkan anggaran puluhan muliar rupiah untuk mengatasinya. Masalah sampah di sejumlah lokasi, pun masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang sampai hari ini masih diharapkan oleh masyarakat untuk segera disikapi, dan persoalan ternak yang berkeliaran di berbagai sudut yang dianggap sebagai salah satu pengganggu nilai estetika daerah ini.(TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.