Barisan Peduli Anti Narkotika Nusantara (BPANN) Mempunyai Icon Gerakkan Satu Langkah Berjuta Makna

Oleh: Cecep Kurniawan (Sekjend DPP BPANN)

Cecep Kurniawan
Saat ini, hampir diyakini tidak ada daerah, baik di tingkat kota, kecamatan, atau kelurahan yang terbebas dari penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Di daerah yang kena wabah narkoba, akibatnya sudah amat jelas. Selain yang kena narkoba menjadi tidak produktif, kehadirannya amat membebani bahkan menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan lingkungan, dan memicu aksi-aksi kejahatan di masyarakat.

Sepertinya, penduduk saat ini merasa tidak aman di lingkungan tempat tinggal mereka. Kemungkinan penyebabnya adalah keberadaan para pengedar narkoba dan tindak kekerasan di jalan yang berkaitan erat dengan narkoba. Karena narkoba sangat mahal, para pecandu sering kali berpaling pada tindak kejahatan untuk membiayai kebiasaan mereka. 

Keadaan buruk ini sudah menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat, sehingga narkoba saat ini diperangi. Masyarakat mencoba beragam cara untuk mengatasi permasalahan narkoba, namun caranya bersifat individu dengan partisipasi masyarakat yang minim.

Pengalaman di dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba yang efektif memerlukan peranan aktif dari segenap lapisan masyarakat. Termasuk di dalamnya orangtua, guru, tokoh masyarakat dan agama, kelompok remaja, dan warga lainnya. Ini berarti bahwa pemberdayaan masyarakat memang sangat diperlukan agar bisa mengatasi masalah narkoba.

Partisipasi dan kolaborasi segenap masyarakat adalah strategi yang sangat diperlukan untuk merespon secara multi disiplin pada permasalahan penyalahgunaan narkoba yang sangat kompleks. Dengan kenyataan ini, sepertinya tidak ada satu sistem atau kelompok pun yang bisa memberantas dan mencegah sendiri penyalahgunaan narkoba di lingkunganya.

Pemerintah saja tidak bisa sendirian dalam mengatasi masalah narkoba. Persoalan penyalahgunaan narkoba yang sangat kompleks menuntut penanganan secara komprehensif dan terpadu, dengan partisipasi aktif dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok yang mempunyai potensi membantu generasi muda mencegah penyalahgunaan narkoba.

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membangun jaringan masyarakat melawan narkoba:

Langkah 1
Pilihlah satu kecamatan, kelurahan, RW/RT, dengan warga masyarakat yang peduli/siap mendukung kegiatan pencegahan; ada potensi kerjasama dari pemerintah dan LSM;  dan mempunyai sumber daya, sebagai tempat program pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Langkah 2
Identifikasi dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan melakukan pendekatan atau interaksi sosial untuk membangun kepercayaan.

Langkah 3
Bermitra dengan kelompok seperti LSM, organisasi sosial (orsos), organisasi masyarakat (ormas), yang berpengalaman tentang program pencegahan penyalahgunaan narkoba atau di bidang kesejahteraan/kesehatan masyarakat.

Bekerja sama dengan orsos seperti PKK yang berpengalaman di bidang kesehatan dan kesejahteraan anak, serta kelompok remaja seperti karang taruna, remaja masjid/gereja, dan LSM sangat membantu menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pencegahan.

Langkah 4
Mengadakan survey untuk mempelajari dan menganalisa masalah narkoba di tempat tertentu khususnya tentang tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang masalah narkoba; keadaan dan jangkauan masalah narkoba; jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan; penyebab penyalahgunaan; program/tindakan pencegahan yang sudah terlaksana; kelompok masyarakat yang terlibat dalam program pencegahan; dan sumber daya yang tersedia.

Langkah 5
Pengorganisasian secara terpadu seperti pembentukan/penetapan/pengukuhan satuan tugas anti-narkoba. Tugas satgas ini adalah untuk menyusun kebijakan dan rencana kerja tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba, melaksanakan mengkoordinasikan dan mengevaluasi upaya-upaya pencegahan di tingkat masyarakat.

Langkah 6
Mengembangan kapasitas dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan untuk menghasilkan tenaga masyarakat yang terampil dan profesional mampu melaksanakan program.

Langkah 7
Penilaian besar dan luasnya masalah narkoba di masyarakat sebagai baseline data seperti angka prevalensi penyalahgunaan narkoba, jenis-jenis narkoba yang disalahgunakan, penyebab penyalahgunaan, data lapangan tentang kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat, program/tindakan pencegahan yang sudah terlaksana; kelompok masyarakat yang terlibat dalam program pencegahan.

Langkah 8
Penyusunan rencana kerja dan monev. Penyusunan rencana pencegahan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan secara partisipatif untuk membangun rasa memiliki “sense of ownership” sehingga berkomitmen kuat untuk menjalankan dan mewujudkan program-program yang direncanakan.

Penyusunan program pencegahan bersama-sama di tingkat masyarakat dengan lembaga pemerintah terkait non-pemerintah, LSM, orsos, adalah strategi yang sangat efektif untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam program pencegahan. Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakat akan berpartisipasi aktif dan mendukung program apabila mereka terlibat dari awal.

Kegiatan-kegiatan pencegahan yang dapat dilaksanakan selain desiminasi informasi, penyuluhan dan pendidikan, melalui kegiatan rutin di masyarakat, juga perlu pendekatan terpadu antara sekolah dan masyarakat. Pendekatan ini dilakukan karena disadari bahwa sekolah yang melibatkan masyarakat dalam kegiatan pencegahan akan memperoleh banyak manfaat, antara lain komitmen masyarakat dalam bentuk waktu, bantuan keuangan, dan bantuan lain.

Strategi yang dapat dilakukan untuk membangun jaringan antara masyarakat dan sekolah adalah pembentukan panitia pencegahan di sekolah. Diperlukan juga pendekatan keamanan di mana masyarakat bekerjasama dengan polisi untuk membantu mengurangi kriminalitas yang berkaitan dengan narkoba. Kerjasama antara polisi dan masyarakat di tingkat kelurahan sangat diperlukan untuk mengurangi, mencegah dan menangkal peredaran narkoba di RW/RT, selain memberi rasa aman dan tenteram bagi warga. (***)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.