KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-IV Sejalan Dengan Beragam Fenomena Global

UM Bima “Akan Jadi Laboratorium Humanisme Dunia”

Moment Pelepasan Peserta KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-IV Tahun 2025 Oleh Rektor Setempat, Dr. Ridwan, M. Said, SH, MH (Tiga Dari Kiri)

Visioner Berita Kota Bima-Tercatatat lebih dari 4 tahun sudah Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) yang dinakhodai oleh Dr. Ridwan M. Said, SH, MH membangun bangsa dan negeri melalui dunia pendidikan. Seiring dengan perjalanan waktu setelah perubahan status dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Bima menjadi UM Bima, berbagai prestasi terbaik pun telah ditunjukanya hingga disebut-sebut sebagai Kampus terbaik di Pulau Sumbawa.

Catatan faktual Media Online www.visionerbima.com melaporkan, antara lain Kampus ini tercatat lebih dari satu kali dijadikan sebagai moment penting bagi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI, Dr. H. Anwar Usman, SH, MH melaksanakan kuliah umum tentang Ilmu Hukum kepada Mahasiswa setempat. Disela-sela kegiatan kuliah umum saat itu, Anwar Usman pernah menyebutkan bahwa UM Bima merupakan salah satu Kampus terbaik di Nusantara.

Bukan hanya itu, UM Bima juga tercatat sebagai satu-satunya Kampus di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang bekerjasama dengan MK RI guna menyelesaikan sengketa Politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Kerjasama resmi antara MK RI dengan UM Bima dalam kaitan itu berlangsung sejak beberapa tahun silam dan masih berlangsung sampai dengan saat ini.

Kerjasama yang sangat baik dalam kaitan itu juga ditunjang dengan ketersediaan berbagai sarana dan fasilitas yang dinilai sangat memadai guna penyelesaian sengketa Politik berkaitan dengan Pilkada maupun Pemilihan Legislatif (Pileg). Tak itu saja, Kampus ini juga diakui satu-satunya yang dikunjungi oleh pihak Kementerian terkait di Indonesia. Moment yang dinilai sakral ini berlangsung 2 tahun silam.

Masih soal UM Bima, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik angkatan ke-IV tahun 2025 dilaksanakan di Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Peserta KKN Tematik tersebut diakui sebanyak 800 orang lebih. Dari jumlah tersebut terbagi menjadi lebih dari 30 Posko.

Yang dinilai tak kalah menariknya, KKN kali ini mengambil tema sesuai dengan fenomena Global dan itu sangat realistis dengan berbagai kisah nyata yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Yakni Narkoba, sampah, air bersih, stunting (gizi buruk), kerusakan hutan dan lainya. Masing-masing Kelompok (Posko) KKN tersebut didampingi oleh para Dosen Pembimbing.

Para peserta KKN ditekankan agar melaksanakan tugas dan tanggungjawab secara realistis. Mulai dari upaya sosialisasi, antisipasi, pencegahan hingga kerja nyata dalam menghadapi berbagai fenomena-fenomena nyata yang sampai saat ini belum mampu dituntaskan. Antara lain soal stunting atau gizi buruk, tugas dan tanggungjawab peserta KKN bukan sekedar sosialisasi. Tetapi juga melakukan sosialisasi tentang upaya pencegahan kepada masyarakat yang kemudian berharap adanya kerjanya nyata dari pemerintah.

Pun demikian halnya dengan soal kerusakan hutan dan air bersih. Fenomena soal air bersih ini juga diakui sangat berkorelasi dengan kerusakan hutan yang semakin meluas di tiga kabupaten-Kota di Pulau Sumbawa (Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu). Betapa tidak, kerusakan hutan tersebut bukan saja terjadi pada kawasan. Tetapi juga  terjadi pasa sumber-sumber mata air.

Fakta tak terbantahkan dari dampak dari kesukan hutan yang sangat parah tersebut, bukan saja bencana banjir bandang yang menimpa Kabupaten Bima, Kota Bima dan Kabupaten Dompu. Tetapi juga juga terkait dengan kekurangan air bersih yang dirasakan oleh masyarakat, khususnyadi tiga daerah dimaksud.

Fenomena dan dugaan kerusakan tatanan sosial di tengah-tengah masyarakat di tiga daerah dimaksud juga terkait dengan peredaran narkotika jenis sabu dan kasus tindak pidana kejahatan luar biasa yakni angka angka kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur yang sampai saat ini kian meningkat saja. Catatan ralistis ini diperoleh melalui laporan resmi kepada Aparat Kepolisian di  tiga daerah tersebut yang diperkuat oleh hasil Keputusan dari Pengadilan Negeri (PN) di tiga daerah ini pula.

Atas fenomena-fenomena nyata dimaksud, para peserta KKN Tematik pada UM Bima hadir menawarkan berbagai solusi terbaik, Yakni mulai dari sosialisasi, antisipasi hingga lahir dan tumbuhnya kesadaran secara paritisipatif dari seluruh elemen masyarakat di di tiga wilayah sebagai objek KKN Tematik ini pula. Sementara hasil akhir yang ditargkan oleh UM Bima melalui KKN Tematik ini, antara lain terwujudnya harapan dan cita-cita besar dari berbagai sektor penting dimaksud.

Rektor UM Bima yakni Dr. Ridwan M. Said yang dimintai tanggapanya menegaskan, tema umum dari KKN kali ini adalah Pembangunan yang berkelanjutan. Dari tema umum tersebut, diakuinya diturunkan ke dalam beberapa sub tema sebagai fokus utama program. Yakni issu lingkungan, issue penyakit sosial lainya seperti Narkoba, issue kelangkaan air bersih, issue soal stunting, issue soal sampah, dan juga program-program lainya disamping program penataan dan inovasi serta pelayanan publik.   

“Itu yang berkaitan dengan tema umum dan sub tema. Kedua, KKN pada UM Bima kali ini ada tiga jenis. Yakni KKN Tematik dengan jumlah 700 lebih orang peserta. Kedua KKN Emas di Riau dengan jumlah 9 orang peserta dan KKN Internasional yang semulanya di Dubay yang kemudian kita pindahkan ke Thailand,” terangnya.   

Ketiga, KKN kali ini pihak UM Bima diakuinya didampingi oleh para seniornya yang sebelumnya telah membuktikan kinerja terbaiknya bagi tumbuh berkembangnya Kampus dimaksud. Yakni H. Abdul Munir, SH, MH (kini Dosen S1 pada Fakultas Hukum UM Bima). Ilyas Sarbini, SH, MH (mantan Ketua STIH 3 periode yang kini menjadi Dosen Pasca Sarjana Ilmu Hukum Pidana pada UM Bima), Gufran, S.Sos, MH (Kini Dosen S1 Fakultas Hukum UM Bima) dan H. Abdul Munir (mantan Ketua STIH yang kini menjadi Dosen S1 Fakultas Hukum UM Bima).

“Tokoh-Tokoh Akademik ini yang membimbing saya sehingga berada di atas pentas ini pula. Dan sampai sekarang, antara lain beliau-beliau ini yang masih terus membimbing saya untuk membangun bangsa dan negeri melalui dunia pendidikan di Kampus ini, Alhamdulillah,” ujarnya.

Populasi KKN tahun ini diakuinya populasi aktornya sangat bervariatif. Mulai dari soal Gizi, Teknik Sipil, Ilmu Komputer, back ground Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), PGMI, Pendidikan Agama Islam (PAI), Bahasa Arab, Hukum Keluarga, back groud Ekonomi (Ekonomi Syariah dan Kewirausahaan) dan Hukum.

“Kita berharap agar KKN ini menjadi Laboratorium khususnya bagi Civitas Akademika UM Bima, mahasiswa UM Bima, baik Laboratorium sosial (kemampuan interaksi-teraksi sosial dengan masyarakat maupun laboratorium keunggulan intelektual) dan laboratorium Religius. Dan melalui KKN Tematik ini pula, kita berharap agar berbagai fenomena-fenomena masih terjadi di tengah-tengah masyarakat bisa direalisasikan dan berdampak (menengah maupun dalam jangka panjang),” harapnya lagi.

Melalui KKN Tematik ini pula diharapkan akan melahirkan output yang sangat baik bagi peserta KKN tersebut pula. Mulai dari interaksi sosial dengan masyarakat, terlatih kepekaan sosialnya, kekuatan kerjasama timnya, pemecahan masalah dari berbagai fenomena-fenomena Global dimaksud, merancang program-program yang berdampak menengah dan jangka panjang. Dalam kaitan itu diharapkan tidak saja soal kualitas, tetapi juga kuantitas,” imbuh sosok Rektor yang memulai karir Akademiknya dari nol besar ini.     

Antara lain issue-issue soal Narkoba, kenakalan remaja, issue-issue masalah ekologi dan lainya bukan terjadi di daerah. Tetapi merupakan issue-issue Nasional. Di beberapa tempat, diakuinya bahwa harga air bersih jauh lebih mahal dari harga mineral.

“Hal ini tentu saja menjadi titik penting bagi tumbuh dan berkembangkanya fikiran serta langkah kongkrit kita semua untuk menjawabnya. Atas issue-issue tersebut, kita semua berharap agar Mahasiswa UM Bima bisa menjadi agen sekaligus aktor yang bisa menyuarakanya sehingga pihak terkait teroanggul untuk menjawabnya melalui kerja nyata pula. Sebab untuk merawat lingkungan, ekologi dan lainya bukan saja tugas dan tanggungjawab Pemerintah. Tetapi tanggungjawab manusia yang bersifat jangkan menengah maupun jangka panjang,” tegasnya lagi.

Sementara soal issue masalah stunting, ditegaskanya jika tidak ditangani secara serius maka dapat dipastikan ke depanya Indonesia ini akan melahirkan bonus demografi yang bersifat inlanden dan interior.  Olehnya demikian, dtuntut dan dibutuhkan gerakan nyata akar ke depan Indonesia bisa menjadi navigator peradaban.

