Keluhan Soal Air Bersih, Dinas Perkim Sudah Siapkan Perangkat-Dinas PUPR Temukan Masalah Serius

Diduga Adanya Ulah Tangan Jahil Merusak Pipa dan Memasukan Karung ke Dalam Pipa PDAM

Kadis Perkim Kota Bima, A. Faruk H. hamzah.

Visioner Berita Kota Bima-Keluhan soal kekurangan air bersih di sejumlah wilayah di Kota Bima termasuk di Rumah Susun Warga (Rusunawa) yang berlokasi di wilayah Kelurahan Paruga, sesungguhnya bukan hal baru. Tetapi, masalah serius yang satu ini tercatat sudah lama dikeluhkan oleh warga.

Sementara upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bima mendroping air bersih disejumlah wilayah terutama di Rusunawa tersebut, dirasakan masih sangat kurang oleh penerima manfaat. Hasil investigasi Media Online www.visionerbima.com mengungkap adanya dugaan tangan jahil yang menghambat aliran air PAD menuju sejumlah lokasi di Kota Bima, termasuk di Rusunawa tersebut.

Antara lain, diduga adanya instalasi PDAM yang dirusaki oleh oknum tertentu sehingga air bersih tersebut tidak mengalir sebagaimana mestinya pada sasaranya. Tak hanya itu, diduga tangan-tangan jahil tersebut memasukan karung ke dalam pipa PDAM. Akibatnya, air bersih tersebut tidak sampai ke sasarannya.

Masalah serius lainnya yang dihadapi warga Kota Bma terkait air bersih tersebut, juga terletak pada sikap pihak PDAM Bima yang dinilai seperti “hidup segan mati tak mau”. Padahal pihak PDAM Bima telah membangun kerjasama resmi (MoU) dengan Pemkot Bima. Dan semua perangkat untuk kebutuhan air bersih seperti pipa dan lainya telah disiapkan oleh Pemkot Kota. Sayangnya, hingga detik ini intevernsi pihak PDAM terkait air bersih yang dikeluhkan oleh warga Kota Bima tersebut dinilai nihil.

Sementara masalah serius yang sedang dihadapi oleh pihak PDAM Bima, bukan saja soal dugaan mengabaikan tanggungjawabnya pasca MoU resmi itu ditandatanganinya dengan Pemkot Bima. Tetapi, PDAM Bima juga telah dilaporkan secara resmi kepada pihak Sat Reskrim Polres Bima kota oleh salah satu LSM. Terungkap bahwa laporan tersebut yakni terkait dengan dugaan penyimpangan anggaran pengelolaan air bersih dan terkait puluhan karyawan yang sudah di PHK tetapi tidak diberikan pesangon.

Lagi-lagi soal air bersih tersebut, Walikota Bima melalui Kadis Perkim, A. Faruk H. Hamzah menjelaskan bahwa belum lama ini pihaknya didatangi oleh warga Rusunawa, Ketua RT dan Ketua RW setempat. Mereka hadir di dinas Perkim tersebut, dijelaskan mendesak Pemkot Bima agar segera menyikapi masalah air bersih yang sudah sekitar 7 bulan lamanya mengalami kemacetan di Rusunawa tersebut.

“Sebagai salah satu SKPD yang bertanggungjawab soal air bersih khususnya di Rusunawa tersebut, beberapa hari lalu kami didatangi oleh Ketua RT, Ketua RW dan ibu-ibu yang merupakan perwakilan dari Srikandi. Mereka datang mengeluhkan soal air bersih di Rusunawa yang sudah terhenti sejak 7 bulan yang lalu dan masih berlangsung sampai sekarang,” terang Faruk.

Sementara upaya yang dilakukan oleh pihaknya guna menyikapi hal tersebut tesebut jelasnya, karena soal pengadaan air bersih merupakan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Dinas PUPR Kota Bima melalui Bidang Cipta Karya (CK). Untuk itu, sudah membangun koordinasi dengan Bidang CK pada Dinas PUPR tersebut sejak 6 bulan silam dan bahkan masih berlangsung sampai dengan saat ini.

“Dari hasil koordinasi tersebut, Bidang CK pada Dinas PUPR mengarahkan kami untuk merevitalisasi semua instalasi, antara lain pipa dan lainya. Bagi pengadaan pipa dan lainya guna menjawab keluhan air bersih tersebut, semuanya telah kami siapkan dengan menggunakan APBD Perubahan,” tandas Faruk.

Seiring dengan proses perjalanan waktu yang dinilai panjang soal air bersih tersebut, hampir tiap minggu pihaknya berkoordinasi dengan Bidang CK pada Dinas PUPR tersebut. Koordinasi tersebut, diakuinya lebih kepada mempertanyakan kapan keluhan warga soal air bersih tersebut bisa dijawab secara nyata dan apa pula kendala yang dihadapi. Sebab, air bersih tersebut merupak hal yang sangat mendasar dan membutuhkan jawaban Pemerintah yang bersifat segera.

