Mori Hanafi Buka Suara, Lumbung Uang di Bima Hanya Dari Pertanian dan Pariwisata

Moment Bersama Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB di Atas Kapal La Hanu di Pantai Lawata Kota Bima, Belum Lama ini

Visioner Berita Kota Bima-Di atas Kapal La Hanu di Pantai Lawata beberapa waktu lalu, duta Partai Gerindra yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi NTB, H. Mori Hanafi tawarkan sejumlah ide dan gagasan untuk perkembangan dan kemajuan Bima baik Kota maupun Kabupaten. Mori menyebutkan bahwa lumbung uang untuk masyarakat Bima bersumber dari dua hal penting.

Yakni dari Pertanian dan Pariwisata. Dari sesi pertanian, banyak sekali hasil alam yang dibawa ke luar dan menghasilkan uang. Dan uang tersebut masuk ke Bima.

“Namun untuk membangun Bima tidak cukup dengan itu saja. Kita harus membuat produk-produk lain. Dan yang paling mungkin itu adalah prouk wisata,” terang Mori.

Untuk produk wisata, sesungguhnya Bima memiliki banyak kekayaan. Antara lain kekayaan alam yakni adanya gunung, laut dan wisata-wisata kerajaan yang tidak diakuinya tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia.

“Sayangnya wisata kerajaan kita ini tidak dikembangkan. Banyak situs dan manuskrip-manuskrip yang sesungguhnya jika dipromosikan tentu saja akan banyak mendatangkan wisatawan-wisatawan. Sebab, banyak wisatawan khusus yang mau datang ke Bima untuk itu,” terang Mori.

Waktu hdupnya Almarhum Hj. Mariam ungkapnya, yang bisa membaca manuskrip tersebut hanya beberapa orang saja. Dan itu disebutnya langkah, unik dan tidak dimiliki oleh banyak daerah di Indonesia.

“Hanya saja kita tidak bis amempromosikan hal itu secara baik. Jadi kalau mau Bima ini maju, kita tidak punya cara lain karena  Bima ini bukan daerah industri. Kita tidak bisa menjadi Bima ini sebagai daerah yang mempubrik baju. Pabrik makanan tidak mungkin bisa didirikan di Bima,” tandasnya.

Sebab dalam teori ekonomi menyebutkan,  antara area bahan baku dengan bahan pemasaran merupakan area yang berdekatan.  Bima diakuinya memiliki banyak bahan baku, namun pemasaranya ada di daerah lain, salah satu Jakarta.

“Itu salah satu contoh saja. Sehingga saya mau tegaskan bahwa pengembangan pariwisata di Bima itu bersifat mutlak jika ingin maju secara ekonomi,” imbuhnya. (GILANG/FAHRIZ) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.