Terduga Pelaku Penghinaan Minta Maaf, Walikota Bima : Boleh Kritik Tapi Jangan Menghina

Foto Terduga Pelaku Penghinaan (Tengah).

Visioner Berita Kota Bima-Seorang warga lingkungan Dara berinisial MTN alias IN yang videonya viral saat mengkritik Pemerintah Kota Bima ketika terjadinya banjir pada Senin (13/12/2021) kemarin, akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE. 

Kritikan yang terkesan menyerang dan menghina pribadi Walikota Bima tersebut viral setelah sebuah postingan video yang memperlihatkan pelaku sedang mengungkapkan kalimat tak pantas kepada orang nomor satu di Kota Bima tersebut tersebar luas di jejaring facebook.

Mengetahui kejadian tersebut, Selasa (14/12/2021) Lurah Paruga, Babinsa dan Babinkamtibmas Kelurahan Paruga serta Babinkamtibmas Kelurahan Dara melakukan pemanggilan dan pembinaan terhadap pelaku di kantor Polsek Dara.

Setelah melalui proses interogasi dan pembinaan yang didampingi oleh Lurah Paruga, Babinsa dan Babinkamtibmas Kelurahan Paruga serta Babinkamtibmas Kelurahan Dara, pelaku menandatangani surat pernyataan sikap serta menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE.

"Dari lubuk hati saya yang paling dalam, dengan tulus dan ikhlas saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekhilafan serta kekeliruan saya yang menyinggung perasaan Bapak Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE yang sudah tersebar di media sosial," kata IN dalam video permintaan maafnya.

Video permintaan maaf tersebut saat ini sudah beredar luas di facebook dibagikan secara beruntun oleh para netizen. 

Secara terpisah, H. Lutfi menegaskan, sebagai Pemimpin dirinya sama sekali tidak alergi dengan kritikan. Asalkan sifatnya membangun dan disertai solusi.

"Boleh kritik orang atau siapapun termasuk soal bencana banjir. Tapi jangan menghina, apalagi menghina Pejabat, kritik harus memberikan solusi," tegas HML.

Menurutnya, banjir di kota Bima tidak akan berakhir selama fungsi hutan tidak bisa dikembalikan.

"Siapapun kepala daerah ke depan. Kita mulai dari masyarakat bawah sampai penjabat di kota Bima. Kita harus sama sama menjaga kerusakan hutan," ujar H. Lutfi.

Salah satu caranya lanjut H. Lutfi, dengan reboisasi, mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) maupun Pemerintah Pusat untuk mengadakan program reboisasi.

"Bukan malah mengkritik sambil menghina, karena menghina orang merupakan pelanggaran hukum," tandasnya.

Bagi Politisi Partai Golkar tersebut,  mengkritik sambil menghina yang dibungkus kebebasan berpendapat sangatlah tidak benar.

"Jangan sampai kita melanggar undang-undang yang akan merugikan diri sendiri," tuturnya.

H. lutfi menyebut, program Reboisasi sangat dibutuhkan anggaran yang banyak dan waktu yang panjang. Sambil memberikan edukasi pada masyarakat tentang fungsi hutan dan akibat dari penggundulan hutan.

"Katakanlah kita ini masyarakat yang faham tentang hal itu dan kita ini merasa mantan penjabat atau saat ini masih menjabat harus bisa memberikan contoh sekaligus sosialisasi fungsi fungsi hutan," sebut H. Lutfi.

Walikota merasa yakin bila ncai kapenta dan gunung sekitar wilayah wawo dan sekitarnya dibiarkan gundul. Maka banjir kedepan tidak akan berakhir.

"Siapapun pemimpin tetap mendapatkan kritikan," terangnya. (FAHRIZ)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.