“Masalah yang dihadapi oleh kami di Dinas Perkim soal air bersih ini, antara lain soal target penyetoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) khusus pada sebesar Rp70 juta per tahun. Sementara untuk menagih iuran bulan air bersih kepada warga tersebut, tentu saja sangat berat kami lakukan karena adanya masalah serius yang dihadapi oleh warga itu pula. Jika kondisinya masih seperti ini, kami khawatir akan berpengaruh kepada capaian PAD Dinas Perkim. Tetapi jika soal air bersih itu bisa dituntaskan pada Februari atau Maret tahun 2023 ini, Insya Allah soal capaian PAD tersebut akan bisa dipenuhi,” ujar Faruk.

Lagi-lagi soal keluhan air bersih khusus di Rusunawa tersebut, pihaknya mendapatkan penjelasan dari Bidang CK pada Dinas PUPR bahwa air bersih itu tinggal dialiri saja dengan pipa yang ada di depan jalan itu pula. Namun berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, hal itu masih terkendala oleh adanya dugaan sabotase dan lainnya.

“Kata Bidang PUPR, mereka menyemukan banyak sekali kandala yang dihadapinya sehingga belum bisa menjawab keluhan soal air bersih ke Rusunawa itu. Yakni soal dugaan sabotase dan lainya. Sekali lagi, bagi kami di Dinas Perkim ini telah menyiapkan semuanya. Dan untuk selanjutnya, tinggal menunggu kapan pihak Dinas PUPR menjalankan kegiatan tersebut,” papar Faruk.

Soal kekurangan air bersih di Rusunawa tersebut, Faruk mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat warga dan Ketua RT dan Ketua RA setempat akan menghadap Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE. Intinya, guna menjawab soal kebutuhan air bersih di Rusunawa tersebut pihaknya telah menyiapkan semua perangkat yang dibutuhkan sesuai arahan Dinas PUPR setempat. Sudahkan Dinas Perkim berkoordinasi dengan pihak PDAM terkait kekurangan air bersih di maksud?.

“Jujur saja, masih kurang paham tentang bagaimana kondisi pihak PDAM Bima hari ini. Yang paham soal itu adalah teman-teman di Dinas PUPR Kota Bima. Sebab, PDAM merupakan mitra dari Dinas PUPR Kota Bima. Intinya, apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab kami di Dinas Perkim ini telah disiapkan senilai Rp40 juta. Anggaran tersebut digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarananya,” ulas Faruk.

Terkait bak penampung yang ada di Rusunawa tersebut, diakuinay semuanya telah dibersihkan oleh pihaknya. Yang tak kalah mirisnya, pihaknya menemukan lumpur di dalam bak penampung tersebut setinggi satu meter.

“Di sana kan ada dua bak penampung. Lumpur-lumpur yang mengendap di dalam bak penampung tersebut telah kami sedot menggunakan mesin air. Kendala serius yang dihadapi di Rusunawa tersebut adalah soal air bersih. Beberapa tahun silam, pihak Dinas PUPR Kota Bima pernah melakukan pengeboran di musim kemarau. Namun, upaya tersebut tidak menemukan air bersih. Pihak Dinas PUPR juga pernah melakukan pengeboran air bersih di sana di saat musim hujan. Hasilnya, memang ada air tetapi sudah bercampur dengan air laut (rasanya asin). Jika air tersebut digunakan oleh warga setempat untuk mandi, tentu saja badanya menjadi gatal-gatal,” beber Faruk.

Belum lama ini pihak Dinas PUPR Kota Bima juga pernah melakukan pengeboran air bersih di sekitar Rusunawa tersebut. Mirisnya, upaya tersebut diakuinya sam-sekali tidak menemukan air.

“Karena kondisinya yang demikian, secara saya pribadi mendroping air bersih untuk warga Rusunawa tersebut menggunakan mobil tangky. Yang paling memprihatinkan lagi, warga menenteng air berih yang diberikan itu yakni mulai dari lantai lantai dasar hingga ke lantai tiga di Rusunawa. Sekali lagi, kasihan mereka. Dan kondisi itu mendsak kita semua untuk menyikapinya sesegera mungkin.

Upaya pengeboran air bersih oleh Pemerintah termasuk oleh Kementerian PUPR menggunakan bor kanda pun sudah dilakukan. Upaya pengeboran tersebut, dijelaskanya hingga kedalam 100 meter lebih. Namun, upaya keras Pemerintah tersebuttak juga menemukan air bersih.

“Itu real adanya. Semakin ke dalam kita mengebor air bersih di sana maka yang ditemukan adalah lumpur dan air asin. Artinya, di kedalaman itu adalah laut,” kata Faruk.

Upaya pengeboran air bersih di Rusunawa guna menjawab tuntutan sekaligus kebutuhan warga di sana, pun terus dilakukan oleh pihaknya. Upaya itu telah dilakukan oleh pihaknya di belasan titik di Rusunawa.

Inilah pipa Yang Diduga Dirusaki dan di Dalamnya Dimasukan Karung Oleh Oknum Tertentu Melalui Hasil Trackin Lokasi Bidang CK Pada Dinas PUPR Kota Bima Belum Lama ini.

“Dari belasan titik yang telah dibor itu, memang ada air bersih di permkaanya. Namun air tersebut sudah bau. Tercatat sudah 13 titik yang telah kami bosr di sana. Namun upaya pengeboran tersebut hanya menemukan air permukaan yang sudah bercampur limbah. Dan hl tersebut tentu saja tidak layak untu dikonsumsi,” tegas Faruk.

Guna menjawab tuntutan sekaligus kebutuhan warga Rusunawa tersebut soal air bersih, Faruk menegaskan bahwa sesungguhnya Pemkot Bima tak tinggal diam. Secara ilmiah ujarnya, Pemerintah telah berkali-kali melakukan pengeboran air bersih di sana. Namun, upaya nyata tersebut tak menemukan air bersih sesuai harapan semua orang.

“Maka solusinya, PDAM Bima harus menterjemahkan secara realistis soal MoU yang telah ditandatanganinya secara resmi dengan Pemkot Bima tersebut. Sekali lagi, jangan hanya PDAM tidak boleh berpangku tangan di tengah riel yang menimpa warga Rusunawa tersebut. Sebab, satu-satunya cara untuk menjawab tuntutan sekaligus kebutuhan warga Rusunawa tersebut adalah air bersih yang dialiri menggunakan pipa PDAM Bima. Sekali lagi, pihak PDAM Bima harus bertanggungjawab penuh terkait MoU tersebut,” pungkas Faruk.  

Secara terpisah Kadis PUPR Kota Bima melalui Kadis Kominfotik setempat, H. Mahfud yang dimintai tanggapanya menyatakan bahwa sampai saat ini Pemkot Bima sedang melakukan berupaya keras dan nyata guna menjawab keluhar warga Rusunawa tersebut soal air bersih. Antara lain, Dinas PUPR Kota Bima sedang sedang giatnya melakukan tracking lokasi di sejumlah titik, salah satunya di Rusunawa.

“Upaya itu dilakukan guna melihat secara langsung tentang tantangan dan kendalal yang menghambat aliran air bersih ke Rusunawa tersebut. Seiring dengan berjalanya kegiatan tracking lokasi tersebut, Dinas PUPR Kota Bima\ melalui bidang CK menemukan adanya sejumlah dugaan. Antara lain adanya pipa PDAM yang diduga dirusaki oleh oknum tertentu. Tak hanya itu, Bidang CK pada Dinas PUPR juga menemukan adanya karung yang dimasukan oleh oknum tertentu ke dalam pipa sehingga menghambat aliran air bersih ke sejumlah wilayah, termasuk ke Rusunawa,” ungkap Mahfud.

Terkait dugaan yang ditemukan oleh Bidang CK pada Dinas PUPR tersebut, Mahfud menegaskan bukan saja menjadi tangungjawab Pemerintah. Tetapi juga mendesak adanya sikap tegas seluruh elemen masyarakat Kota Bima.

“Salah satu masalah serius yang diduga menghambat alir air bersih melalui pipa PDAM tersebut adalah ulah tangan-tangan jahil oknum tersebut. Untuk itu, kita semua tak boleh tinggal diam. Sebab, air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang paling mendasar. Jika ke depan masyarakat menemukan adanya oknum perusak tersebut maka jangan segan-segan untuk menindaknya, caranya laporkan kepada pihak yang berwajib,” imbuhnya.

Mahfud menjelaskan, upaya tracking lokasi oleh Bidang CK pada Dinas PUPR Kota Bima tersebut masih berlangsung sampai dengan hari ini. Selanjutnya, Dinas PUPR Kota Bima akan kembali melakukan Rapat Koordinasi(Rakot) sekaligus evaluasi guna memastikan langkah-langkah real dan rasional guna memastikan air bersih mengalir secara aman pada sasaran, termasuk ke Rusunawa.

“Rakor dan evaluasi tersebut, juga akan melahirkan sebuah keputusan bagi pemindahan pipa PDAM dari lokasi semula ke lokasi lainya. Untuk itu, kami berharap agar masyarakat Kota Bima termasuk di Rusunawa agar bersabar. Atas kondisi warga yang mengeluhkan soal air bersih tersebut, tentu saja kita semua prihatin. Sebab, mereka adalah warga Kota Bima. Pun mereka adalah saudara kita semua. Sekali lagi, berikan kesempatan kepada Pemkot Bima melalui Dinas PUPR ini untuk mengurai sejumlah persoalan serius yang menjadi tantangan sekaligus kendala serius yang dihadapi terkait air bersih ini,” pungkas Mahfud. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.