Semua Penumpang Tilong Kabila Dinyatakan OTG

Proses Penurunan Penumpang KM Tilong Kabila
Sebelum Diperiksa Oleh Tim Medis (2/4/2020)
Visioner Berita Kota Bima-Proses penjagaan, pengamanan, pengendalian serta pengawasan terhadap KM. Tilong Kabila rute Makassar, Labuan Bajo Bima oleh Tim Gusug Covid 19 Kota Bima yang melibatkan TNI, Polri, Dikes, BPBD, Dinas Sosial dan lainya pada Kamis (2/4/2020) terlihat berlangsung sangat ketat. Hal yang sangat ketat tersebut, diakui dilakukan guna mengantisipasi agar masyarakat Kota Bima dari Covid-19.

Pasalnya, di atas KM Tilong Kabila ini tercatat 780 penumpang. Hampir semua penumpang berstatus sebagai mahasiswa dari berbagai PTN maupun PTS di Makassar-Sulsel. Upaya yang sangat ketat oleh Tim Gugus Covid-19 tersebut, salah satunya mempertimbangkan bahwa Makassar-Sulses tercatat sebagai zona merah bagi Covid-19.

Liputan langsung Visioner pada Kamis sore melaporkan, KM Tilong Kabila bersandar di Pelabuhan Bima sekitar pukul 14.15 Wita. Para penumpang berjumlah ratusan tersebut, diturunkan dalam tiga tahap. Tahapan pertama, kedua dan selanjutnya masing-masing berjumlah sekitar 300 orang lebih. Upaya penurunan penumpang dari Kapal tersebut, diamati berlangsung sekitar dua jam lamanya.

Tiba di darat, para penumpang berkumpul di areal pelabuhan di sebelah timur KM Tilong Kabila dan kemudian berjalan dengan penuh sesak menuju ruang ruang tunggu. Di ruang tunggu tersebut, sudah ditunggu oleh Tim Gugus Covid-19 Kota Bima. Tiba di ruang tunggu, satu per satu dari ratusan orang penumpang tersebut diperiksa alias dicek suhu badanya dengan menggunakan alat khusus.

Proses pengecekan suhu badan para mahasiswa yang juga terdapat ada beberapa masyarakat biasa ini oleh para petugas, berlangsung sekitar dua jam lamanya. Dari hasil pengecekan, dari ratusan oenumpang tersebut terdapat ada sekitar 9 orang yang suhu badanya lebih dari 38 derajat celcius.  Mereka yang suhu badanya tinggi, ditempatkan pada lokasi terpisah yang sejak awal telah disediakan oleh para Petugas Covid-19.

Para petuga PT. Pelindo III (Persero) Cabang Bima dibawah kendali Wahyu (Dirut) terlihat melakukan pengecekan kesehatan para penumpang. Tak hanya itu, para petuga dari Pelindo III ini juga memberikan kartu kuning kepada sebahagian besar penumpang sebagai bukti telah dilakukan pemeriksaan kesehatan.

Para Penumpang KM Tilong Kabila Berdesakan Menuju Ruang Tunggu Untuk Diperiksa Oleh Tim Medis
Masih dalam liputan langsung Visioner, usai dilakukan pemeriksaan maka selanjutnya para mahasiswa ini diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing. Namun sebelumnya, terlebih dahulu para petugas melakukan penyemprotan disinfektan terhadap mereka. Upaya ini dilakukan, lebih kepada mengantisipasi agar mereka terhindar dari Covid-19.

Mereka yang dipulangkan lebih awal oleh para petugas adalah yang suhu badanya rata-rata dibawa 37 derajat celcius. Sementara yang suhu badanya di atas itu, terpaksa diobservasi ulang oleh para petugas.  Proses observasi terhadap mereka di ruang tunnggu itu, tampaknya tak berlangsung lama. Selanjutnya, para petugas medis kembali melakukan pengecekan suhu badan mereka. Alhasil, dari upaya pengecekan ulang tersebut-suhu badan mereka kembali normal yakni turun sampai ke 34 derajat celcius. Selanjutnya, mereka diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.

Kabid P3KL pada Dinas Kesehatan Kota Bima, Syafrudin, M.PH menjelaskan bahwa semua penumpang KM Tilong Kabila sejumlah 780 orang itu dinyatakan sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Hal itu diketahui dari hasil pengecekan oleh tim medis. “Tadi ada sekitar 9 orang yang suhu badanya sangat tinggi, akhirnya diobservasi untuk sementara dan kemudian dicek ulang. Hasil pengecekan ulang ini, suhu badan mereka kembali normal. Suhu badan mereka itu tinggi karena suasananya pelabihan Bima ini sangat panas yang diperparah lagi oleh antrian mereka menuju ruang tunggu terlihat sesak,” tandasnya.

Upaya ketat yhang dilakukan oleh Tim Gugus Covid-19 terhadap ratusan penumpang KM Tilong Kabila tersebut, diakuinya mempertimbangkan bahwa Makassar-Sulsel sudah dinyatakan sebagai zona merah terkait Covid-19. Siapapun yang kembali ke daerah dari wilayah zona merah dimaksud, maka wajib hukumnya untuk diperiksa kesehatanya.

Sesaknya Ruang Tunggu di Pelabuhan Bima Saat Ratusan Penumpang Dicek Kesehatanya Oleh Tim Medis
“Tujuanya, untuk memastikan apakah mereka sehat atau sebaliknya. Namun Alhamdulillah, dari 780 penumpang ini dinyatakan OTG. Meski demikian, mereka tetap disebut sebagai Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang diwajibkan untuk mengisolasikan dirinya di rumah masing-masing selama 14 hari sebagaimana SOP yang berlaku di seluruh Indonesia. Jadi, selama 14 hari mereka harus mengkarantinakan dirinya sendiri di rumahnya masing-masing, terhitung sejak hari ini,” imbuhnya.

Pada moment yang sama, Asisten I Setda Kota, Drs. H. Supratman M. AP yang didampingi oleh salah seorang staf ahli setempat yakni Drs. H. Gawis menegaskan bahwa proses pengawasan, penjagaan, pengamanan sekaligus pengendalian pada berbagai pintu masuk sudah, sedang dan akan terus dilakukan oleh Tim Gugus Covid-19.

“Esensinya, lebih kepada melakukan pemeriksaan terhadap para pendatang dari luar daerah termasuk di wilayah-wilayah zona merah Covid-19 di Indonesia. Yang diperiksa adalah suhu badang mereka. Dari hasil pemeriksan suhu badan mereka melalui jalur laut ini semuanya normal. Oleh karena itu, mereka dinyatakan sebagai OTG oleh Tim Gugus Covid-19 Kota Bima,” terangnya.

Untuk mengantisipasi agar warga Kota Bima tidak terjangkit Covid-19, pemerintah Kota Bima sudah melakukan berbagai upaya. Dan hal tersebut akan terus berlanjut sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan oleh Pemerintah. Upaya-upaya yang dilakukan itu, antara lain pembangunan rumah transit (isolasi sementara) bagi para pendatang di Pantai Lawata, pembangunan Posko Pengendalian dan Pengwasan di perbatasan Kota dengan Kabupaten Bima, penyemprotan disinfektan, sosialisasi, pembelian APD dan lainya.

Foto Bersama Para Pengendali Tim Pengawasan, Pengamanan dan Pengendalian Para Penumpang KM Tilong Kabila Usai Kegiatan Berlangsung (2/4/2020)
“Sampai sejauh ini, Alhamdulillah Pemkot Bima dibawah kendali Walikota-Wakil Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH masih terus bekerja keras dalam mengantisipasi agar masyarakatnya tidak terjangkit oleh Covid-19. Sekali lagi, sampai sekarang kami bersama Walikota-Wakil Walikota Bima masih berjuang keras untuk itu. Ini dilakukan demi menyelamatkan kita semua dari ancaman Covid-19 ,” bebernya.

Ia menambahkan, proses pengawasan, pengmanan, pengendalian hingga pemeriksan terhadap ratusan penumpang KM Tilong Kabila tersebut melibatkan banyak pihak. Yakni PT. Pelindo III (Pesero) Cabang Bima, ASDP (Perhubungan) setempat, KP3 Laut Polres Bima Kota, Sat Pol Airud Polres Bima Kota, TNI AL (Marinir), Babinsa, Pelni, BAIS, BIN, beberapa personil Intelijen baik dari TNI maupun Polri, Bhabinkamtibmas setempat dan lainya.

“Sementara penumpang berjumlah ratusan orang itu berasal dari Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan ada pula yang dari Sumbawa. A;hamdulilah, pelaksanaan kegiatan kita hari berjalan lancar, sukses, aman dan lancar. Kita juga bersyukur kepada Allah SWT bahwa semua penumpang tersebut dinyatakan OTG,” pungkasnya. 

Sementara pertanyaan tentang alasan ratusan penumpang tersebut pulang ke daerahnya masing-masing, pun akhirnya terjawab. Yakni menghindari Covid-19 di Makassar yang sudah dinyatakan sebagai zona merah, kekurangan pangan, kondisi Makassar yang kian sepi, dan rindu terhadap keluarga serta sanak saudaranya. Dan atas berbagai alasan tersebut, para penumpang ini mengaku bahwa hanya kembali ke daerah masing-masing yang mampu menjamin kehidupanya sehari-hari. Selain itu, mereka juga mengaku bahwa soal kesehatanya sudah dicek lebih awal mulai dari Makassar, Labuhan Bajo-Manggarai Barat (Mabar) NTT dan terakhir di Bima. Hasil cek kesehatanya, mereka menyatakan normal alias jauh dari Covid-19 (OTG). (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.