Heboh Oknum Lurah Sarae Sunat Insentif RT dan RW se Kelurahan
RT dan RW ini Ungkap kasus pemotongan insentif oleh oknum Lurah Sarae |
Visioner Berita Kota Bima-Upaya revolusi mental yang dicanangkan
oleh Walikota Bima, HM. Qurais H. Abidin utuk kalangan birokrasinya, belum
sepenuhnya berjalan secara optimal. Indikasi itu ditemukan melalui sebuah kasus
dugaan penyimpangan nyang dilakukan oleh oknum Kepala Kelurahan Sarae Kecamatan
Rasanae Barat Kota Bimam, Iskandar S. Sos.
Setelah menghebohkan Kota Bima
dengan kasus pembagian Rastra yang diduga berbau politik jelang Pilkada Kota
Bima, kini Iskandar dihebohkan oleh sebuah kasus. Yakni, adanya pemotongan insentif para RT dan RW di seluruh Kelurahan Sarae. Masing-masing RT
disunat insentifnya sebanyak Rp75 ribu untuk tiga bulan. Sementara untuk
insentif seluruh RW di Kelurahan Sarae disunat masing-masing Rp75 ribu per
orang.
Kasus tersebut diungkap secara
gambalng oleh sejumlah personil RT dan RW se Kelurahan Sarae kepada Visioner
belum lama ini. Diantaranya Idris alias Bram, Zulkifli alias Agil, Gunawan, M.
Said, Zainudin, Taufikurrahman dan Mujidin.
“Untuk triwulan mulai dari
Januari sampai dengan Maret 2018, masing-masing RT harus menerima insentif sebesar
Rp600 ribu, namun yang diterimanya masing-masing hanya Rp525 ribu. Dan
masing-masing RW yang harus menerima Rp575 per orang, namun yang diterimanya
hanya Rp600 ribu. Intinya, seluruh RT di Sarae untuk tri wulan ini hanya
menerima masing-masing Rp525 ribu, dan masing-masing RW se Kelurahan Sarae
hanya menerima Rp600 ribu per orang. Jelasnya, per RT dan RW di sunat
masing-masing Rp75 ribu untuk tri wulang ini oleh Lurah Sarae itu,” ungkap
mereka.
Sejumlah RT dan RW di Kelurahan
Sarae ini menegaskan, pihaknya tidak mengetahui tentang apa yang menjadi dasar
iskandar melakukan penyunatan insentif itu. Pihaknya juga mengaku
mempertanyakan kepada Seklu Sarae yakni Fazurrahman SIP terkait pemotongan
insentif tersebut, namun Seklu mengaku tidak tahu. “Kecuali, Seklu menyatakan
itu terjadi di luar pengetahuannya. Maksud seklu kepada kami, pemotongan
tersebut dilakukan senidiri oleh Iskandar (Lurahn Sarae),” tandas mereka.
Mereka menjelaskan, soal
pemotongan insentif oleh oknum Lurah sarae tersebut juga dipertanyakannya
kepada Camat Rasanae Barat. Jawaban yang diperolehnya dari Camat, diakuinya
tidak ada aturan yang mempebolehkan pemotongan insentif bagi RT maupun RW. “Kami
sudah ke Camat Rasanae Barat untuk menanyakan terkait pemotongan insentif oleh
Lurah Sarae ini. Namun, Pak Camat mengaku tidak tahu dan tidak ada dasar bagi
pemotongan insentif bagi RT dan RW oleh Lurah. Olehnya demikian, aksi
pemotongan insentuif tersebut dilakukan secara pribadi oleh Lurah Sarae,”
tandas mereka.
Mereka kembali menyatakan,
pihaknya akan mempertanggungjawabnkan keakurasian data tentang pemotongan
insentif para RT dan RW se Kelurahan Sarae oleh Iskandar. “Ini bukan dugaan
lagi mas, tetapi fakta yang akan kami pertanggungjawabkan dunia-akhirat. Lha,
dugaan bagaimana sementara pemotongan insentif kami oleh Iskandar ini adalah
nyata adanya,” tanya mereka dengan nada tegas.
Lurah Sarae, Iskandar S.Sos |
Terkait kasus ini, pihaknya
mendesak Dewan dan Walikota Bima untuk memanggil dan memintai
pertanggungjawaban Iskandar selaku Kepala Lurah Sarae. “Sebelumnya, kami
berkeinginan untuk melaporkan kasus ini e Unit Tipikor Polres Bima Kota, namun
masih harus disepakti dulu dengan seluruh RT dan RW di Kelurahan Sarae. Namun,
tidak tertutup kemungkinan bahwa kasus ini akan kami laporkan ke Unit Tipikor
Polres Bima Kota,” tutur mereka.
Mereka menambahkan, tahun-tahun
sebelumnya tidak ada pemotongan Insentif para RT dan RW Kelurahan Sarae. Namun,
pihaknya mengaku kaget terkait pemotongan insentif para RT dan RW se Kelurahan
Sarae oleh iskandar untuk tri wulan pertama tahun 2018. “Tahun sebelumnya, tak
ada pemotongan insentif RT dan RW oleh Pak Lurah itu. Namun, kami kaget tentang
pemotongan insentif untuk tri wulan pertama tahun 2018,” pungkasnya.
Hingga berita ini ditulis, oknum Lurah Sarae Iskandar
S. Sos belum berhasil dikonfirmasi. Berkali-kali dihubungi melalui selulernya,
Iskandar enggan mengangkat telephonenya. Didatangi ke kantornya, pun Iskandar
tidak terlihat. Sementara pertanyaan media ini melaljui SMS terkait kasus
tersebut, sama sekali tidak dijawab oleh Iskandar. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda