Pilkada Kali ini “Miskin Kompetitor”, Dinda-Dahlan “Belum Punya” Lawan Sepadan

Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE-Drs. H. Dahlan M. Noer (Dinda-Dahlan)
Visioner Berita Kabupaten Bima-Pesta demokrasi melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bima periode 2020-2025, waktunya kian mendekat saja. Sementara dinamika yang mucul jelang pesta demokrasi itu, hingga kini makin sepi saja. Para kontestan yang diharapkan maju sebagai kandidat Cabup-Wabup, hingga kini belum juga nampak secara jelas. Sementara incumben yakni Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE (Dinda) akhir-akhir ini diyakini akan kembali berpasangan dengan Drs. H. Dahlan M. Noer (Dahlan).

Informasi yang hampir mendekati kebenaran terkait berpasangan kembalinya Dinda-Dahlan pada kontestasi Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025, terkuak melalui pernyaataan Dinda kepada sejumlah awak media belum lama ini. Bentuknya, Dinda mengingatkan kepada berbagai pihak untuk tidak terus berusaha untuk memisahkan dirinya dengan Dahlan. Dengan demikian, publik menilai dan bahkan meyakini bahwa Dinda-Dahlan tak akan bisa dipisahkan alias kembali berpasangan pada pesta demokrasi itu.

Indikasi lain yang dinilai kian menguatkan bahwa keduanya akan kembali berpasangan menuju kursi Bupati-Wakil Bupati Bima periode 2020-2025, yakni acapkali selalu bersama pada berbagai kegiatan penting. Pada pada moment-moment itu pula, keduanya terlihat semakin enjoy saja. Bukan itu saja, pada berbagai moment tersebut keduanya seringkali terlihat saling berbisik, dan bercanda ria.

Sikap keduanya yang sampai saat ini kian santai, seolah menggambarkan terlalu banyak berfikir apalagi membuang energi dalam menghadapi pesta Pilkada yang kian dekat. Pada suatu waktu, Visioner pernah bertanya dengan nada singkat kepada Dahlan. Apakah pada suksesi Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025 akan kembali berpasangan dengan Dinda?. “Jangan tanya lagi, dong,” sahut Dahlan sembari meninggalkan Visioner.

Beragam pertanyaan publik kerap kali muncul akhir-akhir ini tentang siapa lawan sepadan bagi Dinda-Dahlan, hingga kini belum ditemukan adanya jawaban pasti. Sementara wacana yang terus menguak akhir-akhir ini bahwa mantan Bupati Bima yang juga pengurus Partai Nasdem Kabupaten Bima, Drs. H. Syafrudin M. Nur (Syafru) akan maju sebagai calon Kandidat Bupati Bima berpasangan Ketua DPD PAN Kabupaten Bima yakni Muhammad Aminurlah, SE (Maman), justeru ditanggapi apatis oleh berbagai pihak termasuk beberapa personil di gedung DPRD Kabupaten Bima.

“Kendati jumlah personil anggota Dewan dari PAN dan Nasdem telah memenuhi quota (persyaratan) menjadi Pasangan Calon (Paslon) Bupati-Wakil Bupati Bima periode 2020-2025, namun saya menilai bukan lawan sepadan bagi Dinda-Dahlan. Pasalnya, trend keduanya masih jauh di bawah Dinda-Dahlan,” ujar salah seorang warga Kabupaten Bima, Drs. Hasanudin kepada Visioner, Senin (30/9/2019).

Kendati Maman akan menempati posisi sebagai Ketua DPD PAN Kabupaten Bima dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima, namun dari sisi umurnya masih sangat muda, bahkan diamati belum terlalu populer untuk ukuran Pilkada. “Maman memang Politisi senior yang dudah lebih dari satu periode menjadi anggota DPRD Kabupaten Bima. Meski demikian adanya, tentu saja tidak secara otomatis bahwa dia sudah memiliki tingkat kepopuleran yang lebih di mata masyarakat Kabupaten Bima. Menurut saya, akan lebih baik Maman mempersiapkan diri untuk menghadapi Pilkada untuk periode berikutnya karena faktor umurnya yang masih sangat muda,” harapnya.

Tetapi ketika Maman tetap tegas dan bahkan memastikan maju sebagai kontestan kontestasi Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025, merupakan hak demokratisasinya sebagaimana diatur oleh ketentuan yang berlaku dan tidak bisa dilarang oleh siapapun. Ia menjelaskan, soal Partai pendukung di DPRD Kabupaten Bima PAN tinggal mencari beberapa orang dari Partai lain guna memenuhi pesyaratan untuk sebagai peserta Pilkada.

“Namun sampai detik ini, PAN belum memastikan siapa Calon Bupatinya karena menurut informasi masih melakukan survey internal. Hasilnya, juga kita belum tahu. Sementara apakah Maman memiliki kemampuan financial sebagai modal penting pada pertarungan tersebut, itu bisa iya dan bisa juga sebaliknya. Dan menurut pengamatan saya, Maman dipastikan maju sebagai peserta Pilkada Kabupaten Bima itu hanya memenuhi aspek demokrasi secara prosedural, bukan demokrasi secara kontekstual. Maksudnya, potensi kekalahan Maman pada pentas Pilkada tersebut sangatlah besar karena tingkat kepopuleranya masih jauh di bawah Dinda-Dahlan,” tandasnya.   

Pernyataan Maman di berbagai media massa dengan terkesan menempatkan pertarungan pada pesta Pilkada tersebut adalah sesuatu yang sederhana, dinilainya sebagai salah satu strategi politik sekaligus memberikan keyakinan kepada pada publik bahwa sesungguhnya ia mampu, layak dan memiliki kekuatan senada dengan Dinda-Dahlan baik dari segi pengaruh hingga pada aspek penerimaan oleh masyarakat di Kabupaten Bima sebagai pemilih.

“Suksesi Pilkada, tentu saja jauh lebih bervariable dan dahsyat dari ajang Pemilihan Legislatif. Jika kemampuan yang dimiliki masih dirasakan belum mampu memenuhi beragam variable tersebut, sebaiknya kita berfikir secara matang dulu sebelum maju pada pentas Pilkada. Ingat, kekalahan yang menimpa para kontenstan Pilkada selama ini dipicu oleh banyaknya variabel yang tak mampu dipenuhinya,” bebernya.  

Sementara wacana yang menyebutkan bahwa Maman akan berpasangan dengan Syafru pada pesta Pilkada Kabupaten Bima tersebut dan dianggap sebagai lawan tangguh bagi Dinda-Dahlan, lagi-lagi ia menyatakan sangat apatis. Dalam prespektif Pilkada, Maman adalah pendatang baru kendati ia adalah politisi senior di gedung Dewan. Sementara Syafru pada pesta Pilkada sebelumnya adalah Incumbent (masih menjabat sebagai Bupati Bima) yang dikalahkan dengan mudah oleh pasangan Dinda-Dahlan sebagai pendatang baru. Jika saat itu saja Syafru bisa dikalahkan dengan mudah oleh Dinda-Dahlan, lantas bagaimana dengan kondisi sekarang sekarang dimana Dinda-Dahlan berstatus sebagai Incumbent ya,” tanyanya.

Keyakinan yang disuguhkan oleh Syafru kepada publik memalui sejumlah media massa bahwa ia memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengalahkan Dinda-Dahlan pada pesta Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025, dinilainya sebagai sebagai lantunan yang lazim bagi para politisi. “Harus diakui bahwa Syafru adalah politisi sekaligus sebagai salah satu Pengusaha terkaya di Bima. Artinya, dia memiliki kemampuan dari sisi financial. Uang memang dibutuhkan pada konsetasi Pilkada, tetapi bukan bukan berarti menjadi satu-satunya alat untuk memenangkan pertarungan. Pengalaman telah menjelaskan kepada kita bahwa tak sedikit orang kaya yang terjungkal pada pesta Pilkada. Dan kisah nyata soal itu, tentu saja semua tahu walau tah harus saya jelaskan melalui media massa,” ungkapnya.

Dengan tanpa menafikan adanya kekurangan maupun keberhasilan Dinda-Dahlan sebagai Bupati-Wakil Bupati Bima, namun pada diri keduanya memiliki kepribadian yang sangat berbeda dari yang lainya. Lepas dari Dinda sebagai Ketua Partai Golkar yang memiliki keanggota sebanyak 9 orang di gedung DPRD (Partai pemenang Pemilu di Kabupaten Bima), masih menjabat sebagai Bupati Bima-ia juga memiliki magnet lain (daya tarik) secara personality yang mudah diterima oleh berbagai kalangan.

“Seperti kematangan emosionalnya baik sebagai politisi maupun sebagai seorang ibu sangat terukur, cerdas dalam berbicara dan menyikapi berbagai persoalan yang dihadapinya, santun dalam bertutur sapa, ramah dalam melayani setiap orang, tingkat kesolehan sosialnya (suka memberi) yang tinggi, memiliki kepekaan rasa dalam membantu warganya yang sakit, selalu menyempatkan menghadiri undangan do’a dan pernikahan warganya di berbagai wilayah di Kabupaten Bima, diakui memiliki kemampuan berpidato tanpa teks baik pada acara resmi maupun sebaliknya secara sistimatis dan terstruktur, komunikatif, humoris, murah senyum terhadap siapapun, dan lainya termasuk membuka diri dalam berdiskusi untuk hal-hal yang baik dengan siapapun (humanis). Itu nyata dan diakui adanya oleh banyak orang,” terangnya.    

Dalam status kehidupan sosial, diakuinya bahwa Dinda berada pada ranah arstiokrat (Kesultanan). Namun jika dilihat pada pada berbagai aspek nilai-nilai penting sekaligus magnet yang melekat pada personalitinya, Dinda adalah sama dengan masyarakat biasa pada umumnya. “Terlepas dari pengalaman hidup dalam waktu yang cukup lama dengan suaminya sebagai politisi Partai Golkar sekaligus mantan Bupati Bima yakni H. Ferry Zulkarnaen, ST (Almarhum), saya menilai bahwa beragam nilai penting yang melekat pada diri Dinda adalah karakter aslinya yang terbentuk sejak ia kecil yang diyakini tak akan berubah sampai kapanpun. Sekali lagi, jika setiap orang ciptakan oleh Allah dengan karakter seperti itu tentu saja selamnya tetap demikian adanya. Itu bukan kata saya saja, tetapi juga semua orang,” tuturnya.

Sementara Dahlan, bukan lahir sebagai seorang Politisi. Tetapi, Dahlan lahir dari dunia birokrasi. Kendati demikian adanya, Dahlan juga memiliki karakter yang sama dengan Dinda. Maka diawal Pilkada periode 2015-2020, Dinda-Dachlan ditakdirkan untuk berpasangan, dimenangkan sebagai Bupati-Wakil Bupati Bima oleh masyarakat Kabupaten Bima atas petunjuk Sang Pencipta (Allah SWT, Red). Dalam perjalanan memimpin Kabupaten Bima hingga saat ini ucapnya, tentu saja semakin memperkuat kesamaan karakter bagi keduanya. Pun demikian halnya dengan kekuatan komunikasi dan aspek-asek lainya.

“Soal apa saja prestasi yang telah ditorehkan oleh Dinda-Dachlan selama memimpin Kabupaten Bima beserta masyarakatnya, tentu saja saya tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskannya. Namun, tujuanya dipilih oleh rakyat sebagai Bupati-Wakil Bupati Bima tentu saja untuk mengabdi kepada daerah serta masyarakat yang dipimpinya. Dan bagi saya, sangatlah naif kalau selama satu periode Dinda-Dahlan memimpin hanya beraktivitas sebagai tukang tidur. Saya juga baca koran yang menjelaskan, beragam piagam penghargaan dari Pemerintah Pusat berhasil diraih oleh Pemerintahan Dinda-Dahlan atas prestasinya di sejumlah bidang. Nah, itu membuktikan bahwa Dinda-Dahlan bekerja, dong,” sebutnya.

Ia menambahkan, adanya informasi yang menyebutkan bahwa belasan Partai Politik telah merapat dengan Dinda-Dahlan jelang Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025 merupakan salah satu indikator awal yang kian mempersempit ruang kontestan lain untuk bertarung pada pesta demokrasi dimaksud. Selain Golkar, Hanura, PKB dan lainnya-namun bisa jadi Partai Nasdem akan beraviliasi dengan Dinda-Dahlan.

“Dengan beberapa kali terlihat adanya Syafru di kediaman Dinda (Pandopo Bupati Bima), setidaknya bisa jadi isyaratnya, maaf itu hanya kecurigaan saya saja. Singkatnya, konstalasi politik jelang Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025 sungguh berbeda dari kebiasaan sebelumnya. Kecuali, “miskin kompetitor” adalah fakta politik yang sedang kita hadapi. Sementara waktu semakin mendekat, dan jika kondisi tersebut masih saja berlangsung maka diyakini bahwa Dinda-Dahlan akan memenangkan Pilkada dengan sangat santai ,” dugaanya.

Secara terpisah, baik Maman maupun Syafru yang dipertanyakan oleh Visioner tentang kepastianya maju dan berpasangan pada pesta Pilkada tersebut, hanya menjawab dengan nada singkat, yakni Insya Allah. “Insya Allah,” demikian sahut Maman maupun Syafru dengan nada singkat kepada Visioner belum lama ini.

Sementara itu, Politisi PKS asal Kecamatan Donggo Kabupaten Bima berdomisli di Jakarta yakni H. Herman Edison yang disebut-sebut akan maju sebagai peserta Pilkada Kabupaten periode 2020-2025, pada salah satu moment penting juga hanya menjawab pertanyaan Visioner dengan nada singkat (Insya Allah). “Benarkan anda akan maju sebagai Calon Bupati dengan dukungan PKS atau melalui jalur independen?. “Insya Allah. Sekali lagi, saya hanya bisa menjawabnya dengan kata Insya Allah,” sahutnya.

Sedangkan nama H. Edy Sabhara yang disebut-sebut berpasangan dengan Dr. H. Ghazaly Ama La Nora pada arena Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025, juga sempat sempat mencuat diatas permukaan walau dalam waktu yang tak terlalu lama. Namun pada tahapan sosialisasi diri kepada masyarakat di sejumlah wilayah di Kabupaten Bima, Edy Shabara disebut-sebut tak pernah muncul. Kecuali, yang disebut-sebut giat melakukan sosialisasi diri jelang Pilkada tersebut hanya H. Ghazaly Ama La Nora. Sayangnya, sekitar dua bulan terakhir ini H. Ghazaly Ama La diinformasikan tak lagi berada di lapangan. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.