“Caranya, persoallan stunting ini kita sentuh dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, kita Program Studi (Prodi) Gizi pada UM Bima ini kita selaraskan dengan program Astacita yang digagas oleh Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto. Soal stunting ini diharapkan bisa segera dituntaskan agar ke depan Indonesia bisa melahirkan generasi emas sekaligus sebagai aktor yang ikut mengawal perbedaan diatas muka bumi ini dalam “geo politik multi polar”,” ucap sosok Rektor yang dikenal humoris, tegas, jujur, pintar, cerdas dan bernampilan sangat sederhana ini.

Karena Muhammadiyah membawa Misi Islam berkemajuan, melalui KKN ini pula harus berbasis pada tindak tanduk yang berbasiskan ilmu pengetahuan. Maka pendekatan yang wajib dilakukan oleh seluruh peserta KKN Tematik ini, ditegaskanya harus selaras dengan Misi dimaksud.  

Pada moment yang sama salah seorang Civitas Akademika yang juga Dosen Ilmu Hukum Pidana pada Kampus UM Bima, H. Ilyas Sarbini, SH, MH menegaskan bahwa teknis maupun pilihan issue penting lainya yang diambil pada KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-4 tahun 2025 ini bukan lahir begitu saja.  Tetapi lahir dari tangkapan dari berbagai gejala-gejala sosial.

“Dalam kaitan itu, UMJ Bima menjadi salah satu perjuangan untuk keselamatan bangsa dan negeri, baik hari ini maupun untuk ke depan. Dan apa yang dilakukan UM Bima dalam kaitan ini pula, diharapkan akan memberi dampak yang akan diikat oleh keinginan-keiginan besar. Maksudnya, memberi dampak bagi semua aktivitas kita,” terang mantan Ketua KPUD NTB yang juga Pengacara senior yang telah mencatat sederetan sejarah sukses ini.

Dampak itu baik bagi diri Mahasiswa itu sendiri, dampak bagi lingkunganya dan dampak-dampak positif bagi perkembangan seluruh elemen masyarakat, khususnya di NTB ini. Intinya, segala aktivitas dari KKN Tematik ini akan memberikan berbagai dampak positif atas deeretan fenomena serius yang sedang dirasakan oleh bangsa dan Negara.

“Berbagai issue yang diangkat ke dalam sub tema KKN Tematik ini merupakan titik yang diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Sedangkan targetnya dari KKN Tematik ini, antara lain dari sisi individu Mahasiswa diharapkan agar dia dapat memberikan kontribusi terbaik bagi siapa saja dan pengembangan potensi dirinya, ikut berperan memperbaiki lingkungan serta piskologis kehidupan yang ada di sekitar lingkungan itu. Dan pilihan-pilihan Desa sebagai objek KKN Tematik tersebut sudah dipertimbangkan secara akurat dan matang,” terangnya.

Pilihan tema pada KKN tematik ini diakuinya sangat realistis dengan fenomena-fenomena nyata yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, khususnya di tiga daerah di Pulau Sumbawa sebagai objeknya. Dan pilihan tema ini, ditegaskan tentu berbasiskan analisis, kajian dan evaliasi secara akademik dari beragam geja yang mendesak untuk dijawab.

“Ya, tema yang diambil melalui KKN Tematik ini bermula dari adanya anilisis, kajiand an evaluasi secara akademik yang mendesak untuk dijawab melalui kinerja nyata pula,” ulasnya.

Pernyataan dan penjelasan yang sama juga dikemukakan oleh Civitas Akademika yang juga Dosen pada Kampus UM Bima, Gufran, S.Sos, MH. Di moment pelepasan KKN Tematik tersebut sosok yang akrab disapa Gefon tersebut menjelaskan tentang misi besar pihaknya.

“Visi besar Kampus ini adalah soal Umat. Yakni cinta terhadap sesama manusia, tanpa mengenal Agama, tanpa mengenal RAS, cinta terhadap lingkungan dan lainya. Oleh sebab itu, kita ingin menjadikan UM Bima ini sebagai Laboratorium Humanisme di dunia ini. Saol Humanisme itu bukan saja terhadap sesama manusia. Tetapi juga dengan alam serta isinya,” tegas Gefon.

Dari kerja keras dan nyata yang dilaksanakan oleh pihaknya, antara lain melalui KKN Tematik ini diharapkan akan lahir generasi sebagai penyelamat antar sesama dan lingkungan serta alam serta isinya.

“Insya Allah, Kampus UM Bima dijadikan sebagai icon yang mampu menuntaskan berbagai fenomena-fenomena nyata yang sampai saat ini belum mampu dituntaskan. Oleh sebab itu, tentu medesak adanya kesadaran secara partisipatif dari kita semua.  

Sekedar catatan, KKN Tematik tersebut tidak serta-merta bersifat serimonial semata. Tetapi dituntutan adanya perubahan pada setiap aspek yang dilaksanakan oleh para peserta pada masing-masing disiplin ilmunya. Dalam kaitan itu pula, dalam waktu segera Ccivitas Akademika setempat akan melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) secara terus-menerus guna mematikan lulus dan tidak lulusnya seluruh peserta KKN Tematik ini pula. (RIZAL/JOEL/RUDY/AL/DK/DINO)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.