Inilah Harapan Dan Ketegasan Berbagai Ormas Islam Pada FGD
Moment FGD di Kantor FKUB Kota Bima (17/3/2020) |
Visioner
Berita Kota Bima-Selasa (17/3/2020), Lembaga Bina Damai dan Revolusi Agma
(Lembidara) menggelkar kegiatan Forum Group Discution (FGD) di Kantor Forum
Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bima. Pada kegiatan yang dimulai sekitar pukul
9.00 tersebut, dihadiri oleh Kasat Binmas Polres Bima Kota, AKP M.Yamin, Pasi
Intel Kodim 1608/Bima Lettu Mahdin, Ketua FUI Bima, Ustadz Asikin Bin Mansyur, Pimpinan
Ponpes Imam As-Syifi'i Kota Bima, Ustadz Fuad Bin Seff (Salafi), Ustadz Gunawan
(anggota Lembidara), Ketua Brigade Masjid Bima, Ustadz Burhanudin, Wahdah
Islamiyah, Ustadz Mulyadin, Ikatan Da'i Indonesia (IKADI) Kota Bima, Ustadz Suaeb,
Kepala Kepala Kesekretariatan FKUB Kota Bima, Ustadz Ruslan S. Ag, Penulis Buku,
Ustadz Sudirman H. Makka, delegasi dari Akademisi, Dr.Ridwan, SH, MH, dan tamu
udangan sekitar 60 orang.
Kegiatan tersebut, dibuka secara resmi oleh Ketua Lembidara,
Ustadz H. Eka Iskandar Zulkarnain M.Si. Dan kegiatan dimaksud, juga dimoderatori
oleh Ustadz H. Eka Iskandar Zulkarnain, M.Si. Pada moment penting tersebut,
berbagai Ormas sejumlah harapan dan ketegasanya kepada Pemerintah.
Ustadz Sudirman H. Makka misanya, menegaskan bahwa dalam
beragama jangan ada saling memusuhi. Sementara dalam beragama, setiap agama
harus saling mengasihi. Tegas Surdiman Makka, agama boleh saja berbeda tetapi
memiliki satu tujuan yakni beribadah kepada Tuhan. “Kita sebagai Khalifah
bertugas untuk menjaga keselarasan beragama, menjaga dan memelihara peradaban
manusia. Dalam hal ini, kita dapat menjadi insan yang bisa hidup dengan penuh
keselarasan,” imbuhnya..
Sementara itu, pada moment tersebut Ustadz Asikin Bin Masyur
menegaskan bahwa di berbagai negara termasuk Indonesia sekarang sedang terjadi
beberapa masalah, salah satunya adalah virus Corona. “Alhamdulillah kita sudah
berdo'a untuk semua umat agar tetap sehat didunia ini. Penyakit Corona yang ada
berasal dari Cina, dan hal itu kita jadikan pelajaran dalam kehidupan,” ujar
Asikin.
Tegas Asikin, didalam membangun kedamaian antara umat beragama
bagaikan sebuah pertandingan yang penyelesaiannya ada kalah dan menang. Namun,
harusd tetap damai. Makan untuk menciptakan kedamaian, tentu harus mengikuti
aturan aturan yang sudah ada dengan kejujuran dan keadilan. “Hal itu adalah
sangat penting di dalam kehidupan beragama,” tegasnya.
Sementara aksi yang dilakukan oleh FUI tentang keberadaan patung
di pantai Wane Kabupaten Bima, diakuinya merupakan salah satu cara untuk
menghilangkan perbuatan yang tidak senonoh dilakukan oleh warga disana, serta
menghilangkan rasa intoleransi beragama yang dilihat sangat nyata dikarenakan
di tempat tersebut tidak ada warga yang beragama Hindu. “Dalam hal ini, lebih
kepada meminta agar Pure atau tempat ibadah agama Hindu yang berada di Tambora
agar membuat perijinan sesuai aturan yang ada,” desaknya.
Sementara itu, Ustadz Fuad Bin Seff lebih menyorot soal adanya tudingan
bahwa Islam identik dengan terorisme. Dalm hal ini, Ustad Fuad menyatakan
ketidaksetujuanya. “Kami tidak setuju atas apa yang sering diucapkan bahwa
Terorisme identik dengan Islam. Yang seharusnya disebut adalah terorisme merupakan
PKI yang sudah membuat kekacauan di Negara Indonesia dengan memakai nama Agama
dan lain-lain,” timpalnya.
Ustadz Fuad kemudian menjelaskan, berbagai pihak harus bersyukur
dengan dua nikmat syukur yaitu nikmat hidup dengan agama yang diridhoi oleh Allah
SWT dan nikmat hidup dengan segala kekuasaan Allah SWT dimuka Bumi ini yang
telah diberikan kepada kepada manusia. “Sehingga sehingga dalam hal ini, mari
kita bersama sama membangun Negara ini dengan penuh keselarasan dan
keseimbangan antara umat Beragama,” imbuhnya.
Sedangkan Ustadz Mulyadin justeru mempertanyakan kenapa kenapa
agama ini selalu kontradiktif yang membuat masyarakat tidak percaya
dengan agama yang sudah ada pada dirinya, sehingga masyarakat merasa bodoh dan
tidak mau tau, dan hal itu harus dilakukan perbaikan oleh Pemerintah. “Kepada
setiap Instansi Pemerintah agar tetap membuat diskusi seperti ini guna
memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat kita di Indonesia. Dan
kehadiran Negara sangat penting untuk memenuhi keselarasan agama dalam
bernegara, serta menangkal aksi radikal dan terorisme,” harapnya.
