Dipertanyakan Putri Hutan 2020 “Tak Nongol” Pada Aksi Tanam di Parado

Inilah Dua Putri Hutan NTB Tahun 2020, Dok:Foto Momemnt Kehadiranya Pada Kegiatan Save Teluk Bima Beberapa Waktu Lalu
Visioner Berita Kabupaten Bima-Parahnya kerusakan hutan tutupan negara sekitar 8 hektar di Kecamatan Parado, praktis saja mengetuk keprihatinan berbagai pihak khususnya di NTB. Gundulnya hutan akibat maraknya tindakan ilegal loging yang diduga berlaku secara masif namun ditengarai jauh dari kontrol serta pengawasan tersebut, juga berhasil memicu kemarahan Kepala BPNPB RI, Letjend TNI Doni Monardo saat berada di Bima sekaligus melakukan aksi penghijauan di DAM Pela Parado beberapa waktu lalu.

Atas kerusakan hutan yang teramat parah di Parado termasuk di Kabupaten Dompu, Jenderal Bintang tiga ini kemudian menggelar rapat koordinasi yang melibatkan sejumlah Kepala Daerah di Pulau Sumbawa. Rapat membangun komitmen bersama guna menyikapi gundulnya hutan tersebut, berlangsung di ruang Bupati Bima. Pada moment rapat penting itu, juga lahir kesepakatan pembentukan Satgas penjaga, pengamanana, pengawasan sekaligus penyelamatan hutan.

Salah satu instrumen yang telah diperintahkan untuk menindaklanjuti komitmen tersebut adalah terbentuknya tim keamanan dari TNI asal Kompi Senapan A 742/SWY yang bertugas di wilayah hutan di Parado di Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima. Alhasil, pasukan keamanan dari TNI ini sukses membekuk lebih dari 10 terduga pelaku, Barang Bukti (BB) dan Senpi rakitan berupa pistol jenis air soft gun. Sayangnya tidak dari sejumlah pelaku diduga telah dilepas oleh Polres Bima Kabupaten. Pelaku pemilik senpi berupa pistol jenis air soft gun itu pun telah dilepas.

Namun sebahagian terduga pelaku yang ditangkap di kawasan hutan di Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima oleh TNI, hingga kini masih diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku di Mapores Bima Kota. Lepas dari itu, komitmen yang dibangun dalam kaitan itu terutama menghijaukan kembali hutan gundul di Kabupaten Bima mulai dilakukan. Berbagai elemen termasuk Komunitas Hijau Bima pun ikut terlibat dalam aksi penanaman.

Salah satunya, yakni pada kegiatan penanaman nyang digagas oleh Gubernur NTB di kawasan hutan gundul di wilayah Desa Wane Kecamatan Parado Kabupaten Bima, Sabtu (11/1/2020). Berbagai pihak baik dari Kota Bima maupun Kabupaten Bima serta Provoinsi NTB terloibat langsung pada aksi oenanaman yang berlangsung beberapa jam itu. Diantaranya, ada Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dan istrinya, Bupati-Wakil Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE-Drs. H. Dahlan M. Noer, Anggota DPR RI, H. Muhammad Syafrudin, ST, MM, Korwil PII wilayah Bali-Nusra Ir. Hadi Santoso, ST, MM, Kepala BPBD NTB, BPBD Kabupaten Bima dan Kota Bima, pelajar, BEM dan sejumlah PTS di Bima, Komunitas Babuju Bima, sejumlah personil wartawan dari beberapa media online, Sat Pol PP Kota dan Kabupaten Bima, TNI dan Polri, sejumlahwarga asal Kecamatan Parado, beberapa personil Kepala Sekolah dari sejumlah dunia pendidikan, sejumlah personil dari Komunitas Pecinta Alam (Kopa) Bima, dan masih banyak lagi yang lainya.

Liputan langsung sejumlah awak media pada moment tersebut, pun sukses menguak sejumlah persoalan yang dinilai sangat “menarik”. Aksi penanaman yang melibatkan banyak orang dalam kaitan itu, ternyata tak berlangsung lama. Usai menanam dalam waktu yang dinilai sekejap, akhirnya berbagai pihak meninggalkan lokasi penanaman. Yang tak kalah menariknya, tak sedikit bibit pohon seperti kemiri dan kayu putih yang diduga dibiarkan berhamburan di lokasi alias tak di tanam. Hal tersebut, salah satunya diungkap oleh Komunitas Hijau Bima yang salah satunya Aryani Prawira Yudha. “Itu juga yang perlu disorot oleh Media Massa. Tak sedikit bibit yang berhamburan alias tak di tanam kemarin di sana,” ungkap Aryani Prawira Yudha pada perdebatan di Media Sosial (Medsos).

Melihat kondisi tersebut, Komunitas Hijau Bima langsunhg mengambil langkah. Yakni menanamnya di sejumlah tempat. Tak hanya itu, Komunitas  Hijau Bima juga menemukan adanya pohon yang ditanam tetapi polibeknya tidak dikeluarkan. “Harusnya pohon itu ditanam, polibeknya dikeluarka. Namun yang kami lihat, ada beberapa pohon yang sudah ditanam tetapi polibeknya tak dikeluarkan,” tandasnya.

Masih soal aksi penanaman di Parado Wane itu, di Medsos pun juga dipertanyakan tentang tidak ada keterlibatan Putri Hutan NTB tahun 2020 yang sudah dinobatkan. Pada aksi penanaman dalam kegiatan Save Teluk Bima di Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima tahun 2019, kedua Putri Hutan tersebut dihadirkan dan sempat berfoto-foto dengan sejumlah orang. Namun pada aksi penanaman yang berlangsung di Parado itu, dua wanita cantik yang sudah dinobatkan sebagai Putri hutan tersebut tidak ditemukan. Dan Viisioner pun tidak menjumpai adanya kedua Putri Hutan itu pada aksi penanaman di Parado.

Hingga berita ini ditulis, belum diperoleh jawaban tentang alasan tak hadirnya kedua Putri Hutan tahun 2020 itu pada aksi penanaman di Parado yang juga dihadiri oleh Gubernur NTB serta pihak penting lainya. Dan siapapa pula yang menobatkan kedua wanita cantik itu sebagai Putri Hutan tahun 2020, hingga sekarang belum diperoleh informasinya.

Kabag Humas Setda Kabupaten Bima, Chandra Kusuma AP yang dimintai komentarnya juga mengaku tidak menemukan adanya keterlibatan kedua Putri Hutan tahun 2020 itu pada aksi penanaman di Parado Wane, Sabtu (11/1/2020). Sementara alasan ketidak hadiran dua orang Putri Hutan tersebut, Chandra mengaku tidak tahu. Sebab, aksi penanaman di Parado itu digagas oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi NTB. Sementara berbagai pihak di Bima, dalam kaitan itu sifatnya hanya ikut berpartisipasi,” terangnya.

Lepas dari itu, Chandra juga menjelaskan bahwa saat ini Pemkab Bima sedang mewawacanakan sebuah program dalam penyikapi gundulnya hutan di berbagai wilayah di Kabupaten Bima. Yakni, 2020 akan disematkan sebagai tahun menanam. Hanya saja, wacana ini diakuinya belum fix. “Ini baru kami wacanakan. Namun, diharapkan agar wacana ini dapat diwujudkan,” pungkas Chandra. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.