Eka Puspitasari Tegaskan Harga Berlian Masih Bisa Ditawar-Tawar, Tapi Ini Soal Harga Diri

Eka Puspitasari

Visioner Berita Kabupaten Dompu-Dukungan publik terhadap wanita berstatus anak yatim-piatu, Wanda Wulandari yang ditinggal pergi oleh Muhammad Riski Dilaga jelang resepsi pernikahan yang dirangkaikan dengan akad nikah pada tanggal 7 Desember di Kabupaten Dompu hingga kini terus mengalir deras. 

Kekuatan dukungan tersebut bukan sebatas dari para nitizen melalui beranda Media Sosial (Medsos), tetapi juga dari para Pegiat Kemanusiaan dan Pegiat Perempuan dan Anak di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Para pendukung Wanda Wulandari menegaskan bahwa kasus tersebut merupakan tindak kekerasan terhadap Perempuan baik secara fisik (kekerasan seksual) maupun psikis. Oleh karenanya, berbagai pihak tersebut menegaskan bahwa yang dilakukan oleh Riski Dilaga dan ibu kandungnya itu merupakan tindak pidana.

Untuk itu, para pihak dimaksud mendesak agar Riski Dilaga dan ibu kandungnya harus diseret ke meja hukum mulai dari Kepolisian (Polres Dompu) hingga mendapatkan kepastian hukum dari pihak Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN Dompu).

Sementara tawaran damai terkait kasus ini oleh pihak tertentu, kini justeru mendapat reaksi keras dari saudara sepupu Wanda yakni Eka Puspitasari. Melalui saluran selulernya kepada Media Online www.visionerbima.com pada Rabu malam (8/9/2022), Eka Puspitasari menegaskan bahwa pintu damai hingga kini masih tertutup.

"Pintu damai hingga kini belum ada cerita dari pihak Wanda. Sesungguhnya harga berlian masih bisa ditawar-tawar, tetapi ini soal harga diri," tegas Eka Puspitasari.

Oleh karenanya, pihaknya masih sangat konsisten dengan pendirianya bahwa Riski Dilaga harus mempertanggungjawabkan terhadap apa yang dia lakukan sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang berlaku. Bagaimana jika Riski Dilaga akan menebus kesalahannya dengan cara menikahi Wanda Wulandari?.

"Kalau dari pihak kami, akan lebih baik Wanda Wulandari melahirkan anak tanpa status pernikahan. Sekali lagi, kami tegas bahwa tidak ada lagi pernikahan. Sebab, ini soal harga diri," ulas Eka Puspitasari.

Masalah yang menimpa Wanda Wulandari diakuinya telah diadukan secara resmi ke Mapolres Dompu.  Selanjutnya pada dilakukan pelaporan. Dari hari ini (10/2/2022) Eka Puspitasari mendampingi Wanwa Wulandari yang melaporkan secara resmi di Mapolres Dompu.

"Sikap tegas ini mencerminkan bahwa kasus ini harus diselesaikan secara hukum. Selanjutnya kami serahkan penanganan kasus ini kepada aparat penegak hukum dan Pengacara yang telah kami tunjuk untuk mendampingi Wanda Wulandari," ujar Eka Puspitasari.

Dalam kasus ini pula, permintaan maaf tentu saja akan diterimanya sebagai manusia. Namun perlakukan yang bersangkutan terhadap Wanda Wulandari ditegaskanya tidak bisa dimaafkan.

"Jika binatang saja diperlakukan seperti itu, tentu saja kita semua merasa ubah, apalagi Wanda Wulandari ini adalah manusia. Pertanyaan tentang seberapa besar rasa malu dan sakit hati kami sebagai keluarganya Wanda Wulandari, tentu saja sangat besar. Jangankan kami dari pihak Keluarga, orang-orang di luar sana juga pasti merasakan hal yang sama. Andaikan Anda berada di posisi kami, lantas bagaimana perasaan Anda," tanyanya dengan nada serius 

Terkait kisah pahit yang menimpa Wanda Wulandari, Eka Puspitasari kembali menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin terjebak pada arus emosional (main hakim sendiri) karena persoalan tersebut telah diserahkan penangananya kepada Aparat Penegak Hukum (APH).

 "Secara sadar, kami telah menyerahkan sepenuhnya penyelesaian masalah ini melalui jalur hukum. Sedangkan pintu damai sudah sangat-sangat tertutup," sebut Eka Puspitasari 

Eka Puspitasari menandaskan, saat ini pula pihaknya juga fokus kepada kondisi kesehatan Wanda Wulandari. 

"Sampai sekarang kondisi psikis Wanda Wulandari masih terganggu. Sementara kondisi kesehatannya juga sedang tidak baik-baik saja," pungkas Eka Puspitasari.

Sekedar catatan penting dari berbagai Awak Media, tertanggal 7 Februari 2022 merupakan acara pernikahan antara Wanda Wulandari dengan Riski Dilaga. Acara resepsi menggunakan konsep standing party  tersebut dirangkaikan dengan akad nikah. Dan acara tersebut dijelaskan telah disepakati oleh kedua belah pihak yang difasilitasi oleh Pemerintah Kelurahan setempat.

Pada moment tersebut, dijelaskan bahwa para undangan sudah hadir di pesta pernikahan. Hanya saja, Riski Dilaga dan keluarganya tidak hadir pada moment pernikahan dimaksud. Tak pelak, kesedihan dan air mata Wanda Wulandari beserta keluarganya pecah karena saat itu mendapat informasi bahwa Riski Dilaga telah kabur.

Perasaan yang sama pada moment tersebut, juga dijelaskan dirasakan oleh para undangan yang hadir. Kendati Riski Dilaga tak munjukan batang hidungnya pada moment pernikahan tersebut, Wanda Wulandari terlihat berdiri sendiri di pelaminan (tanpa Riski Dilaga), dan berjabat dalam dengan para undangan. Dan di moment itu pula, air mata Wanda Wulandari terlihat bercucuran (sebagaimana rekaman video yang sudah bereda luas di beranda Medsos),

Dijelaskan pula bahwa sebelum pesta pernikahan itu berlangsung, undangan pernikahan bagi keduanya telah beredar secara luas.  Singkatnya, kisah nyata pahit yang menimpa Wanda Wulandari yang berstatus sebagai anak yatim-piatu tersebut berhasil memicu kemarahan kemarahan banyak pihak di wilayah setempat.

Betapa tidak, beberapa saat kemudian warga melakukan pemblokiran jalan. Aksi pemblokiran jalan yang berlangsung lebih dari satu jam lamanya itu diakui sebagai bentuk kemarahannya terhadap tindakan Riski Dilaga. Namun tak lama kemudian, jalan yang diblokade tersebut kembali dibuka setelah mendapat arahan dari pihak Polsek setempat 

Sementara kemarahan publik terutama para Pegiat terhadap Riski Dilaga dan kandungnya yang bertatus ASN tersebut, hingga kini terpantau masih berlangsung. Kemarahan tersebut juga dipicu oleh beredar luasnya rekaman suara dari ibu kandung Riski Dilaga melalui beranda Medsos.

Pada rekaman suara yang sudah beredar luas di beranda Medsos tersebut dinilai justeru kian mempertajam kemarahan banyak pihak. Tak pelak, banyak pihak (nitizen) justeru menyerang balik ibu kandung Riski Dilaga. Dan terpantau, tak sedikit pula nitizen yang mendesak APH agar menyeret ibu kandung Riski Dilaga ke meja hukum. (TIM VISIONER)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.