Target Pembersihan Jembatan Ranggo dan Ule Kota Bima Selama 10 Hari

Moment Pembersihan Tumpukan Sampah di Jembatan Ranggo Kota Bima, Minggu (12/3/2023)

Visioner Berita Kota Bima-Tumpukan sampah di jembatan Ranggo Kelurahan Nae Kota Kota Bima diakui setinggi 2 meter lebih. Tim gabungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima yang melibatkan TNI-Polri, relawan dari PTTB dan TSBK se Kota Bima dan lainya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima dibawah kendali Syarif Rustaman (Kadis), Sat Pol PP setempat dibawah kendali Muhammad Nor Majid, SH (Kasat), Dinas Pemadam Kebakaran setempat dibawah kendali Didi Fahdiansyah ST, MT, dan BPBD kita Bima dibawah kendali Gufran S.Pd (Kalak) hingga kini masih bergelut melawan tumpuhkan sampah dimaksud (upaya pembersihan).

Liputan langsung Media ini melaporkan, upaya pengangkatan sampah dari kali ke atas mobil kebersihan dilakukan menggunakan mobil khusus. Selanjutnya sampah yang terdiri dari plastik, batang kayu dan lainya itu dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Kalak BPBD Kita Bima, Gufran S.pd yang didampingi oleh Kadis DLH Kota Bima, Syarif Rustaman dan Kasat Pol PP, Muhammad Nor Majid, SHmenyatakan bahwa upaya pembersihan tumpukan sampah tersebut sudah berlangsung selama 3 hari. Sementara target penuntasannya diakuinya berlangsung selama 10 hari ke depan.

"Upaya pembersihan ini juga melibatkan seluruh Ketua RT dan RW di Kelurahan Nae. Tak hanya itu, kegiatan peduli lingkungan ini juga melibatkan Lurah Nae yakni Chairunnisa. Kegiatan ini direncanakan akan berlangsung sampai dengan 20 hari, terhitung sejak 3 hari lalu," terang Kalak BPBD Kota Bima, Gufran S.Pd, M.Si, Minggu (12/3/2922).

Esensi dari aksi mulia peduli lingkungan tersebut, diakuinya lebih kepada mengantisipasi terjadinya luapan air ke lingkungan warga setempat. Sebab, tumpukan sampah di jembatan Ranggo ini merupakan salah satu pemicu terjadinya luapan air di sejumlah pemukiman warga di wilayah Kelurahan Nae.

"Tumpukan sampah ini menjadi salah satu penyebab terjadinya luapan air ke sejumlah pemukiman warga di wilayah setempat yakni disaat musim hujan tiba seperti sekarang ini. Dan tiangah jembatan itu menjadi pemicu utama terjadinya tumpukan sampah dimaksud. Sebab, karena tiangah jembatan itulah yang membuat sampah yang dibawa banjir tidak bisa sampai ke muara di wilayah Kelurahan Melayu Kecamatan Asakota," beber Gufran.

Oleh sebab itu, Gufran meminta kepada Gubernur NTB agar merobohkan tiang jembatan tersebut dan kemudian membangun kembali seperti jembatan Penatoi di Kecamatan Raba. 

"Sebelumnya, tiang jembatan Penatoi menjadi pemicu utama terjadinya luapa air di sejumlah pemukiman warga baik di Kelurahan Penatoi, Penaraga dan Lewirato. Namun setelah tiang jembatan Penatoi dirubahbseperti sekarang, Alhamdulillah luapan air ke sejumlah pemukiman warga tersebut terlihat sangat minim. Untuk itu, kami berharap agar Gubernur NTB memperlakukan jembatan Ranggo seperti jembatan Penatoi," harap Gufran.

Pemicu terjadinya tumpukan sampah di jembatan Ranggo dan di beberapa wilayah lainya yakni di bantaran sungai diduga karena ulah warga yang tidak peduli dengan kesehatan lingkungan. Maksudnya, warga ditengarai telah membiasakan diri membuang sampah di sungai. Olehnya demikian, kebiasaan buruk tersebut harus segera dihentikan guna menyelamatkan pemukiman warga di Kota Bima dari luapan Ari disaat musim hujan tiba.

"Yang tak kalah menyedihkan, disaat upaya pembersihan tumpukan sampah di jembatan Ranggo ini nampak jelas tentang hilangnya nilai gotong royong dari masyarakat setempat. Itu faktanya. Sebab, sejak awal hingga saat ini tak terlihat keterlibatan masyarakat setempat yang melakukan pembersihan sampah di jembatan Ranggo," tandas Gufran.

Setelah tumpukan sampah di jembatan Ranggo dituntaskan, selanjutnya Tim Gabungan akan melakukan hal yang sama di sebuah jembatan di wilayah Kelurahan Ule Kecamatan Asakota, tepatnya di Lingkungan Lewi Jambu. Dalam kaitan itu, pihaknya berharap adanya keterlibatan warga setempat untuk bergotong royong bersama pihaknya.

"Di sebuah jembatan di Lewi Jambu itu, sampainsaat ini tumpukan sampahnya masih ada. Oleh karenanya, kami akan menuntaskan hal tersebut setelah menuntaskan tumpukan sampah di jembatan Ranggo. Sekedar catatan penting, tumpukan sampah di sebuah jembatan di Lewi Jambu tersebut merupakan salah satu pemicu terjadinya luapan air di sejumlah pemukiman setemlatbdan di Kelurahan Melayu," pungkas Gufran. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.