HUT Kota Bima, Panas “Membakar Hingga ke Tulang” Namun Pesona Rimpu Tak Pudar

***Peristiwa Spektakuler di Ujung Lensa Awak Media***

Pesona Rimpu pada HUT Kota Bima ke-16 tahun 2018
Visioner Berita Kota Bima-Kamis (5/4/2018) merupakah, Kota Bima memasuki umurnya yang ke 16. Dan pada moment ini juga, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawah kendali Walikota, HM. Qurais H. Abidin menyelenggarakan kegatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Bima yang ke-16. Ratusan peserta yang melibatkan seluruh SKPD-OPD Kota Bima, FKPB, BUMN, TNI-Polri, berbagai suku dan budaya serta lainnya di Kota Bima ikut terlibat pada moment spektakuler ini.

Diantaranya Bima, Sumatera, Lombok, Badura, Padang, Batak, Bali, Jawa, Manggara Barat-NTT, Sunda, Arab, China yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bima, Kupang-NTT, Pelajar mulai dari SD hingga SMU sederajatm, Mahasiswa dan lainnya. Ratusan peserta yang menampilkan berbagai performa dan pakaian ada masing-masing terlibat pada HUT Kota Bima ke-16 ini. Kegaiatan Pawai Budaya HUT Kota Bima ke-16 tahun 2018 ini, dibuka secara langsung oleh Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin.

Performa Rimpu mengusung spektakuler pelaksanaan HUT Kota Bima ke-16 tahun 2018
Pawai budaya ini yang menampilkan berbagai beragam pakaian ada dan budaya ini, dibuka secara resmi oleh Walikota Bima sekitar pukul 7.30 Wita. Starting pawai budaya ini, dibagi menjadi dua tempat. Sebahagian perserta pawai budaya star dari Paruganae Convention Hall dan berakhir di depan panggung penyambutan (podium utama) yang berlokasi di depan Kantor Walikota Bima di jalan Soekarno-Hatta. Demikian pula halnya dengan ratusan peserta pawai budaya titik starnya di lapangan Pahlawan Raba.

Liputan langsung sejumlah awak media baik cetak maupun online pada moment yang sangat meriah ini melaporkan, terdapat banyak hal spektakuler yang diperlihatkan oleh para peserta pawai budaya ini. Diantaranya, Rimpu yang disebut-sebut sebagai hijab tradisional sekaligus warisan leluhur Bima sangat semarak pada moment pawai budaya. Panasnya matahari “hingga membakar tulang”, nyata adanya pada moment tersebut.

Masih soal Rimpu yang ditampilkan pada Pawai Budaya HUT Kota Bima ke-16 tahun 2018
Akibatnya, tak sedikit peserta pawai yang kelelahan dan memburu minuman segar yang dijual di lokasi pawai budaya. Tetapi, pesona Rimpu terlihat tak pernah pudar. Berbagai model Rimpu yang terbuat dari kain tenunan asli Bima Bima, menjadi satu pioint penting yang mampu mengusung spektakulernua pelaksanaan pawai budaya. Rimpu yang digunakan olehpeserta pawai mulai dari remaja hingga orang tua tersebut, terlihat tampil dengan berbagai model-corak. Salah satunya ada yang bercorak Salungka (songket), dan ada pula yang bermotifkan garis-garis yang dihiasi oleh berbagaimacam warna.

Sementara kaum pria Bima mulai dari ramaja hingga orang tua, juga terlihat dengan menggunakan sarung asli Bima yang terbuat dari tenunan tradisional, Sambolo (kopiah tradisional Bima), selempang tradisional yangt terbuat dari tenunan tradisional, dan dipingggang sebelah kananannya masing-masing terpasang keris pusaka. Sementara para peserta yang berasal dari suku dan budaya lainnya, pada moment tersebut tampil dengan kekhasannya masing-masing.

