Kisah Tersangka Sabu, Dari “Berhubungan Khusus Dengan Seorang Bandar", Sempat Pindah Agama Hingga Janji Taubat Nasuhah
Sekitar 30 Menit Bersama NS di Ruang Tunggu Satresnarkoba Polres Bima Kota, Kamis (11/5/2023) |
Visioner Berita Kota Bima-Tercatat sudah lebih dari satu bulan tersangka kasus Narkotika jenis sabu berinisial NS (23) ditetapkan secara resmi sebagai tersangka dan ditahan di sel tahanan Polres Bima Kota. Lulusan Akademi Kebidanan (Akbid) berparas cantik, bekulit putih, humoris dan komunikatif itu ditangkap oleh Tim Cobra Alpha Satresnarkoba Polres Bima Kota yang dipimpin oleh Apda Fahriamin, SH disalah satu kamar kos dilingkungan Santi Kecamatan Mpunda-Kota Bima pada pertengahan April 2023.
Dalam kasus itu, tentu saja NS tak sendiri. Tetapi saat itu ia ditangkap bersama seorang terduga bandar berinisial PRW Barang-Bukti (BB) sabu seberat 0,8 gram (berat bersih). Pun dalam kasus tersebut, PRW telah ditetapkan secara resmi sebagai tersangka dan ditahan di dalam sel tahanan Polres Bima Kota pula.
Hingga berita ini ditulis, proses pemberkasan terkait kasus ini sedang dituntaskan oleh Penyidik Satresnarkoba Polres Bima Kota. Dan dikabarkan bahwa berkas kasus ini akan segera dilimpahkan penanganannya kepada pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Bima.
Sejak mendekam di dalam sel tahanan Polres Bima Kota hingga saat ini, terlihat ada yang berubah pada diri NS. Jika sebelumnya warna kulitnya terlihat hitam, namun kini terlihat sudah putih bersih serta menggunakan jilbab. Sikapnya yang humoris, komunikatif dan suple pun terlihat masih sangat terjaga dengan baik.
Kondisi real itu dilihat secara langsung oleh Media Onlie www.visionerbima.com dikantor Sartresnarkoba Polres Bima Kota, Kamis siang (11/5/5/2023). Pada moment yang bersamaan, Media ini meminta kesempatan NS untuk diwawancara khusus terkait banyak hal. Tawaran tersebut, praktis saja diamininya.
“Sudah lama juga saya tidak berbincang dan bercanda-ria dengan Wartawan yang satu ini. Yuk kita bincang-bincang santai di ruang tunggu Satresnarkoba ini. Semua pertanyaanya,tentu saja akan saya jawab. Tetapi jangan tanya yang berat-berat ya,” ujar darah asimiliasi Bima-Bandung, Jawa Barat (Jabar) ini.
Mengawali perbincanga, NS menceritakan tentang kondisi yag sedang dihadapinya setelah dibekuk oleh Polisi dalam kasus Narkotika jenis sabu. Pada moment itu pula, NS terlihat sempat meneteskan air mata.
“Rasanya sangat berat dan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Sampai saat ini, saya belum mampu membalikan keadaan. Pasa ditangkap dan ditahan dalam kasus sabu, saya pernah hampir mau menyerah. Dan sampai dengan hari ini saya belum bisa berdamai dengan keadaan,” sahutnya sembari mengusap air mata.
Namun dari kisah nyata itu, ia mengaku menjadikanya sebagai pengalaman paling berharga dalam hidupnya. Lebih jelasnya, dari dosa yang diperbuatnya dalam kaitan itu akan dijadikan sebagai motivasinya menuju kehidupan yang lebih baik untuk selanjutnya.
“Saya sangat berdosa kepada Allah SWT. Dan saya sangat berdosa kepada orang tua saya, terutama Almahum ayah saya. Sebab, apa yang saya lakukan itu dipicu oleh lupa terhadap Allah SWT dan abai terhadap perintah serta harapan kedua orang tua saya,” paparnya.
NS mengaku bahwa drinya adalah satu-satunya (tunggal) dari kedua orang tuanya. Diakuinya, sejak manamatkan kuliah di Akademi Kebidanan (Akbid) hingga saat ini belum mampu membalas jasa kedua orang tuanya.
“Setelah ayah meninggal dunia dan saya wisuda, harapan terbesarnya adalah saya tampil sebagai tulang punnggung keluarga. Namn cita-cita dan harapan tersebut, sampai saat ini belum mampu saya wujudkan. Ya, saya sungguh berdosa. Maka maafkanlah saya,” harap NS.
Dari dosa-dosa tersebut, didalam sel tahanan Polres Bima Kota NS mengaku selalu berdo’a dan berharap kepada Sang Pencipta (Allah SWT) agar nantinya bisa menjadi anak yang berguna Agama, orang tuanya, bangsa dan Negara. Dan sejak awal berada di dalam sel tahanan Polres Bima Kota hingga saat ini, NS mengaku rajib Sholat dan mengaji.
“Di dalam sel tahanan Polres Bima Kota, ada seorang Ustadz yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus jual-beli HP hasil curian. Setiap hari, Ustadz itulah yang selalu membimbing saya untuk selalu mengingat Allah SWT. Bimbingan yang sama juga saya dapatkan dari pihak Polres Bima Kota. Terimakasih karena telah membimbing saya ke jalan yang benar,” tandas NS.
Di moment tersebut, NS bercerita tentang ayah kandungnya di masa hidupnya. Yakni, sang ayah selalu berpesan kepada NS untuk rajin Sholat dan mengaji.
“Dan sebelum ayah meninggal dunia, ia ingin saya bekerja setelah menamatkan diri di Akbid. Dan sebelum meninggal dunia, ayah sangat sibuk mencari pekerjaan buat saya. Tetapitakdir berkata lain, ayah meninggal dunia disaat posisi saya masih berstatus pengangguran,” ungkap NS.
Terjerat dalam kasus Narkoba, diakuiya karena merasa terhimpit oleh sebuah keadaan yag tak bisa diselesaikanya sendiri. Hanya saja, ia enggan menjelaskan di ruang publik karena pertimbangan privacy.
“Saya tidak ingin menjelaskanya secara jauh. Saya terjerumus ke dalam dunia hitam bernama sabu, itu lebih dikarenakan oleh diri saya sendiri yang lupa terhadap Agama dan Allah SWT. Maafkanlah saya. Dan saya berjanji, setelah saya bebas nanti tak akan mengulangi hal yang sama. Kecuali, saya berharap bisa bekerja guna membalas jasa orang tua yang melahir serta membesarkan saya sampai dengan hari ini,” harapnya lagi.
NS kemudian menceritakan soal pertama kali dirinya mengenal sekaligus sebagai pengguna Narkotika jenis sabu. Lebih jelasnya, pada “sebuah keadaan” saat itu, ia mengaku mengenal seseorang higga terlibat dalam dunia hitam bernama sabu.
“Identitas orang itu tentu saja tidakingin saya buka di ruang publik. Sebab, hal tersebut telah saya posisikan sebagai sejarah kelam sekaligus pelajaran paling berharga bagi saya,” tegasnya.
Dari awal mencoba menggunakan sabu, lama-kelamaan ia mengaku merasa ketagihan. Waktu terus bergulir, menggunakan sabu pun terus dilakukannya. Dan dalam kaitan itu, bukan saja orang dimaksud yang ia kenal. Tetapi juga ada yang lainnya.
“Saya hanyalan pengguna. Saya tidak pernah menjadi kurir sabu bagi bandar yang ada di Bima. Pada suatu waktu, saya dan seseorang pernah ditangkap Polisi. Namun saya dan teman saya itu lolos dari jeratan hukum. Sebab saat ditangkap, Polisi tidak menemukan BB sabu di tangan kami berdua,” kata NS.
Berperan sebagai pengguna sabu, diakuinya belum berakhir sampai disitu. Tetapi masih terus dilakoninya. Hanya saja, dia mengaku lolos dari tangan Polisi.
“Jauh-jauh hari sebelum ditangkap Polisi hingga dikerangkeng didalam sel tahanan Polres Bima Kota ini, saya menggunakan sabu hanya untuk tujuan menenangkan pikiran. Saya menggunakan sabu, bukan untuk kepentingan kepuasaan pada hal “tertentu”,” tuturnya.
Dari kisah nyata sebagai pengguna aktif sabu, NS kemudian membongkar “hubungan khususnya” dengan seorang terduga bandar berinisial HR. Selama kenal dan berhubungan pacaran dengan HR, ia mengaku sangat nyaman. Kenyamanan itu diakuinya bukan karena disuguhkan sabu secara gratis oleh HR. Tetapi diakuinya ada hal lain yang sangat menarik pada diri HR.
“Setiap waktu saya disuguhkan untuk menggunakan sabu oleh HR. HR orangnya sangat baik kepada saya. Faktor penampilanya juga sangat menarik. HR memiliki banyak teman perempuan, tetapi saya tidak merasa cemburu terhadapnya. Yang tertarik pada HR, tentu bukan saya saja. Tetapi banyak wanita yang tertarik denganya. Dan bahkan sempat terbesit dalam pemikiran saya, yakni ingin menjadi istri kedua dari HR. Tetapi seiring dengan perjalanan waktu, saya dan HR pun tak lagi saling bertemu. Dan sampai dengan hari ini, saya tak pernah berkomunikasi lagi dengan HR,” terangnya.
Menjalani hidup pada alur yang dinilai tidak benar oleh NS, bukan saja soal sabu. Tetapi ia mengaku pernah membangun hubungan serius dengan seorang oknum. Menurutnya NS, dirinya dengan oknum tersebut sempat berpacaran selama 2 tahun. Membangun hubungan serius dengan yang bersangkutan, ia sangat berharap agar kehidupannya bisa berubah ke jalan yang benar layaknya orang lain.
“Kami berpacaran dengan status beda Agama. Selama hubungan itu berlangsung, harapan saya ia bisa membimbing saya. Karena hubungan antara saya dengan dia sudah sangat serius, saya pun harus rela mengikuti keyakin (Agama) dia. Dan pasca itu, saya pun menjalaninya. Namun dalam perjalanan, ternyata dia sudah punya istri. Dan menjadikan saya sebagai istri keduanya adalah hal yang sangat sulit. Ya, maka pilihan satu-satunya adalah berpisah,” beber NS.
Kendati telah berpisah dari oknum tersebut, kebiasaannya menggunakan sabu diakuinya belum berakhir. Tetapi masih berlangsung secara terus menerus. Dia kembali mengaku, terakhir kali dia menggunakan sabu adalah di salah satu kamar kos di Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda-Kota Bima. Pada saat itu, dia mengaku berpesta sabu dengan PRW.
“Tak lama kemudian, Tim Cobra Alpha datang ke kamar kos itu untuk menangkap saya dengan PRW. Itu adalah kali terakhir saya menggunakan sabu,” jelas NS.
Proses hukum tekait kasus itu terus bergulir hingga akhirnya NS dan PWR ditetapkan secara resmi sebagai tersangka dan kemudian ditahan di dalam sel tahanan Polres Bima Kota. Di balik jeruji besi itu, ia menemukan sebuah ilham. Yakni bertemu dengan seorang Ustadz yang juga tahanan.
“Sejak bertemu dengan Istadz tersebut di dalam sel tahanan Polres Bima Kota, saya tinggalkan Agama sebelumnya. Selanjutnya saya kembali ke Agama asal saya yakni Islam. Dan mulai saat itu saya melaksanakan Sholat dan mengaji. Dan sampai sekarang, tidak terus mengaji dan tidak pernah meninggalkan Sholat lima waktu sehari-semalam,” ucap NS.
Dari kisah kelam berkepanjangan yang dijalaninya hingga harus hidup di balik jeruji besi, ia berharap kepada semua pihak terutama anak-anak muda agar menghindari Narkoba maupun Miras. Kesadaranya tumbuh dan berjanji untuk tidak lagi menyentuh barang haram tersebut, diakuinya setelah dirinya kembali ke jalan yang benar di dalam sel tahanan Polres Bima Kota. Yakni rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan Sholat lima waktu.
“Tak ada kepuasaan apapun yang bisa diperoleh dari Narkotika maupun Miras. Kecuali, kita hanya dihadapkan dengan kehidupan penuh beban. Ya, beban terhadap diri sendiri. Dosa terhadap Allah SWT dan dosa terhadap kedua orang tua serta keluarga. Bukan itu saja, Narkoba bisa menguras segalanya. Yakni mulai dari materi, terlibat dalam pergaulan bebas, terisolasi dari orang-orang baik dan yang paling pahit adalah dipenjara ketika ditangkap oleh Polisi. Sekali lagi, cukuplah saya yang menjadi korban dari Narkoba maupun Miras. Jangan ada lagi korban lainnya,” saran NS.
Di dalam sel tahanan Polres Bima Kota, ia mengaku menemukan banyak perubahan yangdiakuinya sangat berarti bagi dirinya. Di balik jeruji besi itu pula, ia mengaku mendapatkan banyak nilai-nilai penting bagi kehidupan yang sesungguhnya. Yakni soal Agama, Allah SWT yang setiap hari diajarkan oleh seorang Ustadz serta sejumlah personil Polres Bima Kota.
“Terimakasih ustadz. Terimakasih, apresiatif, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Kapolres Bima Kota, AKBP Rohadi, S.IK, MH beserta jajaranya karena setiaphari selalu membimbing saya ke jalan yang Allah SWT. Sekali lagi, dari kisah kelam itu saya temukan jalan yang benar. Dan saya benar-benar ingin bertaubat nasuhah. Harapan saya setelah bebas nanti yakni ingin bekerja dan bisa memberikan contoh yang baik kepada orang lain,” pungkas NS. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda