Jeritan Bunga Yang “Dasikiti” Oleh DS, Dua Kali Depresi-Nyaris Mau Bunuh Diri Karena Tak Tahan Rasa Sakit

Keluarga Bunga Kini Bukan, PUSPA Kota Bima Nyatakan Siap Hadir

Bunga Yang "Disakiti" DS

Visioner Berita Kota Bima-Kisah Bunga yang dipacari, dihamili oleh DS hingga melahirkan seorang anak perempuan berumur 9 tahun, diakui kini membuat Bunga merasa terpukul dan menderita. Karena eksepektasinya untuk dinikahi oleh DS walau secara siri tetapi tercatat, hingga kini tak kunjung terwujud. Yang tak kalah mirisnya lagi, Bunga mengaku sempat mengalami depresi dan dua kali pula nyaris bunuh diri karena tak mampu menahan rasa sakitnya.

Sabtu siang (8/10/2022), Bunga yang didampingi oleh salah seorang Penggiat Perempuand an Anak mengungkap kisah manis dan pahitnya selama membagun hubungan cinta kasih dengan DS hingga hamil dan kemudian melahirkan seorang anak perempuan yang kini berusia 9 bulan. Ada banyak kisah manis yang dialaminya selama lebih dari satu tahun bersama DS.

Namun ekepaketasinya untuk dinikahi oleh DS, diakuinya justeru berakhir dengan air mata dan kesedihan yang teramat dalam. Pil pahit yang disuguhkanya setelah sekian lama membangun hubungan manisnya dengan DS tersebut, dikatakanya adalah sesuatu yang tidak disangka-sangkanya. Itu semua terjadi, diduganya karena kuatnya intervensi kedua orang tua DS dan keluarganya.  

“Sungguh saya serta keluarga tidak pernah menyangka hadirnya peistiwa pahit ini. Kisah nyata ini tentu saja snagat kontradiktif dengan yang terjadi selama saya berhubungan cinta kasih dengan DS. Seama berpacaran dengan saya, DS itu orangnya cemburuan. Tetapi dia sangat mencintai saya. Saat manisnya hubungan cinta kasih tersebut, DS seringkali datang ke rumah. Dan kamipun sering makan bakso berduaan. Dan terkadang saya yang membayar bakso tersebut,” tandas Bunga.

Membangun hubugan pacaran dengan DS sejak memasuki tahun 2020. Enam bulan setelah pacaran tepatnya Mei 2021, Bunga mengaku hamil. Dan melahirkan putrinya yang kini berusia 9 bulan tersebut pada Desember tahun 2021.

“Pada Desember 2021, anak kami ini dilahirkan secara prematur. Namun Alhamdulillah kini putri kami ini tumbuh secara sehat hingga kini berumur 9 bulan. DS pun pernah meminta foto anaknya ini.Setelah melihat foto itu, DS mengakui bahwa ini adalah anaknya. Dan anak ini diakuinya mirip dengan DS pula,” tandas Bunga.

Selama membangun hubungan cinta kasih dengan DS, dijelaskanya bahwa DS menjanjikan akan menikahinya. Namun janji itu kini menyisahkan derita teramat panjang bagi Bunga.

“Tapi keluarganya manunya antara saya dengan DS menikah secara siri. Awalnya DS enggan untuk itu. Namun ia harus tunduk kepada kedua orang tunya. Dan akhirnya DS menuruti keinginan kedua orang tuanya. Kalau dia tidak mengikuti keinginan kedua orang tuanya maka semua fasilitas yang ada padanya (DS) akan ditarik semua oleh kedua orang tuanya itu,” duga Bunga.

Dan Bunga kemudian menduga ada sesuatu soal hubunganya dengan DS. Yakni dugaan adanya pernyataan “adalah sesuatu yang bersifat mustahil jika Bunga bisa diajak hidup susah jika menikah dengan DS”.

“Hal itu saya ketahui melalui chatingan antara DS dengan keluarganya. Namun pada saat itu, DS pernah mengatakan kepada saya yakni hanya empat hari untuk menuntaskan soal proses dan tahapan menuju moment pernikahan. Juga sempat menunggu untuk mengurus pernikahan tersebut. Dan dalam kaitan itu DS pernah mengatakan sudah capek memakai baju untuk pernikahan. Namun saya disebutnya bahwa saya sudah tidak ada kabar lagi,” ungkap Bunga.

Pernikahan siri yang diinginkan oleh DS dan kedua orang tuanya itu, dibeberkanya bukan di Kota Bima. Tetapi hal itu saat itu dilaksanakan rumah orang yang tidak diketahui identitasnya oleh Bunag dan kedua orang tuanya serta keluarganya.

“Saya diajak nikah siri di rumah orang yang saya dan keluarga tidak tahu identitasnya di Sila itu yakni pada usia kehamilan saya 8 bulan. Saat diajaknya untuk nikah siri di Sila itu, saya dan keluarga ingin dijemput oleh mereka. Dan saat itu kami disuruh tunggu dijalan dan selanjutnya menuju moment pernikahan siri di Sila tersebut,” ungkap Bunga.

Hal itu yang ditegaskanya tidak diinginkan oleh Bunga dan kedua orang tuanya serta keluarganya. Pasalnya, identitas pemilik rumah di Sila itu diakuinya tidak dijelaskan oleh DS dan kedua orang tuanya. Dan yang tak elok lagi bagi Bunga dan kedua orang tua serta keluarganya adalah diruruh tunggu di pinggir jalan untuk kemudian menuju tempat pernikahan siri diSila itu.

“Saat itu, kami sekeluarga tidak menunggunya di jalan raya. Tetapi tetap bertahan untuk berada di rumah ini. Pasalnya, kami sngat bingung tentang rumah siapa yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan nikah siri antara saya dengan DS di Sila itu. Mereka tidak pernah menjelaskan tentang rumah siapa di Sila itu. Dan pernikahan siri dilaksanakan di Sila tersebut, itupun diberitahunya melalui saluran seluler (telephone) saat ditelephone oleh mama saya,” terang Bunga.

Saat diajak menikah siri di sebuah rumah di Sila itu, Bunga mengatakan bahwa saat itu DS tidak pernah meminta Bunga untuk menyiapkan diri dengan pakaian pernikahan. Tetapi saat itu papar Bunga, DS memintanya untuk menunggu dijalan sara untuk kemudian menggunakan mobil menuju sebuah rumah untuk dpernikahan siri di Sila.

“Saat itu tidak pernah ada sama sekali bicara soal mahar. Kalau ada yang bilang ada persiapan mahar sebesar puluhn juta rupiah, itu bohong besar. Dan kami tidak pernah menuntut uang mahar. Tetapi yang kami tuntut adalah menikah untuk kepentingan anak dalam kandungan saya ini. Maksudnya, menikah agar ada legalitas bagi anak ini. Kami menerima tawaran nikah siri dari mereka. Tetapi cara mereka yang kami tolak. Kami mau nikah siri, tapi pelaksanaanya di rumah kami ini,” tegas Bunga lagi.

Karena keinginan pihaknya berhadapan dengan jalan buntu, akhirnya Bunga dan keluarganya mengajak Bhabinkamtibmas dan Babinsa setelah untuk melakukan mediasi di Kantor Kelurahan Rabangodu Selatan. Pada moment mediasi di Rabangodu itu juga dijelasknya ada Kepala Kelurahan setempat, babinsa setempat serta Bhabinkamtibmas setempat.

“Pada moment mediasidi Kantor Kelurahan Rabangodu tersebut, DS dan keluarganya tidak hadir. Tetapi para pihak yang ada di Kelurahan Rabangodu saat itu menyampaikan kepada kami bahwa DS dan keluarganya mai nikah siri. Tempat pernikahan siri yang mereka tawarkan kepada kami itu juga tidak dijelaskan oleh mereka. Bahkan saat itu, Bhabinkamtibmas setempat mengatakan kepada kami, kalau mau melaporkan kepada polisi ya silahkan saja laporkan,” kata Bunga lagi.

Karena ekspektasinya tak kunjung terwujud, akhirnya Bunga dan keluarganya melaporkan kasus tersebut kepada Unit PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota. Hanya saja kasus itu tidak bisa dilanjutkan karena unsurnya tindak pidananya tidak terpenuhi.

“Tak ada lagi tempat kami mengadu. Kami juga tidak tahu cara melaporkan kasus ini kepada pihak Komnas Anak dan Komnas HAM Indonesia. Kendati demikian, kami meminta pihak UPTD Anak Kota Bima dan Pengacara yang dipersiapkanya yakni Pak Mulyadin, SH untuk membantu kami. Dan Alhamdulillah, mereka dan Pegiat lainya yang bisa membantu kami hingga saat ini,” tutur Bunga.

