Provinsi NTB Masih Aman dari Sebaran Virus Covid-19
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dr. Nurhadini Eka Dewi (Tengah) |
Visioner Berita
Mataram NTB-Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dr Nurhadini Eka Dewi
menjelaskan, hasil penjelasan tim penanganan Covid-19 pusat menyebutkan, dari
27 Provinsi di Indonesia yang terpapar virus Covid-19, Provinsi NTB masih
dinyatakan aman atau masih Biru.
Kepala
Dikes Provinsi, sapaan dr Eka itu tidak menampik bahwa hingga saat ini tercatat
jumlah total PDP (pasien dalam pengawasan) dan ODP (orang dalam pemantauan)
sebanyak 348 orang, dengan rincian 21 orang PDP, kemudian 11 orang pasien telah
selesai dalam masa Pengawasan dan 10 orang lainnya masih dalam pengawasan
artinya masih dalam Rumah Sakit (RS). “Untuk ODP sendiri sebanyak 327 orang,
yang selesai dalam pemantauan sebanyak 149 orang dan yang masih dalam
pemantauan sebanyak 178 orang,” ungkapnya saat Konferensi Pers di posko waspada
Corona ,Senin (23/3/2020) di Mataram.
Berdasarkan
catatan ini, diakuinya jumlah ODP dalam empat hari terakhir meningkat tajam
menyusul ditutupnya aktivitas sejumlah perkantoran dan sekolah. “Kemudian yang
di Luar Negeri pun, pekerja-pekerja banyak yang tidak bekerja sehingga mereka
pulang kampung,” katanya.
Dia
mengaku, hasil pemantauan, ada beberapa daerah megalami peningkatan cukup
tinggi seperti di Lombok Timur dan Kabupaten Bima, khusus ODP. Eka menegaskan,
dalam rapat Senin pagi (23/3/2020) bersama Gubernur NTB, pihaknya menyampaikan
skenario atas kemungkinan kesiapan memasuki fase ke-2. “Fase kita sekarang
adalah fase kewaspadaan, maka fase ke 2 dimana transmisi penyakit sudah masuk.
Kewaspadaan ini betul-betul harus kita tingkatkan supaya kita menunda masa
transisi ini,” jelasnya.
Jika
dilihat bahwa jumlah ODP meningkat tajam, sehingga harus lebih siap melakukan
pencegahan dan melakukan perluasan penangkalan terhadap corona, agar jumlah ODP
ini bisa ditekan. Jika seseorang sudah masuk fase ODP dan PDP lanjutnya, maka
resiko terhadap penyakit ini lebih besar dari orang yang belum ODP maupun PDP.
Selain
itu, banyak ODR (orang dalam resiko) yaitu orang-orang yang pulang dari
perjalanan yang masih sehat, misalkan ada yang pulang dari Jakarta, betul
kondisi tubuh sehat tapi kemungkinan punya resiko juga. “Suatu saat bisa jadi
ODP dan bahkan bisa jadi PDP. Kemudian orang dengan resiko yang lain adalah
yang kontak dengan orang PDP meningkat juga karena PDP juga meningkat,”
paparnya. Oleh sebab itu, di imbau kepada masyarakat bahwa yang terbaik dalam
hal pencegahan Covid-19 ini adalah dengan mengurangi kontak dengan sesama, bukan
hanya social distancing tapi juga body distancing. “Sebab sering kontak bodi,
maka resiko penularan dari covid ini makin besar resikonya. Jadi itulah yang
plaing mudah kita lakukan, tidak keluar rumah dulu,” tuturnya.
Secara
terpisah, Kepala BPBD Provinsi NTB, H Ahsanul Khalik meluruskan isu beredar
bahwa ada salah seorang warga NTB positif virus corona. Hasil komunikasi dengan
BNPB RI, sampai saat ini belum ada dinyatakan positif.”Isu ini catatan utama,
NTB sedang diwarning agar tidak termakan isu hoax,” katanya.
Dia
juga meluruskan isu terkait kondisi PDP juga isu positif seperti di Lotim,
malah Pemkab Lotim telah melakukan pembersihan di kampung-kampung, itu semua
merupakan protap bagi rumah PDP. “Intinya belum ada pengumuman NTB positif,”
bantahnya.
Kepala Diskominfotik
NTB, I Gede Putu Ariyadi juga menepis isu positif Corona itu. “Informasi yang
bilang positif itu sangat tidak benar,
kecuali pemerintah pusat yang umumkan maka, kami tidak bisa mengelak,”
pungkasnya.(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda