Oknum Pengguna Logo APJATI Dikecam Keras, Sponsor PJTKI Bongkar Dugaan Oknum Wartawan Minta Uang Rp100 Juta

Juga Dibantah Tudingan Konspirasi Dengan Imigrasi Bima

Foto Bersama Pengurus APJATI Bima-Dompu Usai Kegiatan Konferensi Pers, Kamis (14/4/2022)

Visioner Berita Bima-Ketua APJATI Bima-Dompu, Syarifuddin kini marah besar. Kemarahanya dipicu oleh dugaan adanya oknum tertentu yang menggunakan logo APJATI untuk kepentingan tertentu.

Tak hanya itu, pria yang akrab disapa Fedo ini juga marah karena dugaan bahwa APJATI Bima-Dompu melakukan konspirasi alias kerjasama di luar aturan dengan pihak imigrasi kelas III non TPI Bima sebagaimana diberitakan oleh salah satu media online di Bima pada tanggal 13 Mei 2022.

Fedo kemudian menegaskan bahwa secara Organisatoris pihaknya tidak pernah melakukan rapat apapun untuk merekomendasikan jajaran pengurusnya untuk melakukan kerja sama dengan pihak Imigrasi setempat terkait pembuatan Pasport umum 48 tahun untuk pergi kunjungan atau jalan-jalan ke Luar Negeri.

Oleh karenanya, Fedo memastikan bahwa informasi yang telah disebarluaskan itu adalah tidak bertanggungjawab alias sesat serta menyesatkan banyak orang.

“APJATI Bima-Dompu tidak pernah melakukan hal itu. Kemungkinan besar hal tersebut dilakukan oleh oknum Pengurus yang mengatas namakan APJATI Bima-Dompu. Jika benar ada yang demikian, maka kami mengecamnya dengan keras,” timpal Fedo pada moment Konferensi Pers, Kamis (14/4/2022).

Fedo kembali menegaskan, secara administratif maupun organisatoris bahwa APJATI Bima-Dompu tidak pernah merekomendasikan jajaran pengurus untuk berkecimpung melakukan pembuatan Pasport Umum 48 tersebut.

“APJATI Bima-Dompu rapat kerjanya beberapa bulan lalu di Hotel La ILa Kota Bima telah menegaskan untuk membasmi adanya pengiriman CPMI-PMI secara ilegal oleh oknum-oknum tertentu. Dan ketegasan tersebut merupakan bagian dari visi-misi Pengurus APJATI Bima-Dompu Periode 2021-2025. Sekali lagi, tudingan miring yang darahkan oleh oknu tertentu kepada APJATI Bima-Dompu tersebut adalah ngawur,” papar Fedo.

Terkait tudingan miring tersebut, pihaknya akan segera melakukan rapat resmi. Rapat tersebut diakuinya dalam rangka untuk merumuskan langkah-langkah guna menjawab tudingan miring dimaksud.

“Sebab dengan informasi sesat yang telah disebar luaskan itu telah merusak nama baik Lembaga APJATI secara Organisatoris. Disisi lain Imigrasi, Disnakertran dan APH adalah Mitra kerja sebagai Lembaga tempat kordinasinya APJATI secara khusus terkait CPMI-PMI yang diperlakukan secara tak wajar oleh majikannya atau meninggal dunia baik di Dalam Negeri maupun di di Luar Negeri,” tandas Fedo.

Untuk itu, oknum tertentu yang telah menyebar luaskan informasi sesat tersebut, didesaknya agar segera membuktikanya melalui data akurat. Hal tersebut diakuinya guna menganulir fitnah keji yang diduga sengaja diarahkanya oleh oknum tertentu itu kepada pihak APJATI Bima-Dompu dan pihak Imigrasi Bima.

“Jika anda merasa benar, maka tunjukan data akuratnya. Sebaliknya, berarti anda telah merusak nama baik institusi APJATI Bima-Dompu dan pihak Imigrasi Bima. Sekali lagi, jangan asal celoteh jika tak memiliki data akurat,” imbuhnya.

Pada moment yang sama, salah seorang sponsor TKI yakni Jaenab mengaku kecewa dengan insofmrasi sesat yang telah disebar luaskan oleh oknum tertentu tersebut. Jaenab kemudian mengungkap, beberapa hari lalu pernah dihubungi melalui seluler oleh oknum Wartawan pada salah satu Media Online berinisial O.

“Melalui slauran seluler tersebut, ia menuding saya telah menerima uang dari salah satu TKI. Dan tudingan itu saya membantahnya dengan keras. Saya membantahnya karena tudingan itu ngawur alias karangan bebas yang bersangkutan,” tegas Jaenab.

Jaenab kemudian membongkar, pada pembicaraan yang berlangsung lebih dari 10 menit melalui saluran seluler itu-oknum tersebut justeru meminta uang Rp100 juta. Konon uang yang diminta tersebut ungkap Jaenab, akan digunakan oleh oknum itu untuk mengamankan Imigrasi.

“Itu aneh, maksudnya mengamankan Imigrasi Bima dalam bentuk apa?. Dia meminta uang tersebut untuk mengamankan Imigrasi Bima, lantas apa kaitanya dengan saya,” tanyanya dengan nada serius.

Jaenab kemudian menduga bahwa informasi palsu yang telah tersebar luas itu sengaja digunakan untuk dijadikan sebagai alat pemerasan terhadap pihak Imigrasi dan dirinya.

“Buktikan tudinganya, jangan hanya Asal Bunyi (Asbun). Sekali lagi, saya menduga bahwa informasi tak bertanggungjawab tersebut digunakan sebagai alat untuk memeras,” pungkasnya. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.