Kota Bima Ditetapkan Zona Hijau Covid-19, Ini Malam Minggu Pertama Lawata Ramai Dikunjungi
Ramainya Kunjungan Warga di Lawata Pada Sabtu Malam (27/6/2020) |
Visioner
Berita Kota Bima-Pemerintah Pusat telah menetapkan Kota Bima satu-satunya di
NTB sebagai zona hijau dari Covid-19. Jika sebelumnya kunjungan di Lawata hanya
dibatasi 250 orang dan hanya untuk warga Kota Bima, namun Sabtu malam
(27/6/2020) situasi menjadi sangat berbeda.
Liputan langsung Visioner pada moment tersebut melaporkan,
sekitar ribuan warga Kota dan Kabupaten Bima berkinjung ke destinasi mungil
Lawata. Jika sebelumnya yang ramai dikunjungi hanya Fix Laluna, namun Sabtu
malam (27/6/2020) semua lapak mulai dari utara hingga ke bagian selatanya juga
disesaki oleh para pengunjung. Dan moment tersebut merupakan yang pertama kali
Lawata ramai dikunjungi pasca Kota Bima ditetapkan sebagai zona hijau dari
Covid-19.
Dengan ramainya kunjungan warga tersebut, keluhan para pemilik lapak
sebelumnya terkait kurangnya pendapatan pun dinilai tuntas sudah. Pada Sabtu
sore, Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE datang ke Lawata. Pun demikian pula
halnya dengan Ketua TP-PKK Kota Bima yang juga Ketua Dekranasda setempat, Hj.
Ellya H. Muhammad Lutfi bersama rombonganya.
Sekitar beberapa jam Lutfi dan Hj. Ellya berada di Lawata,
tiba-tiba datang anggota DPR RO, H. Muhammad Syafrudin, ST, MM dengan
rombonganya yakni Ketua DPD PAN Kabupaten Sumbawa, H. Muhammad Jabir dan Ketua
DPD PAN Kabupaten Dompu, Iwan Kurniawan. Rombongan H. Muhammad Syafrufdin, ST,
MM tersebut sempat beberapa saat berbincang-bincang dalam waktu beberapa saat
denganWalikota Bima di Pantai Lawata itu.
“Sungguh indahnya destinasi wisata pantai Lawata ini. Jika tak
pulang sore ini, saya ingin berlama-lama di sini. Saya melihatnya destinasi
wisata ini sudah maju, dan kian sore kian banyak saja warga yang
mengunjunginya,” terang Jabir pada moment dimaksud.
Foto Bersama Walikota Bima Dengan anggota DPR RI, H. Muhammad Syafrudin, ST, MM, H. Muhammad Jabir dan Iwan Kurniawan di Pantai Lawata (27/6/2020) |
Namun sebelum kembali ke Sumbawa, Jabir bersama rombongan
tersebut sempat berfoto bersama dengan Walikota Bima di Pantai Lawata. “Insya
Allah kami akan datang lagi di Kota Bima. Semoga saja nantinya kita bisa
menikmati ikan bakar dengan sambal khas Bima di pantai Kolo,” harap Jabir.
Hari semakin sore, pada moment tersebut Walikota Bima sempat mengumpulkan para
pemilik lapak di pantai Lawata. Tujuanya, mengajak mereka untuk menumbuhkan
inovasi demi peningkatan nilai-ekonominya selama berada di Lawata. “Kalau
dagang tidak boleh seragam. Masing-masing pedagang di sini harus mampu bersain
dengan Fix Laluna. Kalau yang satunya jualan bakso, yang lainya harus jualan
ikan bakar, demikian pula seterusnya. Intinya, kalau mau maju dan berkembang ya
tidak boleh latah,” imbuhnya kepada pemilik lapak di Lawata.
Fix La Luna diakuinya tampil dengan konsep milenial. Harganya
pun untuk kaum milenial dengan menu yang beragam. Bagi pemilik lapak di Lawata
jika ingin bersaing dengan Fix La Luna. Harus mampu merubah kelatahanya dengan
invoasi-invoasi baru dengan harga yang mampu menarik simpatik para pengunjung. “Sepinya
lapak di Lawata dalam beberapa hari terakhir ini, selain karena Lawata ini baru
dibuka dan kebetulan kita sudah lama berhadapan dengan peristiwa Covid-19, juga
disebabkan oleh masih terpeliharanya kelatahan. Tidak semua pengunjung ke Fix
La Luna, namun ada juga yang menikmati berbagai menu yang disuguhkan oleh para
pemilik lapak di sini,” ujarnya.
Sabtu Sore (27/6/2020), Walikota Bima Mengumpulkan Pemilik Lapak di Lawata dan kemudian Diedukasi |
Memajukan destinasi pantai Lawata, diakuinya melewati sejumlah
proses dan tahapan yang sangat melelahkan. Hasilnya, Lawata kini jauh lebih
majuu dan berkembang jika dibandingkan dengan sebelumnya. Kendati demikian,
masih banyak yang harus ditata kelola dengan baik di Lawata ini. Kota Bima
merupakan Kota transit perdagangan. Untuk mendukung itu, maka pemicunya adalah
mengembangan dunia pariwisata.
“Menumbuh-kembangan dunia Pariwisata, tidak hanya dilakukan oleh
Dinas Pariwisata. Tetapi, mendesak adanya sinergitas stake holder terkait yang
ada di Kota Bima. Sebenarnya anggaran untuk menata Lawata dan pantai Kolo telah
dipersiapkan tahun 2020 ini, namun terhalang oleh adanya peristiwa Covid-19.
Insya Allah, kedepanya kita akan upaya kembali anggaran bagi pengembangan
Lawata dan pantai Kolo,” terangnya.
Masih dalam liputan langsung Visioner, Lutfi berada di Lawata
hingga Sabtu malam (27/6/2020). Usai Maghrib, Lutfi terlihat sangat kaget
dengan ramainya jumlah warga yang berkunjung ke Lawata. Jika sebelumnya Lawata
hanya dibatasi kunjunganya sampai dengan 250 orang, namun Sabtu malam, Lutfi
dihadapkan situasi yang sangat berbeda.
Kondisi Keramaian Kunjungan Warga di Fix La Luna di Lawata Pada Sabtu Malam (27/6/2020) |
Atas kunjungan warga yang sangat ramai pada Sabtu malam
tersebut, Lutfi juga melihat secara langsung bahwa bukan Fix La Luna saja yang
menikmati keuntungan. Tetapi, juga seluruh pemilik Lapak yang ada. “Lha,
sekarang seluruh lapak yang ada sudah diisi oleh para pengunjung, jadi bukan
Fix La Luna saja. Dengan kondisi seperti ini, tentu saja mampu menuntaskan
keluhan para pemilik lapak dari sisi pendapatanya. Dengan Kota Bima yang telah
ditetapkan sebagai satu-satunya Kota di NTB yang berstatus zona hijau Cobid-19,
keramaian kunjunganw arga di Lawata kini mulai terlihat,” tandasnya.
Kenaikan
harga karcis masuk di Lawata menjadi Rp3 ribu per orang dan per sepeda motor
Rp2 ribu, diakuinya sengaja dilakukan. Hal tersebut, lebih kepada
menyeimbangkan biaya operasional yang dikeluarkan oleh Pemerintah pada setiap
bulanya untuk Lawata. “Itu esensi utamanya. Kenaikan harga karcis dan biaya
parkir itu, tentu saja agar ada keseimbangan antara uang yang masuk dengan
biaya operasional yang dikeluarkan di Lawata ini. Sementara target PAD dari
Lawata untuk kedepanya, tentu saja harus meningkat dari sebelumnya,”
pungkasnya.
Sekedar catatan tambahan, pada Sabtu mala itu Walikota Bima juga berbincang lama dengan anggota DPRD Kabupaten Bima dari PDIP, Firdaus SH. Walikota Bima bersama Firdaus, SH dan kawan-kawanya (Dkk) terlihat mendiskusikan banyak hal baik yang berkaitan dengan pembangunan Kota Bima, lebih khusus soal maju dan berkembang pesatnya destinasi wisata pantai Lawata. "Kiprah Walikota Bima untuk masyarakat dan daerah ini harus diapresiasi, diakui adanya, dan kita semua harus bangga," terang Firdaus dengan nada singkat.(TIM VISIONER)
Sekedar catatan tambahan, pada Sabtu mala itu Walikota Bima juga berbincang lama dengan anggota DPRD Kabupaten Bima dari PDIP, Firdaus SH. Walikota Bima bersama Firdaus, SH dan kawan-kawanya (Dkk) terlihat mendiskusikan banyak hal baik yang berkaitan dengan pembangunan Kota Bima, lebih khusus soal maju dan berkembang pesatnya destinasi wisata pantai Lawata. "Kiprah Walikota Bima untuk masyarakat dan daerah ini harus diapresiasi, diakui adanya, dan kita semua harus bangga," terang Firdaus dengan nada singkat.(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda