Kesadaran Soal Lingkungan Ditumbuhkan Melalui Kampus Terbaik di Pulau Sumbawa Ini

Mata Dunia Soal Lingkungan Dibuka Melalui KKN Tematik UM Bima 
Angkatan ke-IV Tahun 2025

Visioner Berita Bima-Kondisi pegunungan di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu sangat kritis. Pergeseran lingkungan akibat penanaman jagung, ilegal loging hingga ke Daerah Sumber Mata Air (DAS) di tiga daerah tersebut, ditegaskan sebagai pemicu utama terjadinya banjir bandang.

Keprihatinan soal lingkungan di tiga daerah tersebut, dijelaskan terjadi sejak lama dan bahkan masih berlangsung sampai dengan saat ini. Berbagai upaya mengembalikan fungsi lahan yang antara lain merubah tanaman jagung ke tanaman lain yang diharapkan bisa memastikan hijaunya kawasan hutan, pun hingga saat ini dijelaskan jauh dari kata maksimal.

Mulai dari makin tingginya suhu panas dan krisis air bersih yang dialami oleh tiga daerah, khususnya di Pulau Sumbawa tersebut ditegaskan menjadi bukti nyata bahwa sampai saat ini kondisi lingkungan yang “sangat jauh” dari kata pulih. Sementara kesadaran menanam pohon dengan harapan agar hutan bisa hijau kembali, dinilai sangat minim.

Atas kondisi lingkungan yang diakui sangat memprihatinkan di tiga daerah tersebut, dunia Akademik Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) dibawah kendali Rekrornya, DR.Ridwan M. Said, SH, MH memberi contoh dan ketauladanan yang dinilai sangat baik kepada berbagai elemen masyarakat. Antara lain aksi nyata soal mengembalikan lingkungan tersebut melalui upaya menanam berbagai macam pohon di pekarangan Kampus II UM Bima.

“Kesadaran soal lingkungan ini antara lain kita tumbuhkan di Kampus II UM Bima ini. Berbagai macam pohon di sini kita tanam sejak Kampus ini dibangun. Alhamdulillah sekarang berbagai macam pohon yang ditanam tersebut kini sudah tumbuh dan berkembang dengan sangat baik. Atas kerja nyata tersebut, kini kita semua merasakan suasana yang sangat sejuk di sini,” tandas sosok Rektor penghobi dunia sepak bola ini kepada Media Online www.visionerbima.com beberapa hari lalu.

Sosok Rektor kelahiran Desa Ngali Kecamatan Belo-Kabupaten Bima yang dikenal kaya soal inovasi ini memaparkan, untuk ke depan di Kampus II UM Bima ini pihaknya akan menanam pohon yang buahnya bisa dinikmati oleh banyak orang.  

“Terkait penanaman berbagai ragam pohon dan bunga sudah kita lakukan di Kampus II UM Bima ini kini sudah mulai tumbuh dan berkembang dengan sangat baik. Untuk ke depan kita akan tanam pohon jeruk, nangka dan lainya yang Insya Allah buahnya akan dinikmati oleh kita semua. Mohon do’a dan dukungan morilnya,” harap sosok Rektor berpenampilan sederhana yang dikenal tak pernah jauh dari buku ini.

Sosok Rektor yang dikenal kaya akan kreasi nyata ini kemudian menjelaskan, hal-hal penting lain soal pemulihan lingkungan di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Kabupaten Dompu. Kesadaran soal perbaikan lingkungan tersebut, diakuinya dilakukan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Termatik Angkatan ke-IV tahun 2025. Budaya menanam yang dilakukan oleh Mahasiswa-mahasiswi KKN Tematik Angkatan ke-IV tahun 2025 pada UM Bima tersebut, diakuinya bukan bukan saja di kawasan-kawasan hutan kritis.

Tetapi upaya menumbuhkan kesadaran soal lingkungan tersebut, juga diakuinya dilaksanakan di pekarangan-pekarangan warga. Pohon yang ditanam tersebut antara lain mangga, nangka, duren, jeruk dan lainya. Upaya tersebut diakuinya bukan saja memberi dampak positif bagi kesehatan lingkungan setempat. Namun diharapkan ke depanya bisa menongkrak nilai ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat pada objek KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025. Dan diakuinya pula, upaya mulia tersebut tersebut disambut dengan sangat baik oleh masyarakat.  

“Dari sekitar 800 orang mahasiswa-mahasiswi KKN Tematik tersebut memilik Kelompok Kerja (Pokja) yang antara lain di bidang lingkungan yang tersebar di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Dalam kaitan itu, wajib hukumnya mereka menanam pohon di kawasan-kawasan hutan yang sangat kritis hingga ke DAS. Jika tidak dilaksanakan, tentu saja mereka dianggap gagal. KKN Tematik tersebut masih berlangsung sampai dengan hari ini dan Alhadulillah dilaksanakan dengan sangat baik,” terang sosok Rektor yang dikenal tak banyak bicara tetapi kian memperkaya karya nyata ini.

Upayan nyata yang dilaksanakan melalui KKN Tematik tersebut, diakuinya sebagai salah satu bentuk nyata dari panggilan jiwa UM Bima dengan harapan bisa membuka cakrawala berfikir dan keputusan realistis berbagai pihak bahwa sesungguhnya bencana banjir bandang yang melanda tiga daerah dimaksud dipicu oleh kerusakan lingkungan yang teramat parah, antara lain karena aksi pembalakan hutan secara liar.

“Jauh-jauh hari sebelum Pokja KKN Tematik pada UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025 di lepas di tiga daerah dimaksud, terlebih dahulu melakukan pemetaan sasaran di tiga daerah dimaksud. Yakni mulai dari masalah stunting, Narkoba, lingkungan, wilayah yang dianggap rawan bagi terjadinya kasus tindak pidanakejahatan terhadap perempuan dan anak dibawah umur, hukum dan ekonomi, kewirausahaan dan lainya. Hasil pemetaan tersebut ditindak lanjuti oleh Pokja melalui KKN Tematik ini. Pada moment yang sama, antara lain soal upaya pemulihan lingkungan oleh Pokja KKN Tematik ini juga melibatkan partisipasi masyarakat di tiga daerah itu pula,” jelasnya.

Upaya-upaya nyata pihak UM Bima melalui KKN Tematik Angkatan ke-IV tahun 2025 ini, ditegaskanya bukan bermuara pada pemberian reward kepada mahasiswa yang dianggap berhasil melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan di tiga daerah dimaksud. Tetapi juga akan melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah di tiga daerah itu pula.

“Rekomendasi-rekomendasi yang Insya Allah akan diberikan kepada Pemerintah di tiga daerah tersebut merupakan wujud nyata dari kerjasama yang baik dengan Kampus II UM Bima. Antara lain harapanya yakni soal lingkungan yang mendesak adanya perhatian serius dari Pemerintah ditiga daerah itu pula,” ujar Ridwan.

Ridwan kemudian memasikan bahwa KKN Tematik Angkatan ke-IV tahun 2025 pada UM Bima ini dilaksanakan secara serius, profesional, terukur dan bertanggungjawab (tepat sasaran). Sebab, masing-masing Pokja KKN Tematik tersebut dikawal dan diawasi secara ketat oleh Dosen Pembimbingnya.

“Tugas dan tanggungjawab masing-masing Dosen Pembimbing adalah mengarahkan dan memastikan masing-masing Pokja KKN Tematik ini melaksanakan tugas dan tanggungjawab pada sasaran yang jauh-jauh hari sebelumnya telah dipetakan. Hal ini dilaksanakan sejak Kampus ini berdiri, pada moment KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025 dan Insya Allah berbagai upaya nyata tersebut akan dilakukan sampai kapanpun,” tuturnya.

Ridwan menambahkan, KKN Tematik pada UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025 selaras dengan fenomena dan tuntutan global dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas tahun 20245 sesuai cita-cita besar Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto. Antara lain soal kerusakan lingkungan, diakuinya, Narkoba dan stunting bukan saja terjadi di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Tetapi masalah serius tersebut terjadi di seluruh penjuru Negeri di Indonesia.

“Pokja KKN Tematik pada UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025 bukan saja tersebar di tiga daerah di Pulau Sumbawa-NTB tersebut. Tetapi juga ada di Riau dan di Luar Negeri (LN) yakni di Taiwan. Pokja KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025 di Taiwan tersebut adalah Mahasiswa-Mahasiswi yang dibiayai melalui beasiswa dari Pemerintah Taiwan pula,” ulasnya.

Melalui KKN Tematik Angkatan ke-IV UM Bima ini, terbesit mimpi sekaligus harapan yang sangat besar. Yakni antara lain UM Bima akan dijadikan sebagai “laboratorium humanisme dunia”. Melalui KKN Tematik ini, UM Bima menunjukan kepada dunia tentang tingginya nilai humanisme terhadap lingkungan dan ekologi yang ada di dalamnya, perhatian serius terhadap kondisi kemanusiaan melalui sosialisasi guna mengantisipasi masalah stunting dan Narkoba, mengikis angka pengangguran melalui upaya sosialisasi dan edukasi tentang kewirausahaan, sosialisasi sekaligus edukasi terkait Kesadaran Hukum (Kadarkum) kepada masyarakat, meminimalisir tingkat degradasi moral bangsa melalui sosialisasi dan edukasi tentang nilai keagamaan hingga issue-issue sosial lain yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang tentu saja mendesak upaya nyata dari berbagai pihak.  

“Insya Allah mimpi besar menjadikan UM Bima sebagai laboratorium humanisme dunia kita gagas melalui KKN Tematik Angkatan ke-IV tahun 2025 ini. Sekali lagi, kesadaran partisipatif untuk menjawab berbagai tantangan dan fenomena serta tuntutan global tersebut kita tumbuhkan dengan kerja nyata melalui dunia pendidikan, salah satunya oleh UM Bima ini. Soal lingkungan misalnya, satu pohon saja yang kita tanam di kawasan-kawasan kritis itu tentu saja memiliki nilai dan manfaat yang sangat besar. Oleh sebab itu, melalui Kampus UM Bima ini kita mengajak masyarakat di manapun untuk membudayakan menanam pohon sebagai upaya mengatisipasi terjadinya banjir bandang dan krisis air bersih di kemudian hari,” imbuhnya. (RIZAL/AL/DK/DINO

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.