Rumah Janda Miskin Tiga Anak Penjual Gorengan Ini Mendesak Terbukanya Mata Hati Pemerintah

Fakta Menyedihkan Ini Terjadi Sejak Puluhan Tahun Silam
Inilah Kondisi Rumah Janda Miskin Bernama Rosmini itu
Visioner Berita Kota Bima-Di RT 05/02 Kelurahan Paruga Kecamatan Rasana’e Barat Kota Bima, semua mata dihadapkan oleh sebuah pemandangan yang jauh dari kata menarik. Fakta tentang realitas kehidupan sosial warga miskin ini, nampaknya bukan hal baru. Tetapi, kisah nyata ini diakui terjadi sejak puluhan tahun silam yang hingga kini dinilai louput dari sentuhan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.

Lebih jelasnya, di sana terdapat sebuah rumah panggung milik seorang janda tiga anak bernama Rosmini (40). Kondisi rumah tersebut, diakui sangat tidak layak untuk dihuni. Atap rumah dari genteng itu, terlihat sudah banyak yang hancur. Demikian pula dengan dinding rumah yang terbuat dari bilit. Kondisi yang sama, juga terlihat pada plafon rumah. Kondisi senada pula, juga terlihat pada lantai rumah si janda miskin ini.

Janda tiga anak dengan kondisi ekonomi yang diakui sangat rendah ini, setiap hari bekerja sebagai penjual gorengan. Dari tiga orang anak yang masih hidup bersamanya, satu diantaranya masih duduk di bangku SMP (anak ketiga). Anak laki-lakinya yang satu, diakui mengalami cacat pada bagian tanganya. Sementara anak laki-lakinya yang satunya lagi, masih bekerja sebagai tukang parkir. Pekerjaan sebagai tukang parkir, lebih menopang kebutuhan keluarganya.

Beberapa orang warga sekitar menjelaskan, kondisi nyata ini merupakan satu-satunya di lingkungan itu. Maksudnya, rumah reot yang sudah puluhan tahun jauh dari sentuhan kemanusiaan ini diakui berada di tengah-tengah rumah layak huni milik tetangga-tetangganya yang lain.

“Kondisi ini mendesak terbukanya mata hati kita semua, terutama Pemerintah sebagai pihak paling bertanggungjawab terhadap kondisi kehidupan sosial masyarakatnya. Siapapun tentu saja akan sedih ketika melihat secara langsung kondisi kehidupan sosial janda tiga anak ini. Sungguh kondisi ini bukan hal baru. Tetapi, terjadi sejak puluhan tahun silam dan sampai sekarang luput dari sentuhan Pemerintah. Mohon kepada Visioner untuk mempublikasinya dengan harapan agar Dinas terkait di Kota Bima segera turun ke lapangan,” harap beberapa orang warga sekitar kepada Visioner, Kamis (20/2/2020).

Rumah reot tersebut, juga diakui juga tak luput dari hantaman banjir bandang yang melanda Kota Bima pada Desember 2016. Namun, beberapa orang warga tersebut mengaku apakah pemilik rumah ini mendapat bantuan dari Pemerintah atau sebaliknya. “Untuk memperoleh kepastian soal itu, silahkan Wartawan mewawancara langsung pemilik rumah ini. Soalnya, sampai sekarang yang bersangkutan sedang tidak ada di rumahnya. Tetapi, jika Pemerintah pernah hadir di sini tentu saja kondisinya tidak seperti yang kita saksikan sekarang,” ujar warga.

Warga kemudian menjelaskan, ketidaknyamanan hidup jandsa tiga anak ini juga terjadi pada setiap musim hujan. Keika terjadi hujan dengan intensitas lebat maupun sedang tandas warga, hampir seluruh isi rumah baik pakaian maupun perabotnya diguyur oleh air hujan. “Kamar-kamar tidur mereka pun basah karena air hujan. Sebab, di hampir semua atapnya mengalami kebocoran. Hal yang sama juga terjadi di berbagai sudut dindingnya yang terbuat dari bilit. Sekali lagi, sungguh kondisi ini sangat memprihatinkan. Dari kondisi ini pula, kita sangat berharap agar Pemerintah segera menyikapinya. Sebab, janda tiga anak ini juga menginginkan sentuhan yang sama seperti warga-warga miskin lainya oleh Pemerintah,” papar warga.

Warga juga mengungkap sesi lain darin janda tiga anak ini. Maksudnya, ia termasuk salah seorang pejuang yang mengantarkan H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2028-2023. “Maaf, ini tidak bermaksud mengkait-kaitkan dengan soal Pilakda Kota Bima atau siapa mendukung siapa serta berbuat apa. Tetapi, esensinya lebih kepada agar Pemerintahan Lutfi-Feri segera menjawab kondisi memperihatinkan yang terjadi sejak puluhan tahun silam ini. Dan, kita percaya dan bahkan sangat yakin bahwa Lutfi-Feri tidak akan tinggal diam dalam melihat kondisi yang dialami oleh warganya ini, kita do’akan saja,” tutur warga.

 Hingga berita ini ditulis, Rosmini belum berhasil diwawancarai oleh Visioner. Pasalnya, warga mengakui bahwa yang bersangkutan menjalani aktivitasnya sebagai penjual gorengan keliling. Namun kabar lain yang diperoleh Visioner melalui salah seorang warga yakni Isnar Winaninhgsih, Jum’at besok (21/2/2020) yang bersangkutan bersedia diwawancara oleh wartawan. “Besok ia nyatakan bersedia diwawancara oleh wartawan. Insya Allah, besok kita bertemu di lokasi,” ujar Isnar, Kamis (20/2/2020). Dan hingga berita ini ditulis, pihak Dinas Perkim Kota Bima belum sempat dimintai tanggapanya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perkim Kota Bima Didi Fahdiansyah, ST, MT yang dimintai tanggapanya berjanji bahwa Jum'at besok (21/2020) akan terjun ke lapangan guna melihat secara langsung tentang kondisi rumah milik Rosmini ini. "Insya Allah, besok kita akan terjun ke lapangan. Dan Insya Allah kondisi ini akan dijawab dengan program Rumah Layak Huni (RLH) dari Pemprov NTB tahun 2020, ada jatah 11 unit rumah untuk kelurahan Paruga," sahutnya, Kamis (20/2/2020)

Didi kemudian menjelaskan, tahun 2019 Kelurahan Paruga mendapat dana DA. Tapi,rumah milik Rosmini ini belum kejaring, "Mungkin saja hal itu dikarenakan oleh berbagai persyaratan dalam DAK yang tak terpenuhi. Sementara tahun 2020, DAK, BSPS tidak terdapat di Kelurahan Paruga, Namun, Kota Bima mendapat dana RLH dari Pemprov NTB sebanyak 11 unit rumah, Insya Allah, untuk rumahnya Rosmini ini akan kita masukkan dalam prioritas penanganan, dan akan mulai dilakukan pendataan agar tersingkron dengan data RLH Provinsi NTB pula," janjinya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.