Seorang Duda Korban Penganiayaan Anak Janda Yang Kritis Meninggal Dunia

Korban Penganiayaan Menghembuskan Nafas Terakhirnya di RSUD Bima.

Visioner Berita Kabupaten Bima-Setelah dirawat di RSUD Bima akibat luka yang dialaminya, DS (47) yang merupakan seorang Duda Warga Dusun Kananga Desa Tente, Kecamatan Woha menjadi korban penganiayaan dua orang terduga pelaku yang merupakan anak kandung janda yakni Dahlia, kini menghembuskan nafas terakhir di RSUD Bima, Selasa (4/5/2021) sekitar pukul 19.30 Wita.

"Iya benar informasinya, korban penganiayaan asal Dusun Kananga Desa Tente DS (47) itu, meninggal dunia malam ini di RSUD Bima akibat luka disekujur tubuh," ungkap Kapolsek Woha IPTU Edy Prayitno kepada visionerbima.com melalui via telepon, Rabu (5/5/2021).

Ia menabahkan, jenazah korban sudah dibawa pulang oleh keluarga ke rumah duka, pihak Kepolisian mengawal mulai dari RSUD serta mengamankan rumah terduga pelaku. 

"Kami sedang melakukan pengamanan di rumah terduga pelaku, dikhawatirkan akan terjadi aksi penyerangan dari keluarga korban," katanya. 

Seperti yang diberitakan sebelumnya, AS (23) dan IE (25) kakak beradik warga Dusun Bante Desa Tente Kecamatan Woha Kabupaten Bima yang merupakan anak kandung Dahlia (janda), tega menganiayaan korban. 

Kapolsek Woha IPTU. Edy Prayitno menjelaskan, kejadian berawal saat korban sedang duduk diemperan rumahnya Ratna (saksi mata) bersama warga lainnya dan Dahlia (janda), ibu dari dua terduga pelaku tersebut. Tiba-tiba datang kedua terduga pelaku menghampiri korban.

"IE (25) langsung memukul korban berkali-kali menggunakan balok sampai korban terjatuh di tanah, kemudian Agus Salim menusuk korban dengan sebilah tombak," jelasnya.

Setelah melakukan penganiayaan, para terduga pelaku langsung melarikan diri. Melihat kejadian tersebut, Ratna (saksi mata) memberitahukan kepada keluarga korban maupun warga Dusun Kananga, korban langsung dibawa oleh warga setempat ke Puskesmas Woha untuk dilakukan tindakan medis. 

"Atas kejadian tersebut korban mengalami luka tusuk didada bagian kiri sebanyak dua lubang, dua luka tusuk di punggung, luka gores disiku bagian kiri dan luka memar pada wajah," sebutnya. 

Keluarga korban mendengar Informasi terkait kejadian tersebut, langsung mencari terduga pelaku namun tidak menemukan, sehingga keluarga korban melampiaskan amarahnya dengan cara ingin melakukan pengerusakan terhadap rumah terduga pelaku.

"Aksi itu berhasil dicegah dan dihalau oleh anggota Polsek Woha. Korban dirujuk ke RSUD Bima menggunakan mobil Ambulance milik Puskesmas Woha," katanya. 

Keluarga korban hampir melakukan pengerusakan rumah terduga pelaku dan nyaris membakar namun dapat dihalau oleh anggota Polsek Woha dipimpin langsung Kapolsek. 

Masih soal kematian tak wajar yang menimpa tukang parkir miskin ini, ketiga orang anaknya masih kecil yang ditinggalkanya hingga hari ini masih tidak percaya bahwa ayahnya telah pergi untuk selamanya. Hal itu terungkap bahwa hari ini (5/4/2021), anak-anaknya tersebut masih bertanya kepada ayahnya pergi.

Seperti apa sosok korban dan seperti apa pula kondisi kehidupanya?. Lagi-lagi Visioner memperoleh penjelasan akurat dari sejumlah warga setempat. Di masa hidupnya, korban disebut-sebut sebagai sosok yang tidak pernah bermusuhan dengan siapapun, sangat sayang terhadap anak-anak kecil di lingkungannya, dan disebut-sebut sempat menolak adanya dugaan ditawar sebagai kurir Narkoba dari oknum tertentu.

Masih menurut warga sekitar, kondisi kehidupan di bawah garis kemiskinan yang dialmi oleh korban beserta keluarganya bukan sekedar wacana. Tetapi itu nyata adanya. Fakta kemiskinan yang menerpa korban beserta keluarganya, terindikasi melalui rumahnya yang dibangun secara swadaya oleh warga sekitar.

“Ya, korban adalah warga miskin. Rumahnya dibangun secara swadaya oleh warga setempat. Setelah ayanhya tewas di tangan kedua pelaku, lengkap sudah status ketiga anaknya sebagai Yatim-Piatu. Tiga orang anak yang ditinggalkan oleh ayah dan ibunya tersebut masih kecil-kecil,” terang salahsatu warga yang tak ingin disebutkan namanya kepada Visioner, Rabu (5/4/2021).

Lanjutnya, warga juga membenarkan bahwa korban di masa hidupnya sangat sayang dengan anak-anak kecil, dan tidak pernah berselisih dengan siapapun. Berdasarkan informasi penting yang diterimanya, korban sebelum tewas mengenaskan pernah menjelaskan ingin mundur dari Dahlia setelah melihat Dahlia yang diduga oleh kedua anaknya itu (Efendi dan Afus Salim). (FAHRIZ

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.