Pada saat sebelum melahirkan putrinya yang kini sudah berumur 9 bulan tersebut, Bunga mengaku tidak ada komunikasi dengan DS. Namun selanjutnya Bunga mengatakan pernah menyampaikan informasi soal itu kepada DS melalui saluran informasi dan elektronik (Massanger dan WA). Mirisnya DS justeru memblokir WA dan Massangernya Bunga. Saluran WA dan Massanger Bunga itu diblokir oleh DS, dijelaskanya pada saat beberapa jam Bunga melahirkan anaknya yang kini berusia 9 bulan tersebut

Yang diblokir oleh Bunga bukan saja WA dan Massangernya DS. Tetapi juga Facebook dan Massangernya DS. Tetapi pemblokiran itu dikatakan Bunga sempat dibuka kembali. Hal itu dikarenakan oleh DS yang meminta foto anakna ini dikirim kepada DS pula. Selain itu, pada Massangernya, ada kata-kata DS yag diakuinya sangat kotor. Dan melalui Massanger itu pula, DS menudingnya (Bunga) berselingkuh dengan lelaki lain.

“Saya memblokir WA dan massangernya DS. Setelah anak ini berusia 1 bulan, saya membuka kembali WA milik DS yang diblokir itu. Selanjutnya dia meminta video dan foto anaknya ini. Namun saat itu, mama saya melarangnya. Tetapi akhirnya foto video tentang anaknya dikirim ke WA DS. Setelah menerima video dan foto itu, DS mengedit fotonya saat ia kecil dengan anak ini (dijadikan foto berdampingan) dan kemudian dikirim kembali.  Pada yang disatukan melalui editan tersebut, DS mengakui bahwa anak ini miripnya (DS) saat masih kecil,” papar Bunga.

 Tetapi benarkan anda dan keluarga bermata duitan seperti isu yang berkembangan di luar sana sehingga DS dan keluarganya menolak untuk menikah dengan anda pula?.

“Astaghfriullahal Adzim, demi Allah itu tidak benar. Tetapi saya tidak pernah membantah pernah menerima uang yang diberikan oleh DS sebesar Rp300 ribu. Hal itu diberikan disaat anaknya ini berusia 4 bulan. Hal itu diberikan karena saya memintanya secara terpaksa. Sebab, saat itu jadwal ngetrip saya belum keluar. Saat itu DS pun pernah berkata soal alasan enggan mengirimkan uang kepada saya. Yakni karena alasan bahwa saya ini cerewet, apabila DS mengirimkan uang kepada saya maka ia takut diberitahukan oleh saya kepada mamanya,” ucap Bunga.

Singkatnya, Bunga mengungkapkan keinginanya dan itu diakuinya tidak berlebihan. Sejak dulu hingga dihadapkan dengan konsis seperti ini, bukan materi yang dituntut oleh Bunga. Tetapi adanya pengakuan resmi dari DS terhadap putrinya ini demi keberlangsung hidup dan masa depanya.

“Jangan lagu mengumbar fitnah bahwa saya dan keluarga bermata keluarga. Saya dan keluarga hanya ingin nikah secara tercatat untuk kepentingan putri semata wayang kami ini. Setelah saya dinikah secara tercatat, selanjutnya DS mau menceraikan saya itu tidak jadi masalah. Jangan ada kecurigaan bahwa Putri semata wayang kami ini lahir atas hubungan saya dengan orang lain. Jika ingin membuktikan kebenaran soal itu, silahkan tempuh jalur tes DNA,” imbuh Bunga.

Bunga kemudian menyampaikan kepada DS dan kedua orang tuanya. Yakni mempersilahkan DS dan kedua orang tuanya untuk datang di rumah Bunga guna melihat secara langsung putri semata wayangnya itu.

“Kepada DS, saya berharap agar dia datang ke rumah ini untuk melihat secara langsung anaknya ini. Dan kepada kedua orang tuanya DS, saya meminta agar datang ke rumah ini untuk melihat secara langsung cucunya ini,” harap Bunga.

Selama membangun hubungan cinta kasih dengan DS, Bunga mengaku pernah datang ke rumah orang tuanya DS. Hal itu diakuinya berlangsung selama dua kali. Dalam kaitan itu, Bunga mengaku tidak mendapkan penolakan atau penerimaan dari orang tuanya DS. Hanya saja katanya, ibunya DS meminta Bunga segera pulag karena suasana sudah malam.

“Kedua orang tuanya telah mengetahu kalau saya berpacaran dengan anaknya. Namun apakah mereka menerima atau menolak saya, tidak pernah diucapkanya. Dan saat ke rumah itu, saat itu tidak ada kata larangan dari mereka,” tandas Bunga.

Selama dihadapkan dengan kondisi yang diakuinya paling menyakitkan ini, Bungan kemudian mengungkapkanya sembari meneteskan air mata. Sembari menangis dan mengusap air matanya, Bunga mengaku sangat terpukul dengan keadaan yang sedang dihadapinya.

“Hati dan perasaan saya serta keluarga tentu saja sangat terpukul. Ini merupakan masalah serius perdana yang saya hadapi. Saya tidak menyangka bahwa hubungan yang awalnya manis lalu berakhir menyakitkan seperti ini.Yang saya fikirkan saat ini,demi Allah SWT bukan soal materi tetapi nasib dan masa depan anak saya ini yang lahir atas hubungan bersama DS,” keluhnya sembari mengusap air matanya.

Masih disaat Bunga mengusap ari matanya karena kondisi pahit yang dihadapinya, ia kemudian berpesan kepada wanita-wanita Indonesia khususnya Bima agar tidak mudah terjebak oleh janji manis para pria. Sebab, ungkapan cintanya kepada setiap wanita belum tentu diamini oleh kedua orang tuanya.

“Cukuplah saya yang mengalami hal seperti ini. Jangan lagi ada korban-korban lainya. Pesan ini saya sampaikan ini yakni berangkat dari kenyataan pahit yangsaya rasakan,” pungkas Bunga.

Tokoh Sekaligus Keluarga Bunga Buka Suara-Akan Bersurat ke Komnas Perempuan dan Anak Indonesia

Keluarga Bunga, Wahyudin

Jika sebelumnya keluarga Bunga terdiam, namun kini buka suara. Seorang Tokoh yang juga mantan Calon Wakil Walikota Bima, Wahyudin menegaskan agar semua pihak berfikir, bertindak dan bersikap waras. Sebab, sebahagian orang di manapun tentu memiliki anak dan keluarga yang perempuan.  

“Atas nama keluarga, saya bukan hadir untuk membela Bunga. Tetapi lebih kepada bertarung untuk membela perempuan dan anak Indonesia. Dengan menikahi Bunga oleh DS, adalah sama halnya dengan menyelamatkan martabat dan kehormatan perempuan dan anak Indonesia. Jika sebaliknya (tidak menikahi Bunga) maka itu berarti patut didugabahwa DS telah menyakiti perempuan dan anak Indonesia. Soal melepaskan tanggungjawab setelah Bunga dihamili lalu melahirkan anak perempuan itu, ANDA jangan pernah berfikir akan lepas dari hukuman sosial,” tegasnya melalui saluran seluler, Minggu (8/10/2022).

Keberpihakan terkait kasus ini, dihimbaunya harus diletakan kepada keduanya (Bunga dan DS). Sementara meletakan keberpihakan pada satu sisi misalnya, itu berarti telah menyakiti yang satunya.

“Terkait kasus yang sedang dihadapi oleh Bunga sebagai keluarga saya ini, saya tegaskan agar Agama tidak dijadikan sebagai simbol semata. Maka warasanya terkait hal yang satu ini adalah menikahkan keduanya. Sebab itu adalah perintah Agama kita. Baca, cermati dan hayati serta amalkan ayat-ayat yang terkandung di dalam Alqur’an itu,” imbuhnya.

Wahyudin kemudian mengaku pernah mendengar adanya oknum tertentu yang diduga terlalu jauh meletakan keberpihakan kepada hanya seseorang terkait kasus ini. Untuk itu, ia menghimbau agar oknum tersebut berhati-hati, tetapi harus mengedepankan sisi kewarasanya di mana Agama dan Kita Suci Alqur’an harus dijadikan sebagai tuntutanya dalam pengambilan sikap.

“Insya Allah, dalam waktu dekat saya akan ke Mabes Polri untuk membicarakan secara khusus soal itu. Selanjutnya, Insya Allah kami akan bersurat ke Komnas Perempuan dan Anak Indonesia untuk menindaklanjuti masalah yang sedang dihadapi oleh Bunga dan anaknya itu. Dan saya meminta kepada Wartawan untuk tidak berhenti menulis masalah ini. Punatas nama keluarga Bunga, saya tidak peduli tentang siapa dibelakang mereka,” ucapnya dengan nada tegas.

Wahyudin kemudian berharap agar Lembaga-Lembaga yang berkaitan dengan perempuan dan Anak di Indonesia, khususnya di Kota Bima agar terus membuktikan keberpihakanya keada Bunga dan anaknya yang lahir atas hubungan terlarangnya dengan DS. Sebab, status anak yang lahir tanpa ayah ditegaskanya akan tetap menjadi catatan hitam dan kelam teramat panjang yang dirasakan oleh anak itu pula.

“Sesungguhnya sangat terlambat bagi dia untuk menolak menikahi Bunga. Sebab, Bunga telah dipacari, dihamili hingga melahirkan anak perempuan yang kini berusia 9 bulan. Saran waras dari saya, segera nikahi Bunga guna mendapatkan kepastian dan nasib serta keberlangsungan hidup anaknya itu. Itu dimaksudkan agar reaksi sosial terkait kasus ini tidak berlarut-larut, Sekali lagi, saya tegaskan kepada pihak Media Massa agar tidak berhenti menulis dan jangan terpengaruh oleh siapapun terkait masalah ini,” imbuhnya.  

Sementara itu, Kepala UPTD Anak Kota Bima yakni Muhammad Djafa S.Sos mengaku telah mendatangi ibu kandungnya DS ke suatu tempat. Itu dimaksudkan agar yang bersangkutan segera merestui pernikahan antara Bunga dengan DS. Tak hanya itu, pihaknya juga sudah memanggil ibu kandungnya DS ke Kantor UPTD Anak Kota Bima. Pada moment tersebut ungkapnya, ibu kandung DS didampingi oleh Bhabinkamtibmas Rabagodu Selatan-Kota Bima.

“Pada dua moment penting tersebut, ibu kandung DS tetap tidak merestui pernikahan antara DS dengan Bunga. Padahal, keduanya menjalani hubungan pacaran hingga Bunga hamil dan kemudian melahirkan seorang anak perempuan yang kini berumur 9 bulan. Alasan ibu kandung DS untuk menolak menikahi Bunga dengan DS itu yakni karena DS belu m mampu membiayai hidupnya setalah berumah tangga. Sebab, kini DS masih duduk diangku kuliah,” ungkap Djafar.

Ketua PUSPA Kota Bima,Hj. Ellya Alwaini H. Muhammat Lutfi
Masih soal kasus ini, pihak PUSPA Kota Bima juga pun terpanggil. Dalam waktu segera, pihak PUSPA Kota Bima yang juga istri Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE yakni Hj. Ellya Alwainy akan hadir ke keduaman Bunga di salah satu Kelurahan di Kecamatan Mpunda Kota Bima.

Sementara upaya-upaya yang akan dilakukan oleh pihak PUSPA Kota Bima dalam kaitan itu, antara lain akan datang ke rumah Bunga guna memberikan batuan. Namun secara detail soal bantuan itu, higga kini belum dijelaskan. Hal-hal lain yang dilakukan oleh pihak PUSPA Kota Bima terkait kasusini, salah satunya melakukan advokasi dan kemudian merumuskan hal-hal yang akan dilakukanya pada sessi selanjutnya.

Sedangkan atas peristiwa yang menimpa Bunga dan kondisi psikologis yang sedang dihadapi oleh anaknya saat ini, pihak PUSPA Kota Bima kemudian menyatakan keprihatinanya yang sangat mendalam. Untuk itu, pihak PUSPA Kota Bima menyarankan agar berbagai pihak bersikap bijak dan mengambil keputusan serta menempatkan sisi kemanusiaan dan Agama sebagai payung pengambilan keputusan.

"Kami nyatakan keprihatinan yang teramat dalam atas kondisi yang sedang alami Bunga dan anaknya itu. Untuk itu, tentu saja kami harus menyikapinya. Dan Insya Allah, dalam waktu segera kami akan hadir ke rumah Bunga. Jangan lagi banyak bertanya, yang pasti jiwa kami di PUSPA sangat terpangil terkait masalah yang sedang dihadapi Bunga dan anaknya ini," tegas Ketua PUSPA yang juga Bunda Literasi Kota Bima yakni Hj. Ellya Alwainy H. Muhammad Lutfi, Minggu (8/10/2022).  (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.