Ini Pelajaran Penting Bagi Pelaku Pasar Amahami Yang Dinilai Bandel, 3 Pedagang Dinyatakan Reaktif Covid-19

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE
Visioner Berita Kota Bima-Sejak awal terjadinya Covid-19 yang beberapa hari terakhir ini, para pelaku pasar Amahami Kecamatan Rasanae Barat Kota Bima dinilai bandel. Banyak pihak yang menyebutnya, khusus para pedagang dominan tak menggunakan masker sebagai alat mengantisipasi serangan Covid-19.

Bahkan Visioner menghendus adanya informasi penting, sumbangan masker dari berbagai pihak untuk para pedagang di pasar Amahami justeru diduga dibuang alias tidak digunakan tanpa alasan yang jelas. Hal tersebut, disebut-sebut menimbulkan banyak kekecewaaan terutama dari para pemberi.

Selasa lalu (12/5/2020) muncul peristiwa yang tak di duga-duga di pasar Amahami. Tiga orang pedagang dirapid test oleh tim Gugus Covid-19 Kota Bima dinyatakan berstatus reaktif. Pada Selasa itu pula, ketiga pedagang tersebut langsung diisolasi di rumahnya masing-masing.

Sedangkan pada Rabu siang (13/5/2020), tiga orang pedagang tersebut langsung dijemput di rumahnya masing-masing dan selanjutnya diisolasi di instalasi darurat bekas Rumah Sakit (RS) STIKES Mataram di wilayah Sadia Kecamatan Mpunda Kota Bima. Uniknya, usai merebaknya peristiwa reaktif Covid-19 terhadap tiga pedagang tersebut, praktis saja para pedagang pasar Amahami “kelabakan” dan bahkan ketakutan.

Pantauan langsung Visioner pada Rabu pagi, pasar Amahami spontan saja sepi. Sepi dan agak lengangnya kondisi pasar tersebut, diduga karena para pedagang ketakutan akibat tiga orang pedagang tersebut berstatus reaktif Covid-19. Kabag Humas Setda Kota Bima, H. A.Malik SP, M.AP membenarkan hal tersebut. “Pasca tiga pedagang tersebut dinyatakan reaktif melalui hasil rapidf test, spontan saja pasar tersebut menjadi sepi (lengang),” ungkap Malik menjawab Visioner.

Malik meneegaskan, setidaknya peristiwa yang menimpa tiga orang pedagang tersebut dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga bagi pelaku pasar Amahami. Jika sebelumnya dinilai bandel alias tidak menggunakan masker, diharapkan untuk selanjutnya lebih mementingkan kenyamanan dan keselamatanya (menggunakan masker guna mengantisipasi Covid-19). “Semoga mereka bisa bejalar dari peristiwa yang terjadi. Pemerintah menganjurkan mereka untuk menggunakan masker, lebih kepada kenyamanan dan keselamatan mereka sendiri,” imbuh Malik.

Malik mengungkap, tiga orang pedagang yang berstatus reaktif Covid-19 tersebut bukan berasal dari Jamaah Tablig. Namun hasil reaktif atas dasar rapid test terhadap tiga orang pedagang tersebut diperoleh melalui hasil tracking contak oleh Tim Gugus Covid-19 Kota Bima yang diawali oleh adanya perintah langsung Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE. “Pak Walikota memerintahkan agar semua pedagang pasar Amahami dirapid test, dan itulah hasilnya. Selanjutnya kami akajn melakukan rapid test lagi terhadap sejumlah pedagang di pasar Amahami,” ujar Malik.

Malik menjelaskan, usai ketiga orang pedagang tersebut dinyatakan berstatus reaktif Covid-19 maka pihaknya melakukan berbagai upaya di sana. Antara lain memasang tim Gugus Covid-19 yang dilengkapi dengan termogen untuk memeriksa suhu badan paara pedagang dan masyarakat yang datang berbelanja di sana. Tak hanhya itu, Posko pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan pun dibangun di pasar Amahami.

“Semua sarana dan fasilitas pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan terhadap para pedagang maupun masyarakat yang datang berbelanja di sana sudah dibangun di sana. Pos tersebut sudah dibangun dan akan tetap beroperasi sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan,” tegas Malik.

Sementara sampel serum terhadap ketiga orang pedagang tersebut telah dikirim ke Sumbawa untuk dilakukan swab laboratorium. Oleh karenanya, Malik berharap agar hasilnya nanti dinyatakan negatif Covid-19. “Mari kita berdoa agar ketiga orang pedagang tersebut dinyatakan negatif Covid-19,” harap Malik.

Terkait penanganan Covid-19 di Kota Bima, diakuinya bahwa Pemerintah setempat sudah memberlakukan PSBK dan PSBL. Diberbagai wilayah di Kota sudah memasang portal untuk mengawasi, memeriksa sekaligus mengendalikan setiap orang yang masuk di wilayah itu pula. Pemberlakukan PSBL tersebut, diakuinya hanya berlaku selama 14 hari. “Masyarakat mulai menjaga masing-masing lingkunganya mulai dari pukul 22.00 Wita hingga selesai,” terang Malik.

Sementara itu, Ketua Tim Gugus Covid-19 Kota Bima yakni H. Muhammad Lutfi, SE (Walikota Bima) juga membenarkan adanya tiga orang pedagang pasar Amahami yang berstatus reaktif Covid-19. Hal tersebut, diakuinya berdasarkan hasil ripad test oleh Tim Gugus Covid-19 Kota Bima. “Ini peristiwa yang tidak di duga-duga, padahal ketiga orang tersebut bukan dari Jamaah Tabliq. Selanjutnya selain membangun sarana dan fasilitas pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan di pasar Amahami-kami berharap agar para pedagang dan pembeli di sana sudah seutuhnya untuk menggunakan masker dan lainya sesuai anjuran Pemerintah,” tegasnya.

Walikota Bima juga menegaskan, setelah sarana dan fasilitas pengendalian, pengawasan serta pemeriksaan di pasar Amahami dibangun maka selanjutnya konsentrasi memeriksa suhu badan baik pedagang maupun pembeli di sana tentu saja diperiksa suhu badanya.

“Semuanya akan diperiksa suhu badanya oleh Tim Covid-19 yang ditugaskan di pasar Amahami. Hal tersebut sudah diberlakukan dan akan berakhir sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Sekali lagi, saya berharap agar para pedagang maupun masyarakat yang datang belanja di pasar Amahami agar sadar seutuhnya guna terhindar dari serangan Covid-19,” desaknya.  

Walikota Bima kemudian berharap agar tiga orang warga yang berstatus reaktif Covid-19 tersebut dinyatakan negatif Covid-19 melalui hasil swab laboratoium nantinya. “Hingga detik ini Kota Bima belum bisa keluar dari zona merah Covid-19 karena masih ada seorang warga berinisial A yang sampai saat ini belum dinyatakan sembuh dari Covid-19. Sedangkan upaya pengendalian, pengawasan dan pemeriksaan di berbagai pintu masuk Kota Bima sampai sekarang masih dilakukan secara ketat. Dan pemberlakuan PSBK dan PSBL oleh Pemkot Bima di seluruh wilayah, salah satunya bertujuan untuk memutus mata rantai Covid-19,” pungkasnya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.