Dari arena HUT Kota Bima ke 16-2018
Liputan langsung sejumlah awak media pada moment tersebut juga melaporkan, sejumlah suku di luar Bima terlihat memainkan berbagai adegan yang berkaitan dengan budaya masing-masing daerahnya. Tak hanya itu, atraksi silat tradisional Bima juga diperankan pada moment yang disambut meriah oleh Walikota Bima beserta sejumlah pimpinan SKPD-OPD dan FKPD pada –panggung utama itu.

Sepanjang jalan gajah mada mulai dari Paruganae Convention Halll hingga ke Raba, terlihat dipenuhi oleh peserta pawai budaya. Ribuan warga, juga terlihat nyata menjadi penonton (saksi) pada kegiaatan meriah ini. Tumpah ruah manusia, terlhat nyata di pinggiran jalan guna menyaksikan berbagai performa budaya yang ditampilkan pada pawai budaya ini. Modelnya, juga sama dengan pawai budaya yang dilaksanakan pada kegiatan HUT Kota Bima sebelumnya.

Ketua TP-PKK Kota Bima, Hj. Yani Marlina HM. Qurais dalam pesona pesona Rimpu pada HUT Kota Bima
Atraksi=atraksi tradisional, pada moment tersebut bukan saja diperankan oleh orang dewasa. Tetapi, hal yang sama juga dilakoni oleh anak-anak SD yang menggunakan pakaian khas Bima. Walikota Bima, HM. Qurais bersama sejumlah pejabat seperti Kapolres Bima Kota, Dandim 1608 Bima, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Raba-Bima, delegasi dari Kejari Raba-Bima, Ketua TP-PKK Kota Bima dan sejumlah pihak penting lainnya yang berada di atas penggung utama terlihat memberikan aplusan terhadap bwerbagai betuk atraksi budaya serta performa khas masing-masing daerah pada moment pawai budaya HUT Kota Bima ke-16 tahun 2018.

Terlihat Walikota Bima menerima pemberian dari peserta Pawai Budaya HUT Kota Bima ke-16 tahun 2018
Pun dalam liputan langsung sejumlah awak media pada moment tersebut, selain menyambut pawai budaya dengan penuh semangat, Walikota Bima menerima sejumlah cendera mata dari sejumlah peserta pawai budaya dari sejumlah daerah. Sementara itu, pihak TNI dan Polri pada moment tersebut terlihat sangat sibuk mengamankan suasana pawai dari pagi hingga akhir kegiatan sekitar pulul 13.30 Wita. Plt Kabag Humas Protokol setempat, Syahrial Nuryadin SIP, MM juga terlihat sangat sibuk mengatur kelancaran pelaksaaan pawai budaya.

Singkatnya, kendati matahari sangat panas pada moment tersebut, tak pernah terlihat adanya korban, seperti pingsa dan lainnya. Anak-anak SD yang terlibat pada kegiatan tersebut juga terlihat sangat semangat. Efek positif lainnya yang ditimbulkan oleh moment pawai budaya HUT Kota Bima ini, juga menuntungkan para pedagangan. Berbagai bentuk minuman dingin, jajan dan lainnya yang dipajang oleh para pedagang di sekitar lokasi panggung utama juga terlihat habis terjual.  

Walikota Bima (dua dari kanan) bersama pimpinan FKPD pada Pawai Budaya HUT Kota Bima ke-16 tahun 2018
Kegiatan pawai budaya kali ini, dilaporkan berlangsung sukses, aman dan lancar. Aparat keamanan baik TNI maupun Polri melakukan penjagaan secara ketat, hal tersebut juga dibantu oleh Sat Pol PP dan aparat Perhubunagan setempat yang sejak paghi mengatur arus lalu lintas hingga kegiatan selesai. Karena jalan utama Soekarno-Hatta digunakan untuk pelaksanaan pawai budaya, maka jalur lalu lintas sejak pagi dialihkan ke jalan gajah mada. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.