Lutfi Sosok Pemimpin Yang Dinilai Pintar Merasa, Jawab Derita Rakyat Karena Banjir Bandang Melalui Upaya Reboisasi

Great Moment Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE Menanam Pohon di Kawasan HutanGundul di  Wilawah Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota (19/1/2022).

Visioner Berita Kota Bima-Catatan penting Media Massa maupun dari berbagai pihak menjelaskan, sekitar 10 tahun Kota Bima beserta masyarakatnya menghadapi kecemasan. Setiap musim hujan tiba, luapan hingga merusak perabot rumah tangga warga dan lainnya, diakui bukan sekedar wacana hampa. Tetapi fakta tak terbantahkan.

Bencana terparah yang dialami masyarakat Kota Bima di hampir semua Kelurahan terjadi pada tanggal 21 dan 23 Desember 2016. Banjir bandang yang terjadi saat itu berhasil merusak semua tatanan kehidupan sosial masyarakat serta infrastruktur milik Pemerintah.

Total kerugian daerah dan masyarakat Kota Bima saat itu, diakui tidaklah sedikit. Bencana banjir bandang yang diakui dahsyat itu juga berdampak kepada masalah psikologis masyarakat Kota Bima. Sementara untuk membangun kembali infrsatruktur yang hancur akibat bencana banjir bandang tahun 2016 itu, dijelaskan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pun demikian halnya dengan upaya pemulihan psikologis masyarakat, terutama anak-anak sekolah.

Pertanyaan tentang penyebab terjadinya bencana banjir bandang tersebut, pun terjawab mulai saat itu pula dan bahkan sebelumnya. Yakni gundulnya hutan di wilayah Kabupaten Bima dan sebagian di wilayah Kota Bima adalah pemicu utamanya.

Kecemasan dan bahkan penderitaan masyarakat Kota Bima di sejumlah wilayah, nampaknya belum berakhir sampai di situ. Tetapi masih terjadi walau dalam skala yang dinilai tak terlalu dahsyat jika dibandingkan dengan di tahun 2016. Di tahun 2021 dan diawal tahun 2022, sejumlah wilayah di Kota Bima kembali dihadapkan dengan bencana banjir bandang. Luapan hingga lebih dari satu meter terjadi di Kelurahan Jatibaru dan Jatiwangi Kecamatan Asakota-Kota Bima.

Sementara di sejumlah wilayah lainnya, luapan air hingga setinggi pinggang orang dewasa terjadi di sejumlah Kelurahan di Kota Bima. Yakni di wilayah Kecamatan Raba, Mpunda, dan Kecamatan Rasanae Barat. Lagi-lagi penyebab terjadinya bencana tersebut, disebut-sebut karena gundulnya hutan baik di wilayah Kota Bima maupun di Kabupaten Bima terutama di wilayah Kecamatan Ambalawi dan di Kecamatan Wawo.

Bencana tersebut bukan saja berdampak kepada terjadinya kerusakan infrastruktur milik Pemerintah (jembatan putus di Kelurahan Jatibaru), dunia pendidikan digenangi air, rumah warga terendam hingga merusak perabotannya dan lainnya. Dari musibah itu, di beranda Media Sosial (Medsos) misalnya, Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi terlihat menjadi sasaran cercaan dari “kelompok tertentu”.

“Lutfi yang kurang tanggap dan lebih mementingkan pembangunan infrastruktur lainya ketimbang mengantisipasi bencana banjir yang menimpa Kota dan masyarakatnya, merupakan narasi yang mereka sampaikan di beranda Medsos”. Padahal, kerusakan hutan sebagai penyebab terjadinya bencana banjir bandang disebut-sebut karena ulah pihak tak bertanggungjawab soal penggundulan kawasan hutan termasuk hutan tutupan negara baik di wilayah Kabupaten Bima maupun hutan tutupan daerah (Kota Bima) di wilayah Kecamatan Rasanae Timur. Sebut saja di Kabanta, Ncai Kapenta dan lainnya termasuk kawasan hutan yang berada di wilayah bagian selatan Kota Bima serta di wilayah Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota.

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE.



Beragam “cercaan” dari kelompok tertentu tersebut, tampaknya tak membuat Lutfi kebakaran jenggot. Tetapi, Politisi Partai Golkar yang juga mantan Anggota DPR-RI dua periode ini (Lutfi) justeru menjawabnya dengan karya nyata. Program penghijauan yang dinakhodai oleh Lutfi sebagai Walikota Bima yang pertama kali dilakukan ada di wilayah Kecamatan Rasanae Timur, diakui sebagai upaya mengantisipasi terjadinya musibah banjir bandang yang menimpa Kota Bima serta masyarakatnya di masa mendatang.

Gerakan penghijauan yang dikendalikan oleh Lutfi dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat termasuk relawan TSBK, TAGANA  dan lainya dibawah kendali BPBD setempat juga dilakukan di sejumlah wilayah. Bukan itu saja, pembersihan sampah pada alur sungai sebagai salah satu penyebab terjadinya luapan air di sejumlah pemukiman warga di Kota Bima dilakukan secara terus menerus oleh Pemerintah Kota Bima melalui instansi terkait yang melibatkan paritisipasi masyarakatnya.

Rabu (19/1/2022), Pemerintah Kota Bima yang dikendalikan secara langsung oleh Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE kembali membuktikan kiprah terbaiknya soal pemulihan kembali kawasan hutan yang digundulkan oleh tangan-tangan tak bertanggungjawab di wilayah Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota-Kota Bima.

Dengan melibatkan berbagai instansi seperti Dinas Lingkungan dan Kehutanan Hidup (DLHK), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan lainnya serta sejumlah elemen masyarakat dan para relawan, Walikota Bima melakukan penanaman sebanyak 73 pohon di wilayah itu. Moment tersebut juga melibatkan TNI dan Polri, para Lurah di Kecamatan Asakota serta pihak Kecamatan setempat.

Liputan langsung sejumlah Awak Media pada moment tersebut melaporkan, aksi nyata menghijaukan kembali hutan gundul tersebut dijelaskan sebagai bentuk kepekaan  Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE (pintar merasa), sekaligus sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir bandang di kemudian hari (masa mendatang).  

Beragam jenis pohon yang salah satunya kemiri, di tanam di lokasi itu. Dan pohon-pohon yang ditanam ada yang memiliki daya serapan air cukup tinggi.

“Bencana banjir bandang yang melanda Kota Bima serta masyarakatnya, salah satu pemicu utamanya adalah karena gundulnya hutan. Maka salah satu cara kita untuk mengantisipasi agar banjir bandang tak lagi terjadi di masa mendatang adalah melakukan reboisasi di kawasan hutan gundul. Hari ini (menanam) adalah bentuk nyata dari upaya kita semua agar bencana banjir bandang tak lagi terjadi di kemudian hari,” tegas Lutfi.

Menghijaukan kembali kawasan hutan yang telah gundul, ditegaskannya bukan saja menjadi tanggungjawab Pemerintah. Tetapi juga membutuhkan partisipasi seluruh elemen masyarakat khususnya di Kota Bima.

“Penanganan masalah banjir tidak bisa dengan sekedar membuat talud, DAM dan Embung. Tetapi harus ada upaya nyata dari hulu ke hilir. Salah satunya yakni berpartisipasi melakukan penanaman kembali di kawasan-kawasan hutan yang telah gundul. Itu yang disebut dengan one sistem one intergrated,” tegas Lutfi.

Atas keterlibatan berbagai pihak pada moment penanaman di kawasan hutan yang telah gundul tersebut, Lutfi menyampaikan apresasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya.

“Melalui kesempatan ini, saya mengajak semua pihak untuk terus membangun kesadaran secara paritisipatif untuk menanam pohon pada kawasan-kawasan hutan yang telah gundul. Satu pohon sekalipun yang kita tanam hari ini tentu saja sangat berarti bagi alam dan generasi kita di masa mendatang, apalagi kita menanam lebih dari itu. Dengan menanam tentu saja telah membuktikan bahwa kita telah mencintai alam serta generasi kita di masa mendatang,” imbuh Lutfi.

Upaya nyata yang oleh Walikota Bima dan berbagai pihak dalam kaitan itu, praktis saja disikapi secara objektif dan positif oleh berbagai elemen masyarakat di Kota Bima. Salah satunya, salah seorang “kritikus” asal Kota Bima melalui akun FB bernama Gusti Sancaka menuangkan narasi singkat tetapi penuh makna melalui akun Facebooknya (FB).

Berikut coretan singkat dari Gusti Sancaka melalui akun FBnya:

Gusti Sancaka.

"10 tahun terakhir peristiwa banjir selalu terjadi di Kota Bima. Artinya telah dan ada perubahan lingkungan baik perubahan fungsi lahan pertanian maupun gunung dan perbukitan. Banjir di Kota Bima datang  melalui pegunungan di Kota Bima sendiri dan dari arah wilayah Kabupaten Bima.

Kawasan hutan dan gunung di Kota Bima puluhan tahun "rusak" sehingga sulit lagi berfungsi sebagai penyangga ketika hujan turun."

"Banjir adalah momok tersendiri. Bahkan mungkin ada yg phobia dgn air bah.

Banjir terparah yg memporakporandakan Kota Bima adalah BANJIR BANDANG tahun 2016 lalu. Dengan kerugian yg sangat luar biasa besar."

"Kini, pemerintah kota Bima mencanangkan penanaman kembali/ reboisasi kawasan pegunungan dan perbukitan Kota Bima.

Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Pertanian menyediakan bibit pohon sebanyak 73.000 termasuk kemiri.

Terimakasih Bapak Walikota Bima.

Sehat selalu pak H.Muhammad Lutfi, SE

Semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT dan dipermudah dalam segala urusan dunia dan akherat."

Aamiin Yaa Rabbal Alamiin..

#Buanglah SAMPAH pada tempatnya!!! (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.