Jumlah Mahasiswa UM Bima 6000 Orang, Alasan Mereka Pilih Kuliah di Kampus Terbaik di Pulau Sumbawa Ini?
Pilihan Cerdas Berbasikan Pikiran Memajukan Bima
Pesona dan Keasrian UM Bima. Lokasi: Kampus II UM Bima di Kelurahan Ule Kecamatan Asakota-Kota Bima |
Visioner Berita
Kota Bima-Tercatat
4 tahun Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima) berubah status dari Sekolah
Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Bima. Kendati usianya tergolong masih
seumur jagung, namun minat masyarakat di sejumlah daerah yakni Kota Bima,
Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan bahkan dari Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk
melanjutkan studi baik Sarjana (S-1) maupun S-2 (Pasca Sarjana) diakui kian
tinggi.
Catatan penting dan aktual terkini Media Online www.visionerbima.com mengungkap adanya berbagai fenomena menarik di UM Bima yang diakui sebagai Kampus terbaik, khususnhya di Pulau Sumbawa ini. Peraturan Kementerian Pendidikan Tinggi (Kemendikti) RI yang mewajibkan SDM Dosen Pengajar Mahasiswa S-1 bergelar S-2 misalnya, di Kampus Hijau nan asri ini (UM Bima) terlihat menjemputnya secara cerdas.
Sang Nakhoda yang juga Rektor UM Bima, Ridwan M. Said, SH, MH nampaknya sudah mempersiapkan hal itu secara matang jauh sebelum Kampus ini berstatus Universitas. Hampir semua SDM Dosen Pengajar baik S-1 maupun S-2. Dan tahun 2028 Kampus ini memiliki target besar dan hal itu diakui memiliki korelasi (hubungan) dengan misi Indonesia Emas tahun 2045 yang digagas oleh Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto. Yakni semua SDM Dosen di Kampus UM Bima mutlak bergeral Doktor (Dr).
Dalam kaitan itu, UM Bima telah mengirim sejumlah SDM Dosen untuk mengikuti kegiatan Program Doktoral baik di dalam negeri maupun ke Luar Negeri (LN) yakni Taiwan. Usai mengikuti program tersebut, mereka akan kembali mengajar di UM Bima.
Kendati usianya tergolong masih sangat muda, UM Bima diakui mampu membuktikan tuntutan dan kebutuhan masyarakat Bima dan Dompu yang selama ini dinilai membuang banyak biaya untuk melanjutkan studi di daerah lain di Indonesia. Yakni menyiapkan sarana dan fasilitas yang dinilai sangat memadai pada fase Program S-1). Yakni Fakultas Kesehatan (Fakes), Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (FTIK), Fakultas Agama Islam (FAI) dan Fakultas Hukum dan Ekonomi. Sementara untuk Program Pasca Sarjana (S-2), UM Bima telah menyiapkan dua Prorgam Studi. Yakni Magister Hukum (MH) dan Master Pendidikan Agama Islam (M.Pdi)
Terkait itu pula, berbagai fasilitas yang telah disiapkan sejak awal oleh pihak UM Bima. Hampir semua SDM Dosen untuk Program S-1 bergelar Doktor (Dr), Dosen untuk Program S-2 semua semuanya bergelar Dr. Ruang kelas yang sangat bersih, meja dan kursi belajar sangat berkualitas serta sangat apik, lampu-lampu pada ruang kelas yang sangat indah dan sejuk, ruang kelas full Air Conditioner (AC), Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didukung oleh Proyektor hingga soal nilai humanisme antara seluruh Civitas Akademika setempat dengan seluruh Mahasiswanya yang sejak awal hingga kini masih terjaga dengan sangat baik.
Sementara upaya-upaya realistis lain yang disiapkan sejak awal hingga kini oleh UM Bima guna memastikan seluruh Mahasiswanya tetap dalam kondisi nyaman, antara lain menyiapkan Masjid dan Musholla, WC umum di dalam Kampus dan persiapan air bersih. Kebutuhan tersebut diakui tersedia di tiga gedung Kampus UM Bima. Kampus I yang berlokasi di wilayah Kelurahan Na’e Kecamatan Rasanar Abarat-Kota Bima, Kampus II yang berlokasi di Kelurahan Ule Kecamatan Asakota-Kota Bima dan Kampus III yang berlokasi di Kelurahan Na’e Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima.
Upaya penelusuran Media Online www.visionerbima.com juga menguak sejumlah hal menarik lainya. Antara lain mutu dan kualitas UM Bima dan Prodi terkait yang diakui secara Nasional maupun Internasional. Diantaranya kualitas rancangan dan penyusunan konsep hukum terkait Uji Materi tentang Undang-Undang Kejaksaan oleh pihak Mahkamah Konsitusi (MK), antara lain Kompetisi Gizi Internasional di Malaysia sukses mengantarkan Prodi Gizi UM Bima di urutan 13 yang diikuti oleh 132 Negara di dunia dan sejumlah Inovasi lain yang diakui oleh salah satu Kementerian RI.
Misi besar UM Bima tidak sebatas menargetkan seluruh SDM Dosen Pengajar pada tahun 2028 mutlak bergelar Dr. Tetapi memiliki target lainya yang dinilai sangat spektakuler, dengan harapan bisa diwujudkan. Yakni menjadikan UM Bima sebagai “Laboratorium Humanisme” dunia. Humanisme terhadap alam serta isinya.
Menyongsong misi besar tersebut, UM Bima telah memulainya dengan beberapa persoalan penting yang dinilai sangat layak untuk diteladani. Sejak awal hingga kini, seluruh Civitas Akademika UM Bima memastikan malayani keragaman antar sesama (memahami dan menghormati), kesantunan dalam melayani, kelembutan dari sisi tutur kata (kualitas komunikasi), kesedeerhanaan dalam berpenampilan. Tak hanya itu, seluruh Civitas Akademika UM Bima sejak awal hingga kini masih sangat kuat menjunjung tinggi nilai Agama, norma, adab, budaya dan nilai-nilai penting bagi kehidupan Bangsa dan Negara, tak terkecuali soal komunikasi tanpa sekat dengan berbagai kalangan.
Sementara kesholehan sosial Kampus terbaik di Pulau Sumbawa ini, tercatat bukan saja terhadap warga tak mampu. Antara lain meringankan beban biaya rumah sakit kepada sejumlah pasien tak mampu, ikut berpartisipasi menggalang dana melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) untuk korban bencana kebakaran hingga banjir bandang di sejumlah daerah di Pulau Sumbawa, berpartisipasi membantu RSUD Kota Bima dan Kabupaten Bima soal donor darah hingga bocoran informasi menjelaskan membantu biaya kuliah bagi Mahasiswa tak mampu serta reward (penghargaan khusus) kepada Mahasiswa berprestasi dan berdedikasi nyata.
Kesholehan sosial UM Bima dan seluruh Civitas Akademikanya, tercatat bukan saja terhadap sesama manusia. Tetapi juga cinta nyatanya terhadap lingkungan. Kondisi pegunungan khususnya di Bima dan Dompu yang sejak lama hingga kini dalam kondisi sangat kritis, tercatat dijawab secara cerdfas dan realistis oleh seluruh Civitas Akademika dan Mahasiswa UM Bima.
Antara lain hal itu dijawab melalui menanam beragam pohon di Kampus II UM Bima hingga penghijauan sejumlah wilayah di Kota Bima Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu melalui Kelompok Kerja (Pokja) Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Angkatan ke-IV tahun 2025. Melalui KKN Tematik tersebut, Pokja Mahasiswa mengahdirkan sebuah inovasi baru. Yakni meluncurkan program Sampah Mas yang ditindak lanjuti dengan konsep Akademik tentang management pengendalian dan pengolahan sampah di Desa Kaboro Kecamatan Lambitu-Kabupaten Bima tahun 2025.
Inovasi Pokja KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025 juga menyentuh pada wilayah pemberdayaan bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat oleh Mahasiswa Fakutas Hukum dan Ekonomi, Program Studi (Prodi) Kewirausahaan di Desa Bumi Pajo Kecamatan Donggo-Kabupaten Bima. Bentuk kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat tersebut yakni merubah kulit lapisan dalam dan biji durian yang selama ini dianggap sampah menjadi kue yang sangat lezat untuk dinikmati serta menjanjikan soal pasar (nilai jual).
Masih di Desa Bumi Pajo tersebut, Pokja Mahasiswa KKN Tematik UM Bima Angkatan ke-IV tahun 2025 juga hadir dengan sebuah inovasi yang dinilai sangat spektakuler dan mulia. Sebab, iovasi tersebut diakui sangat membantu para petani di Desa Bumi Pajo pula. Yakni pembuatan alat tetes air untuk tanaman jagung dan tanaman lainya. Dan atas tiga inovasi yang dinilai sangat spektakuler tersebut, masyarakat Desa Kaboro dan Bumi Pajo menyampaikan apresiasi, terimaksi, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada UM Bima.
Masih soal UM Bima, kendati usianya tergolong masih sangat muda, namun atas sederetan dedikasi dan kredibilitas terbaiknya tersebut hingga kini masih menempatkan Kampus ini sebagai “idola utama” masyarakat di Pulau Sumbawa dan bahkan dari NTT (antara lain Kupang dan Manggarai Barat). Rektor UM Bima, Dr. Ridwan M. Said, SH, MH enggan berkomentar banyak.
Sosok Rektor anak Desa kelahiran Ngali Kecamatan Belo-Kabupaten Bima yang dikenal sebagai pekerja keras hingga menjadi “kuli bangunan” Masjid Haedar Nashir di Kampus II UM Bima (pembangunan masih berjalan namun Masjid Haedar Nashir sudah bisa digunakan untuk ibadah Sholat) ini memastikan bahwa dirinya dan seluruh Civitas Akademika setempat telah membulatkan tekad untuk menumpahkan segala fikiran dan tenaga demi UM Bima dan masa depanya.
Beragam kiprah terbaik tersebut, diakui hingga kini masih memposisikan UM Bima sebagai “idola utama” masyarakat di Pulau Sumbawa bahkan NTT. Data terkini yang diperoleh Media ini mengungkap, total jumlah Mahasiswa UM Bima sebanyak 6000 orang. Ribuan Mahasiswa dari berbagai Fakultas dan Prodi tersebut tersebar di tiga gedung UM Bima. Yakni di Kampus I, Kampus II dan Kampus III.
Alasan Rasional dan Bertanggungjawab Mereka Pilih Kuliah di UM Bima
Salah seorang Mahasiswi Semester III Fakes, Prodi Gizi yakni Awaliah (warga asal Kabupaten Dompu) mengemukakan alasan bertanggungjawabnya memilih kuliah di UM Bima. Lajang cantik, sangat baik dan pintar berbahasa Inggris ini menyatakan bahwa UM Bima merupakan Kampus terbaik di Pulau Sumbawa.
“Ini merupakan Kampus terbaik di Pulau Sumbawa. Saya tahu hingga memilih Kampus ini karena di sini ada Fakes, Prodi Gizi. Dan ini adalah satu-satunya di Pulau Sumbawa. Saya pun makin tertarik untuk memilih kuliah di Kampus ini juga atas pengalaman terbaik dari ayah saya. Maksudnya, ayah saya adalah Alumni UM Bima juga. Jika di sini ada Fakes dan Prodi Gizi, tentu saja kita tidak perlu kuliah di luar sana. Kuliah di sini saja, akomodasi dan transportasinya sangat murah. Sekali lagi, akan lebih baik kita memajukan daerah sendiri ketimbang memperkaya daerah lain di luar sana,” ujar Awaliah kepada Media ini di Kampus III UM Bima, beberapa hari lalu.
Awaliah menjelaskan, berbagai sarana dan fasilitas yang ada di UM Bima sangat mumpuni. Gedung dan ruangan kuliah serta lingkunganya pun diakuinya sangat rapi, sejuk dan bersih. Tiba waktunya untuk Sholat di saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), diakuinya sejak awal telah disiapkan Musholla dan Masjid di Kampus ini pula. Tak hanya itu, WC umum juga telah disiapkan sejak awal oleh Kampus ini. Sementara soal kebutuhan air bersih, juga diakuinya tak pernah kekurangan di UM Bima.
“Keakraban hubungan antaran Mahasiswa dengan Dosenya pun sangat baik. Pun demikian hubungan antar Mahasiswa yang ada di Kampus ini pula. Hampis semua Dosen pengajar di Kampus ini bergelar Dr, sungguh luar biasa. Dan berbagai pertimbangan rasional serta bertangungjawab tersebut menjadi alasan saya dan teman-teman yang lain untuk memilih kuliah di Kampus UM Bima. Output dari Kampus ini pun sangat baik dan diakui adanya. Ini bukan sekadar wacana, tetapi nyata adanya,” terang pemilik mata indah yang bercita-cita menjadi Ahli Gizi yang baik untuk anak Negeri ini (Awaliah).
Pengakuan yang sama juga datang dari Mahasiswa Baru (Maba) FTIK, Progi Ilmu Komputer UM Bima yakni Herlina Dewi. Sosok wanita cantik dan sangat ramah asal Desa Baralau Kecamatan Monta-Kabupaten Bima (Herlina Dewi) menegaskan, memilih kuliah di UM Bima atas panggilan jiwa dan pengalaman dari kakaknya yang juga seniornya (Alumni UM Bima).
“Karena di sini ada FTIK dan Prodi Ilmu Komputer, untuk apa kuliah jauh-jauh di luar sana. Untuk itu, lebih lebih bagus saya kuliah di sini. Dan dalam kaitan itu, seluruh keluarga sangat mengapresiasi keputusan saya tersebut. Sekali lagi, saya mengajak keluarga di Bima untuk kuliah di Kampus terbaik di Pulau Sumbawa ini. Sebab, saran dan fasilitasnya sangat lengkap. Dan hampir semua Dosen Pengajarnya bergelar Dr,” terangnya.
Maba asal Desa kamunti Kecamatan Donggo-Kabupaten Bima, Nining Anjarwati juga mengemukakan hal senada. Sosok anak muda ramah, cantik, bekulit sawo matang dan suple ini mengutarakan hal serupa. Ia memilih kuliah di Kampus terbaik di Pulau Sumbawa ini karena beragam alasan rasional dan bertanggungjawab.
“Cerita dan pengalaman para senior menjadi sarana bagi saya untuk memilh kuliah di Kampus ini. Jika sarana dan fasilitas di Kampus ini lengkap dan sangat mumpuni, kenapa harus buag-buang biaya besar untuk keliah di luar sana yang pada akhirnya memperkaya daerah lain. Melalui kesempatan ini pula, saya ingin berpesan kepada seluruh kuluarga untuk memajukan tanah kelahiran kita sendiri. Output dari Kampus ini juga sama dengan di Kampus-Kampus di luar sana,” papar Nining.
Selain itu, Maba Pasca Sarjana yang juga Alumni Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang, Dia juga mengutarakan hal yang sama. Istri dari Wakil ketua DPRD Kabupaten Bima yakni Erwi ini juga mengakui kelengkapan sarana dan fasilitas yang ada di UM Bima. Kendati banyak Kampus di luar sana untuk melanjutikan Study Pasca Sarjana, namun Diah mengaku lebih memilih melanjutkan Studi yang sama di UM Bima.
“Sarana dan fasilitas untuk melanjutkan Studi S-2 di sini sangat lengkap dan mumpuni. Hampir semua SDM Dosen di Kampus ini bergelar Dr. Kita patut bersyukur bahwa UM Bima telah berhasil menganttisi perputaran uang orang Bima ke luar sana melalui Kampus ini. Ini merupakan upaya cerdas sekaligus pilihan terbaik yang dilakukan melalui dunia Kampus. Dengan memilih kuliah di UM Bima, itu mencerminkan bahwa orang Bima telah menunjukan kualitas kecerdasanya di dalam memajukan tanah kelahiranya sendiri. Sekali lagi, kuliah di UM Bima itu sangat efektif dan efisien,” tandas Diah. (RIZAL/AL/AA/DK/DINO)
Tulis Komentar Anda