Satu Persatu Korban Yang Didudga Ditipu VV Buka Suara, Kali ini Dari Sape dan Labuan Bajo

Inilah Deasy (Korban dari Labuan Bajo)
Visioner Berita Kota Bima-Kasus dugaan penipuan dengan modus arisan dan investasi online yang dikendalikan oleh VV (27) yang memakan puluhan korban dengan total nilai kerugian ratusan juta rupiah, secara resmi sudah dilaporkan oleh sejumlah korban ke Mapolsek Rasanae Barat-Polres Bima Kota, 19/3/2018). Sejumlah saksi dan pelapor, sudah dans edag dimintai keterangan oleh penyidik Polsek Rasanae Barat.

Kendati VV mengaku bahwa dirinya juga ditipu namun tidak menjelaskan siapa penipunya, namun kini satu persatu korban yang diduga ditipunya mulai buka suara. Setelah sejumlah korban di Mapolsek Rasanae Barat kemarin buka suara sembari menunjuk sejumlah bukti berupa kwitansi, kini korban yang berdomisili di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT yang bernama Deasy buka suara. “Saya mau menceritakan tentang apa yang kami alami terkait arisan HP dengan sistim online yang dikendalikan oleh VV itu. Saya juga adalah korbannya,” ungkap Deasy melalui selulernya, Senin malam (19/3/2018).

Ibu rumah tangga (IRT) yang berprofesi sebagai pedagang ini mengungkap, jumlah anggota arisan HP merk Samsung J7 Prime yang dikendalikan oleh VV tersebut sebanyak 25 orang. Sementara yang sudah keluar arisan HP tersebut,k diakuinya berjumlah 18 orang. Sayangnya, Deasy mengaku tidak mengenal-nama 18 orang yang arisannya sudah keluar tersebut.

“Dari belasan nama yang sudah menerima arisan tersebut, menyebar di sejumlah wilayah. Ada yang di Sape, Kota Bima, Labuan Bajo dan lainnya. Saya tidaki mengenal anggota arisan tersebut, maklum arisan tersebut jalurnya lewat onlie.

Sebanyak 25 orang peserta arisan HP Samsung J7 prime tersebut, diakuinya memiliki group online.  Masing-masing peserta arisan tersebut, menyerahkan uang sebesar Rp140 ribu setiap kali kocok dengan jangka waktu selama 25 kali. Dan dalam satu bulan katanya, sebanyak tiga kali kocok. “Uang yang kami masukan dalam arisan HP tersebut, sudah terhitung sembilan belas kali. Dari 19 kali setoran tersebut, yang sudah dikocok baru 18 kali.  Jadi yang satu kalinya belum dikocok, padahal kami sudah mentransfer uang. Dan, sampai sekarang belum juga dikocok arisan. Dan, kami juga tidak tahu apa alasan VV tidak mengocok arisan tersebut,” beber Deasy.  

Soal arisan dari 25 kali kocok tersebut, masih tersisa tujuh orang yang belum dikocok arisannya. Dari tujuh orang tersebut bebernya, sudah menyetorkan uang masing-masing Rp2.660.000. “Jadi totalnya, ya sekitar Rp14 juta lebih. Setiap kali kami menghubungi VV untuk menanyakan kapan arisan HP tersebut dikocok, yang bersangkutan justeru menganggap enteng. Ditelphone, di SMS dan ditanyakan melalui akun Fbnya, VV juga tak pernah menggubrisnya. Bahkan di group arisan tersebut di Medsos, VV juga sudah keluar. Oleh karenanya, kami bingung tentang bagaimana caranya untuk menghubungi dia. Namun, akun Fbnya masih aktif, dia juga terlihat tetapopen order barang-barang seperti parfum, pakaian wanita dan lainnya,” tandas Deasy.  

Deasy kembali menjelaskan, setiap pihaknya mempertanyakan soal tersebut melalui akun Fbnya, VV tidak pernah menggubrisnya. “Mingkin saja dia menganggap enteng, karena posisi kami sedang di Labuan Bajo. Selama ini, setiap kali dia mengocok arisan dimaksud selalu di videokan. Namun sisanya yang tujuh kali itu, sampai sekarang agak macet-macet dan dia berjanji akan mengocok arisan tersebut-tetapi sampai sekarang tak dilaksanakan juga. Padahal, kami baru mentransfer uang namun arisan HP tersebut tidak juga dia kocok sampai sekarang.  Sekali lagi, uang kami yang masuk untuk arisan HP tersebut sudah terhitung 19 kali dengan besaran masing-masing Rp2.660.000.

Total uang yang sudah diserahkan ke VV selama ini, diakuinya senilai Rp18.620.000.  Sementara cara pihaknya menyetrokan uang arisan kepada VV, itu ada yang ditrasfer dan ada pula yang diberikan langsung secara tunai.

“Dari jumlah anggota arisan HP sebanyak 25 orang tersebut, tidak semua berada di group arisan online. Katanya dia, nama-nama selain di group online itu ada juga tetangganya dia dan ada juga orang lain. Namun, anggota arisan yang bukan di group online tersebut adalah orang yang dia kenal. Nama-nama 7 orang yang belum dapat arisan itu sudah saya kirim ke WA kawan-kawan lain yang jadi korbannya, dan ada pula dalam catatan saya ini,” terangnya.  

Untuk di Labuan Bajo ujar Deasy, terdapat dua korban yang diduga ditipu melalui arisan online oleh VV. Yakni dirinya dengan Rara. Hanya saja,  sampai saat ini Deasy mengaku belum pernah bertemu Rara. “Si VV ini mengaku ke kami punya rumah di Pane. Tentang dia mengontrak (kost) di Pane dan kemudian berpindah kost ke Melayu, kami juga tidak tahu. Awalnya saya mengenal VV ini melalui Medsos, dan sering juga saya memesan barang-barang ke dia melalui online. Pesanan tersebut sangat lancar dia kirimkan. Selanjutnya, kami saling mengenal dan kemudian diajak untuk ikut ke group arisan online

Deasy kembali menjelaskan, untuk arisan online yang dikendalikan oloeh VV dengan jumlah anggota sebanyak 25 orang tersebut, dalam satu bulan dilaksanakan tiga kali kocok. “Sebahagian besar nama itu, katanya sudah menerima arisan. Namun, kami tidak tahu tentang identitas orang yang katanya sudah menerima arisan tersebut. Terkait laporan kawan-kawan di Mapolsek Rasanae Barat itu, jujur untuk saat ni kami belum bisa ke Kota Bima. Oleh karenanya, kami minta tolong kepada kawan-kawan yang lainnya untuk memberikan keterangan ke Polisi, dan mereka juga mau,” pungkas Deasy.

Selain Deasy, korban asal warga Desa Parangina Kecamatan Sape yakni Junari alias Ratu juga mengungkap keluhan yang sama terkait dugaan penipuan dengan modus operandi arisan HP Samsung J7 Prime yang dikendalikan oleh VV. Selasa pagi (20/3/2018), Ratu mendatangi Mapolsek Rasanae Barat-Polres Bima Kota untuk melaporkan VV secara resmi. Usai memberikan keterangan ke penyidik setempat, Junari kemudian memberikan keterangan ke awak media. “Awalnya, saya serting belanja online kepada VV, yakni berupa kosmetik dan lainnya. Awal-awalnya, VV baik-baik saja. Setelah hubungan baik melalui belanja online, akhirnya VV membuka arisan pnline dan sayapun tertarik untuk ikut di dalamnya,” jelas Ratu.

Kegiatan arisan HP secara online tersebut, sebelumnya sangat lancar. Namun akhir-akhir ini, kegiatan tersebut sudah tidak lagi dilaksanakan oleh VV. Jumlah anggota dalam arisan online tersebut, juga diakuinya sebanyak 25 orang. “Saya sudah memasukan uang sebanyak 19 kali untuk arisan HP secara online tersebut kepada VV. Total uang yang saya serahkan ke dia adalah Rp2.660.000. berhentinya online tersebut, sampais ekarang tidak pernah dia konfirmasikan kembali ke kami.yang jelas, saya sudah menyerahkan uang tersebut, namun nama saya belum keluar alias belum dikocok,” ungkap Ratu.

Inilah Ratu (korban asal Desa Parangina Kecamatan Sape Kabupaten Bima)
Ratu kemudian membeberkan, jenis alrisan online yang dikendalikan oleh VV bukan saja soal HP Samsung J7 Prime. Tetapi, juga ada arisan untuk mendapatkan uang Rp3 juta sebula dengan jumlah anggota 10 orang.

“Masing-masing anggota meyerahkan uang Rp300 ribu per bulannya sehingga total nilainya Rp3 juta. Untuk arisan yang ini, setiap kali kocok maka anggota akan menerima uang sebesar Rp3 juta. Yang saya tahu itu arisan uang, namun VV bilang itu arisan kulkas. Untuk arisan tersebut, tercatat sudah delapan kali, kami menyerahkan uang tersebut kepada VV.  Arisan tersebut, katanya sudah delapan kali kocok. Berarti masih dua kali kocok lagi, sementara uang uang arisan tersebut sudah saya serahkan sebesar Rp5.60.000,” beber Ratu.

Ratu mengaku. Baik uang arisan HP maupun arisan kulkas tersebut, dia mengaku sering mendesak VV untuk mengembalikannya. Namun diakuinya, VV tidak pernah menggubrisnya. Bahkan setiap kali Ratu meminta uang tersebut agar segera dikembalikan, namun jawaban yang diterimanya dari VV adalah berupa kata-kata kasat. “Setiap saya minta agar uang tersebut dikembalikan, namun yang bersangkutan sering bicara kasar. Dan bahkan, dia menantang agar kami melaporkan kasusnya ke Polisi. Dia menegaskan ke kami, tidak akan pernah tajkut jika kasusnya dilaporkan ke Polisi,” sebut Ratu.

Uniknya, Ratu mengaku tidak mengenal nama-nama dari 10 orang anggota yang ikut arisan kulkas tersebut. “Jujur, saya tidak tahu nama-nama mereka. Tetapi katanya, sudah delapan orang yang telah mendapatkan arisan kulkas itu. Katanya lagi, tinggal saya dengan salah seorang yang di luar Kota yang belum mendapatan arisan tersebut. Intinya, saya sudah melaporkan kasus ini ke Polisi. Dan dalam kasus ini, sayapun akan siap menjadi saksi bersama teman-teman lainnya yang diduga telah ditipu oleh VV itu,” tegas Ratu.

Hinggab berita ini ditulis, kasus tersebut masih ditangani secara serius oleh pihak Polsek Rasanae Barat-Polres Bima Kota. Beberapa pelapor dan sejumlah saksi, diakui penyidik setempat, telah dimintai keterangannya.

“Pelapornya berbeda-beda, namun satu nama yang dilaporkan yakni VV. Kendati laporannya berbeda-beda, namun modus operandi terduga terlihat sama. Yakni arisan online dan investasi online. Kasusnya masih ditangani secara intensif, kita lihat perkembangan selanjut apakah pelapornya hanya cukup satu orang sementara yang lainnya akan dijadikan saksi ya kita lihat saja nanti,” sahut seorang penyidik yang meminta namanya tidak dipublikasikan, Selasa (20/3/2018)

Menariknya, kasus dugaan penipuan dengan meodus operandi arisan onlinje dan investasi online ini juga mengorbankan dua isteri Polisi-sebut saja Ainun dan Maawar. Tak hanya itu, seorang Dokter bernama Vety, juga ditengarai sebagai korban dari kasus dugaan penipuan yang dilakukan oleh VV ini. Hingga berita ini ditulis, VV belum dipanggil oleh penyidik. Kabarnya, yang bersangkutan akan panggil sekaligus diperiksa setelah pelapor dan saksi-saksi diminta keterangannya secara lengkap yang disertai dengan barang bukti (BB) maupun alat buktinya. (Gilang/Nana/AL/Buyung/Wildan)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.