Ketua RT Bantah Dugaan Minta Angkat Baju Bunga Tetapi Itu Dilakukan Orang Tuanya

ILUSTRASI. Dok. Gambar:google.com

Visioner Berita Kota Bima-Kasus Bunga yang dihamili hingga melahirkan oleh oknum anak pejabat di Kabupaten Bima berinisial DS, hingga ini masih terus bergulir. Kendati laporan Bunga kepada Unit PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota dijelaskan tak memenuhi unsur tindak pidana namun sampai saat ini Bunga masih menuntut agar DS bertanggungjawab (menikahi Bunga).

Terkait kasus ini, nama seorang Ketua RT juga ikut diduga oleh keluarga Bunga membuka baju Bunga untuk membuktikan kehamilanya. Namun tudingan tersebut dibantah secara keras oleh Ketua RT tersebut.

“Tudingan itu adalah fitnah belaka. Sesungguhnya yang mengangkat baju Bunga saat itu adalah orang tuanya Bunga sendiri. Hal itu dilakukanya di hadapan saya di rumahnya sendiri, disaksikan oleh salah seorang staf Kelurahan setempat dan Ketua RT setemmpat. Baju Bunga diangkatnya di hadapan kita guna memperlihatakan soal kehamilan Bunga. Untuk itu, sekali lagi saya menegaskan bahwa dugaan tersebut adalah bohong besar,” timpalnya kepada Media Online www.visionerbima.com, Rabu (26/10/2022).

Ketua RT ini kemudian menjelaskan, sebelum itu ibu kandung Bunga dan kakanya berinisial L pernah mendatangi Ketua RT tersebutsembari membawa hasil USG terkait kehamilan Bunga. Saat itu ibu kandung Bunga dan kakanya itu mendatangi rumah Ketua RT tersebut.

“Keduanya datang ke rumah saya untuk melaporkan tentang kehamilan Bunga. Saat itu pula saya meminta kepada keduanya pulang. Maksudnya, biarkan saya yang menyampaikan keinginanya kepada kedua orang DS. Dan saat itu pula keduanya langsung pulang ke rumahnya,” ungkapnya.

Tak hanya itu, pada moment itu pula Ketua RT ini pernah berjanji kepada mereka akan menyampaikan hasil pertemuanya dengan kedua orang tua DS. Selanjutnya Ketua RT tersebut langsung bertemu dengan ibu kandungnya DS.

“Saya sampaikan kepada ibu kandung DS tersebut bahwa saya didatangi oleh keluarga Bunga. Dan saat itu pula saya sampaikan kepada ibu kandung DS bahwa Bunga telah dihamili oleh DS. Saat pula saya menunjukan hasil USG tentang kehamilan Bunga kepada ibu kandungnya DS,” tandasnya.

Selang beberapa jam di rumah ibu kandung DS tersebut, ayah kandung DS yang juga pejabat di Pemkab Bima pulang ke rumahnya dari Kantornya. Selang beberapa menit setelah tiba di rumahnya, ayah kandung DS menanyakan tujuan kedatangan Ketua RT dimaksud.

“Kepada ayah kandung DS saat itu saya menjelaskan seperti apa yang telah saya jelaskan kepada ibu kadung DS. Namun pada moment itu pula, ayah kandung DS bercerita kepada saya bahwa sebelumnya pernah didatangi oleh ibu kandung Bunga dan kakak kandungnya itu. Keduanya menceritakn hal yang sama,” bebernya.

Masih di moment di rumah kedua orang tua DS tersebut, kepada ketua RT dimaksud ayah kandung DS menyatakan kesanksianya terkait kehamilan Bunga. Oleh karenanya, kepada RT tersebut ayah kandung DS menyarankan untuk melakukan tes DNA guna membuktikan siapa sesungguhnya ayah bilogis dari bayi dalam kandungan Bunga dimaksud.

“Ya demikian keinginan ayah kandung DS yang disampaikanya kepada saya saat itu. Tetapi soal tes DNA dimaksud, sesungguhnya bukan ranah saya. Tugas dan tanggungjawab saya selaku Ketua RT di wilayah domislinya DS dan orang tuanya adalah memfasilitasi agar masalah tersebut segera diselesaikan secara baik-baik,” tegasnya.

Keesokan harinya, Ketua RT tersebut mengaku langsung mendatangi rumah Bunga di salah satu Kelurahan di Kecamatan Mpunda-Kota Bima. Ketua RT ini kemudian mengaku, sebelum ke rumah orang tua Bunga terlebih dahulu mengajak salah seorang staf setempat guna menyaksikan kehadiranya di rumah kedua orang tua Bunga guna menyampaikan amanat dari kelaurga DS dimaksud.

“Tiba di rumah kedua orang tua Bunga saat itu, saya belum membuka sesi pembicara tentangkeiginan keluarga DS dimaksud. Hal itu dimaksudkan sembari menunggu kehadiran Ketua RT setempat. Selang bebeapa menit kemudian, Ketua RT setempat hadir di rumah kedua orang tua Bunga,” tandasnya.

Namun pada moment yang bersamaan kata Ketua RT tersebut, tiba-tiba saja suasananya menjadi gaduh. Kegaduhan itu dipicu oleh kakak laki-lakinya Bunag yang saat itu tiba-tiba keluar dari kamarnya sembari berteriak.

“Yang bersangkutan itu berteriak sembari berucap kepada saya jangan berlit-belit. Danyang bersangkutan (kakak laki-laki Bunga) mengaku sudah bosan mengatasi masalah seperti ini. Karena gaduhnya suasana tersebut, Ketua RT setempat praktis saja naik pitam alias marah. Dan pada saat itu pula, Ketua RT setempat mengancam tidak ingin menyelesaikan masalah dimaksud jika kelaurga Bunga masih gaduh seprti itu. Dan pada saat itu pula, Ketua tersebut meminta agar kedatanganya saat itu dihargai oleh keluarga Bunga,” katanya.

 Kendati demikian kata Ketua RT ini, kegaduhan masih terus berlanjut. Ayah kandung Bunga saat itu langsung berteriak sembari berkata untuk mendengarkan omonganya. Saat itu juga yang bersangkutan (ayah kandung Bunga) meminta agar Bunga berdiri.

“Saat Bunga berdiri, ayah kandungnuya itu menyuruh Bunga untuk memperlihatkan kondisi perutnya sedang hamil guna meyakinkan kepada saya dan Ketua RT setempat. Dan fakta yang kami lihat saat itu, Bungga memang benar-benar hamil,” paparnya.

Masih disaat yang sama, ayah kadung Bunga meminta Kepada Ketua RT tersebut agar mendokumentasikan kondisi perut Bunga yang hamil. Hal itu dimaksudkanya untuk ditunjukan kepada kedua orang tua DS.

“Atas permintaan itu, sayapun mendokumentasikanya. Dan hasil hasil dokumentasi tersebut telah saya tunjukan kepada kedua orang tua DS (sepulang dari rumah kedua orang tua Bunga). Untuk itu, sekali lagi saya tegaskan bahwa saya tidak pernah meminta Bunga untuk mengangkat bajunya guna embuktikan kehamilanya sebagai isi pemberitaan sebelumnya. Melainkan hal itu dilakukan oleh mereka sendiri dan disaksikan oleh banyak orang,” pungkasnya. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.