Masih pada moment tersebut, Ustadz Ruslan, S.Ag mengakui bahwa kerukunan
beragama dan keselarasan di Kota Bima ini sudah sangat baik dan bagus.
Indikatornya, Tokoh-Tokoh agama sudah berkumpul guna berdiskusi untuk Negara
ini. “Kedamaian dunia ini ada pada umat Islam tersendiri. Yaitu dengan cara
melakukan Ibadah Sholat 5 waktu serta melakukan apa yang menjadi kewajiban umat
beragama. Sebab, dalam tubuh Islam itu terdapat konflik sendiri. Yakni konflik
dimana umat-uma tidak bertanggung jawab dengan bukti enggan melakukan kewajibannya
sebagai umat Islam dan hilangnya kepercayaannya kepada Allah SWT,” tandasnya.
Kasat Binmas Polres Bima Kota, AKP M. Yamin, pada moment itu
menyampaikan terima kasih kepada para tamu undangan yang sudah hadir, dan
Lembidara yang sudah mengundang saya kemari. Sementara tugas dan tanggung jawab Polri sudah diatur
sesuai dengan perintah undang undang. “Dalam hal ini, kami telah melakukan
beberapa penyuluhan di tiap-tiap sekolah di Kabupaten maupun Kota Bima.
Penyuluhan tersebut, yakni terkait dengan Pancasila dan Bagaimana menanggapi
Paham radikalisme yang membawa kita tersesat,” ungkapnya.
Yamin menjelaskan, dalam hal mengamankan Negara semua berhak
untuk memberi kontribusi keamanan terhadap Negara ini. Sementara TNI-Polri
merupakan alat Negara yang pertama mengamankan negara ini. “Dasar Negara ini
adalah Pancasila dan UUD 1945, dikontrol oleh Agama dengan nilai-nilai dan
norma agama itu sendiri sehingga menciptakan rasa keselarasan di dalam
kehidupan beragama,” jelasnya.
Kata Yamin, di Indonesia ini sangat luas-terdiri dari berbagai
agama, Suku Ras. Sehingga dengan haini, berbagai pihak kita harus memiliki rasa
keselarasan untuk menciptakan rasa aman dan sejuk. “Mari kita membangun
kedamaian dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia,” harap Yamin.
Pada kegiatan FGD tersebut, Dr. Ridwan, SH, MH menjelaskan
tentang persoalan terkait internalisasi yang masih gagal terhadap wawasan soal kebangsaan.
“Wilayah kesadaran Hukum berformalisasi dengan 3 komponen. Yaitu yaitu
subtansi/isi hukum dari Wahyu Allah SWT dan agama atau dari pikiran manusia,
Struktur Hukum sebagai penunjang subtansi hukum dan kultur hukum sebagai
penegak hukum dalam bernegara.
“Pentingnya untuk ditanamkan rasa sadar hukum ditengah
masyarakat guna mengetahui mana sebenarnya aturan yang harus dilakukan oleh
rakyat .Dalam membangun konten kerukunan beragama harus dengan aspek aspek yang
ada, seperti aspek ekonomi, sosial dan budaya sebagai penyatu dalam bernegara
yang penuh kesadaran hukum,” urainya.
Masih di moment FGD tersebut, Ustadz Suaeb menjelaskan, banyak
agama di Indonesia yang mengatur segala lini kehidupan. Dalam hal ini, ada yang
semestinya harus dibaca oleh umat. “Manusia dalam pertama kali belajar agama,
yakni kalimat syahadat dan Iqro sebagai bacaan dalam belajar agama Islam. Hal
tersebut, harus ditransfomasi menjadi nilai luhur kebangsaan,” terangnya.
Di moment FGD tersebut, Ustadz Gunawan menjelaskan bahwa Agama
Islam sudah memberikan hukum-hukum. Hal tersebut tegasnya, telah melengkapi
topik diatas sesuai dengan qaidah Islam, sekaligus memberikan gambaran hukum
dalam hidup berdampingan di dunia ini. “Hukum Islam itu, merupakan hukum
peperangan melawan hal haram yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Salah satu
contohnya adalah memerangi terorisme. Selain dari Al-Qur'an dan Al-Hadist, kita
juga mempunyai rujukan dari piagam Madinah sebagai petunjuk hidup beragama,”
tegas Ustadz Gunawan yang juga pelatih olah raga bela diri Taekwondo Kota Bima
ini.
Di moment FGD itu pula, Pasi Intel Kodim 16087/Bima, Lettu Inf
Mahdin menekankan-perlu diketahui bahwa Islam pertama kali masuk di Indonesia
melalui perdagangan dan menjadi suatu dakwah Islam di negara ini. “Bahwa di Bima
sudah dilaporkan kepada Pangdam IX/Udayana bahwa di Bima tidak dijadikan sebagai daerah
zona merah, melainkan sama seperti daerah lainnya yang aman dan damai dalam
hidup beragama,” papar Mahdin.
Di
penghujung kegiatan tersebut, Mahdin menyampaikan bahwa mengingat saat ini yang
terkait dengan virus Corona, dihimbau agar masyarakat jangan takut dan harus
melawan lawan virus tersebut. Yakni dengan berbagai cara, diantaranya
membiasakan hidup sehata dengan lingkungan yang sehat pula. “Selain itu, mensucikan
diri dari segala bentuk kotoran juga menjadi salah cara sehingga kita semua
terhindar dari virus Corona,” imbuhnya. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda